Penulis
Intisari-online.com -Sebuah kejadian mengerikan terjadi di Nova Scotia, negara bagian Kanada.
Melansir dari cnn.com, seorang polisi justru tembaki para warga sipil tidak bersalah.
Bagaimana bisa polisi justru lakukan tindakan keji tersebut?
Bahkan korban salah satunya adalah anggota kepolisian Persemakmuran Kanada atau Royal Canadian Mounted Police.
Rupanya, sosok penembak tersebut bukan seorang polisi.
Ia adalah pria bersenjata yang menyamar menjadi polisi.
Demi menjaga perasaan keluarga korban, masih belum diberitakan siapa saja korban kepada media.
Dalam konferensi pers Minggu sore, polisi gambarkan kekacauan tersebut dengan puluhan telepon panggilan polisi datang bersamaan dari sebuah properti di Portapique, Nova Scotia.
"Saat polisi datang ke TKP, anggota polisi temukan beberapa hal ganjil di dalam dan di luar rumah," ujar Chris Leather, Pimpinan Royal Canadian Mounted Police (RCMP).
Polisi tidak yakin berapa banyak orang yang meninggal atau cedera.
Korban dari RCMP adalah Heidi Stevenson, seorang ibu dua anak dan veteran 23 tahun.
Petugas RCMP lain sedang dirawat di rumah sakit untuk cedera ringan.
Leather mengatakan pencarian tersangka berlangsung sampai larut malam.
Pencarian tersebut menuntun mereka ke beberapa TKP yang terpisah beberapa kilometer.
Tersangka akhirnya ditemukan Minggu dini hari di sebuah pemberhentian truk.
Ia ditemukan dalam keadaan meninggal.
Tersangka dikenali sebagai Gabriel Wortman, 51.
Ia luput dari kejaran polisi beberapa jam pada hari Minggu saat penembakan dilaporkan di berbagai lokasi daerah tersebut.
Pencarian tersangka cukup sulit karena tersangka menggunakan seragam RCMP sebagaimana disebutkan di awal ia menyamar menjadi polisi.
Ia juga mengendarai mobil polisi, seperti dijelaskan oleh Leather.
Oleh karenanya Leather menganggap hal ini bukanlah aksi asal.
Ia memilih korbannya secara acak, dan mendesak mereka yang mengendarai motor untuk menepi sebelum kemudian membunuh mereka.
Dari total 18 korban yang ia bunuh, selain anggota kepolisian, petugas koreksi, perawat dan guru.
Gabriel Wortman tinggalkan jejak di 16 TKP yang masih diteliti oleh polisi.
Lebih mengerikan lagi, 16 TKP tersebut adalah rumah-rumah yang dibakar sampai rata dengan tanah.
Polisi yakin masih ada korban di dalam sisa-sisa bangunan tersebut.
Motif pembunuhan berantai ini sampai saat ini masih ditelusuri.
Leather mengatakan Wortman kenal dengan beberapa korban, tetapi sisanya adalah orang asing baginya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini