Find Us On Social Media :

AS Siapkan Rencana Darurat Setelah Tahu Kim Jong-un Kritis, Ini Kondisi yang Paling AS Takutkan Terjadi di Korut Jika Sang Pemimpin Meninggal

By Tatik Ariyani, Rabu, 22 April 2020 | 12:11 WIB

Kim Jong-Un Dikabarkan Dalam Kondisi Kritis Usai Operasi

Intisari-Online.com - Daily NK, media yang dikelola oleh pembelot Korea Utara, melaporkan bahwa Kim Jong Un melakukan prosedur operasi kardiovaskular.

Dia disebut tengah melakukan proses pemulihan di sebuah vila yang berlokasi di kawasan Hyangsan County, swetelah disebut operasi pada 12 April.

"Perokok berat, obesitas, dan kelelahan menjadi faktor mengapa Kim langsung menjalani operasi jantung," ulas Daily NK yang mengutip sumber.

Spekulasi pun langsung merebak setelah CNN mengutip sumber AS yang menyatakan, mereka tengah memantau adanya laporan intelijen.

Baca Juga: Sebelum Dikenal Sebagai Gangster yang Kejam, Dulunya Yakuza Dianggap Robin Hood yang Ciptakan Hubungan Romantis

Dalam laporan itu, disebutkan Kim Jong Un "berada dalam kondisi kritis setelah operasi", tanpa menyebutkan bentuk informasi seperti apa.

Meski kabar itu belum jelas, pemerintah AS memiliki rencana kontingensi yang luas untuk kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Sumber membahas rencana itu di tengah laporan-laporan kondisi kesehatan Kim yang saling bertentangan.

Sumber-sumber yang sama mendesak agar berhati-hati tentang laporan-laporan yang mengklaim Kim menghadapi masalah kesehatan serius setelah menjalani prosedur kardiovaskular.

Baca Juga: Perjuangan Inggit Garnasih, Istri ke-2 Soekarno yang Terlupakan, Selalu Setia hingga Rela Jadi Tulang Punggung Keluarga

Sumber intelijen pertahanan mengatakan kepada Fox News pada hari Selasa bahwa pemerintah AS memiliki rencana yang luas jika Kim meninggal.

Tentu rencana itu dengan mempertimbangkan semua kerumitan yang dapat timbul dari kematiannya.

Melansir Fox News, Selasa (21/4/2020), pejabat itu menggambarkan kemungkinan adanya krisis kemanusiaan skala besar di Korea Utara dengan jutaan orang yang menghadapi kelaparan dan perpindahan massal warga Korea Utara ke Cina.

Baca Juga: Ulang Tahun ke-94, Ratu Elizabeth II Punya 11 Rahasia untuk Tetap Bugar dan Panjang Umur

Sumber-sumber intelijen mengatakan kepada Fox News bahwa bagian dari rencana itu akan sangat bergantung pada China untuk turun tangan dan membantu mengelola situasi di dalam Korea Utara.

Hal itu sebagian karena kedekatan China dan sebagian karena tantangan logistik dari AS yang menyediakan bantuan kemanusiaan.

Meski kabar kondisi kesehatan Kim beredar, secara spesifik kondisi Kim masih belum jelas, karena Korea Utara terkenal karena menahan dan memelintir berita di dalam perbatasannya.

Para pejabat Korea Selatan meremehkan implikasi dari laporan-laporan ini, tidak mencatat aktivitas luar biasa di Korea Utara.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan, dalam menanggapi laporan, bahwa "itu tidak benar" dan bahwa "tidak ada tren khusus."

"Kami tidak memiliki informasi untuk mengonfirmasi tentang rumor masalah kesehatan Ketua Kim Jong Un yang telah dilaporkan oleh beberapa media," kata juru bicara kepresidenan Korea Selatan Kang Min-seok.

Baca Juga: Kematian Ganjil Elisa Lam, Mayatnya Ditemukan di Tangki Air Hotel hingga Gelagat Aneh yang Terekam CCTV Sebelum Ditemukan Tewas

"Juga, tidak ada perkembangan tidak biasa yang terdeteksi di Korea Utara," tambahnya.

Spekulasi sering muncul tentang kepemimpinan Korea Utara berdasarkan kehadiran di acara-acara penting negara.

Sebuah sumber intelijen mengatakan kepada Fox News pada Senin bahwa ada kecurigaan bahwa Kim tidak sehat sejak 15 April setelah dia tidak menghadiri acara terpenting Korea Utara, hari ulang tahun kakeknya Kim II Sung.

Kantor Berita Pusat Korea Utara mengklaim Kim memimpin pertemuan pada 11 April yang membahas pencegahan virus corona dan memilih saudara perempuannya sebagai anggota pengganti biro politik Partai Buruh yang berkuasa.

Media pemerintah sejak itu melaporkan bahwa Kim juga mengirim salam kepada Presiden Suriah Bashar Assad dan Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel serta "penyebaran ulang tahun" kepada dua pejabat Korea Utara dan seorang centenarian baru.

Sementara itu, sumber mengatakan kepada Fox News bahwa Gedung Putih mengetahui laporan kesehatan Kim, tetapi belum ada konfirmasi tentang kondisinya.

Baca Juga: Tragisnya Kisah Para 'Wanita Penghibur' Kim Jong Un, Dapat Kehidupan Mewah Tapi Harus Alami Penderitaan Ini

Pembicaraan antara Presiden Trump dan Kim mengenai program nuklir Korea Utara telah lama terhenti.

Satu sumber mencatat bahwa selama pertemuan puncak terakhir mereka, orang asing yang dekat dengan Kim mencatat pernafasan luar biasa berat untuk seseorang seusianya.

Pada hari Selasa, Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa pemerintah sedang "mengawasi laporan dengan cermat."

"Kami memantau laporan ini dengan sangat cermat dan seperti yang Anda tahu Korea Utara adalah masyarakat yang sangat tertutup, tidak ada pers yang bebas di sana, mereka sangat keliru dengan informasi yang mereka berikan pada banyak hal, termasuk kesehatan Kim Jong Un," Kata O'Brien.