Benarkah Pasien Covid-19 yang Memakai Ventilator Lebih Dekat dengan 'Jurang Kematian'? Sebuah Studi Menunjukkan Berapa Peluang Bertahan Hidup Bagi Mereka yang Gunakan Alat Bantu Pernapasan Ini

Khaerunisa

Penulis

Ventilator atau alat bantu pernapasan menjadi salah yang diandalkan untuk membantu pasien Covid-19 menghadapi gejala penyakit ini

Intisari-Online.com - Ventilator atau alat bantu pernapasan menjadi salah yang diandalkan untuk membantu pasien Covid-19 menghadapi gejala penyakit ini.

Seperti diketahui, masalah pernapasan merupakan salah satu gejala yang terjadi pada sebagian pasien Covid-19.

Namun, sebuah studi di Inggris menunjukkan bahwa pasien yang memakai ventilator hanya memiliki peluang 34% untuk bertahan hidup.

Melansir Dailystar.co.uk (27/4/2020), Studi dari Pusat Penelitian dan Audit Nasional Perawatan Intensif telah mengklaim hal tersebut.

Baca Juga: Rekor Suram, Spanyol Mencatat 950 Kematian Akibat Virus Corona Dalam Sehari, Polisi Mengharap Sumbangan Masker Snorkeling untuk Diubah Jadi Ventilator

Klaim oleh peneliti tersebut didasarkan dari penelitian yang memantau 6.720 pasien Covid-sakit kritis.

Di antara orang-orang yang memerlukan bantuan pernapasan tingkat lanjut, yang dikenal sebagai ventilasi invasif, di bawah dua pertiga pasien meninggal.

Data menunjukkan bahwa 65,4% dari pasien, meninggal setelah membutuhkan ventilasi mekanik dalam perawatan kritis, sementara 34,6% pada perawatan yang sama kemudian boleh pulang.

Pusat Penelitian dan Audit Nasional Perawatan Intensif (ICNARC) membandingkan ini dengan mereka yang membutuhkan ventilasi non-invasif, seperti masker oksigen.

Baca Juga: Cara Unik Para Pelajar di China Kembali ke Sekolah setelah Lockdown Akibat Covid-19, Harus Gunakan Topi Ini di Kepala Mereka untuk Tetap Mencegah Penyebaran Virus Corona, Bisa Ditiru Indonesia?

Di antara mereka yang memiliki pengobatan non-invasif, 81,9% pulih dan 18,1% meninggal.

Penelitian ini memberikan bukti yang menunjukkan bahwa ventilasi tidak memberikan perawatan yang menyelamatkan jiwa.

Beberapa dokter bahkan menyuarakan kekhawatiran ventilasi dapat membahayakan pasien, mengklaim ventilator meningkatkan peradangan paru-paru.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 28 April 2020, Leo Tanyakan Pada Diri Sendiri Mengapa Anda Makan Daging dan Scorpio Luangkan Waktu untuk Yoga

Petugas medis telah memperingatkan memompa oksigen bertekanan ke paru-paru dapat mengiritasi organ dan merusak mereka lebih lanjut.

Dr Tiffany Osborn, seorang spesialis perawatan kritis di Fakultas Kedokteran Universitas Washington, menjelaskan kerusakan ventilasi yang dapat ditimbulkan pada paru-paru.

Dia mengatakan kepada NPR: "Ventilator itu sendiri dapat merusak jaringan paru-paru berdasarkan berapa banyak tekanan yang diperlukan untuk membantu oksigen diproses oleh paru-paru."

Baca Juga: Sering Mengantuk di Siang Hari Saat Berpuasa? Ini Penyebab dan 9 Cara Mengatasinya

UCNARC menemukan bahwa, dari 4.078 pasien di mana hasil diketahui, sekitar 2.067 telah meninggal, sementara 2.011 bertahan.

Tingkat kematian 50,7% di antara semua orang yang dirawat di perawatan intensif sedikit lebih rendah daripada dalam laporan terakhir ICNARC pada awal April - yang menempatkan tingkat kematian pada 51,6%.

Baca Juga: Berbeda dari Disinfektan Biasa, Peneliti Hong Kong Temukan Lapisan Antivirus Corona, Aman untuk Kulit dan Tidak Beracun!

Artikel Terkait