Find Us On Social Media :

Bukan Sedang Menjajakan Peti Mati, Sosok Pria yang Keliling Kampung Bawa Peti Mati ini Justru Sosok Penting yang Lakukan Edukasi Corona, Bagaimana Bisa?

By May N, Sabtu, 18 April 2020 | 14:54 WIB

 

Intisari-online.com - Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar melakukan sosialisasi pencegahan virus corona (Covid-19) kepada warganya dengan cara berbeda dan unik.

Sehan melakukan sosialisasi keliling desa di setiap kecamatan dengan naik di atas mobil bak terbuka.

Tak lupa, Sehan juga membawa peti mati sebagai isyarat bahwa virus corona sangat membahayakan.

Menurut Sehan, pada situasi sekarang ini dengan pandemi Covid-19, masyarakat cukup resah, kadang mereka tidak terlalu paham sosialisasi yang formal.

Baca Juga: Raja Hutan Menguasai Wilayahnya Lagi, Akibat Lockdown Karena COVID-19, Singa-singa Ini Menikmati Harinya di Jalan-jalan yang Biasa Diisi Manusia

"Makanya, saya berupaya untuk turun ke desa-desa.

"Dalam satu kecamatan, saya melakukan sosialisasi di tiga sampai empat desa.

"Tujuannya, biar rakyat tahu apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahannya," kata Sehan saat dilansir dari Kompas.com, Jumat (17/4/2020) malam.

Video aksi kocak Bupati Boltim Sehan Landjar saat melakukan sosialisasi ke rakyatnya viral di media sosial Twitter dan Facebook.

Baca Juga: Memilukan, Dinyatakan Sembuh Covid-19 Lalu Pulang ke Rumah, 3 Pasien Corona Ini Justru Meninggal Dunia

Seperti terlihat dalam unggahan akun Twitter @husainabdullah1.

Ia mengunggah aksi kocak Bupati Boltim saat melakukan sosialisasi.

Dalam unggahannya itu, Husain memberikan keterangan "Inilah Jubir Corona terbaik".

Hingga pukul 21.06 Wita, video berdurasi 2 menit 30 detik itu sudah di-retweet 2.169 kali, disukai 3.736 kali, dan 45.000 kali tayang.

Baca Juga: Corona Makin Ganas, Ada Dokter yang Malah Klaim Makan Daging Anjing dan Kucing dapat Melawannya, Penjualan pun Kembali Meningkat

"Rakyat Boltim, tinggal di rumah atau tinggal di rumah sakit atau tinggal di peti atau tinggal kenangan. Cuma tiga pilihan. Kalau sabar tinggal di rumah satu bulan ini torang (kita) aman dari corona. Tapi, kalau tidak sabar kase tunjung jago (so jagoan) berarti mo tinggal di rumah sakit," demikian sepenggal petikan video Sehan Lanjdjar.

Menurut Sehan, sosialisasi tidak boleh membuat rakyat tegang.

"Sosialiasi dengan gaya saya sendiri.

"Jadi, masyarakat lebih rilekslah," sebutnya.

Baca Juga: Kabar Baik, Ilmuwan Temukan dua 'Obat Ajaib' yang Diuji di Asia Tenggara, Disebut Bisa Menyembuhkan Virus Corona dan Melindungi Tubuh dari Covid-19

Dalam sosialisasinya, Bupati Boltim itu juga membawa peti mati.

"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam.

"Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif," ujar Sehan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulut ini menjelaskan, dengan sosialiasi yang ia lakukan, masyarakat akan makin waspada dan disiplin.

Baca Juga: Negaranya Kena Sanksi dari PBB Sampai Perpindahan Kargo Diawasi Ketat, Beredar Foto Kapal Korut Berlabuh di Perairan China yang Dirilis PBB Sendiri, Amerika Kebakaran Jenggot

"Sosialisasi dengan gaya saya ini mendapat respek.

"Masyarakat Boltim merespons dengan baik.

"Orang luar saja respons, tentunya masyarakat saya juga respons," tutur Sehan.

Dia mengatakan, sosialisasi yang dilakukan terbukti sangat berdampak mencegah Covid-19.

Baca Juga: Warga Afrika Berada dalam Ancaman Pandemi Covid-19, Bahkan dengan Skenario Terbaik, PBB Ramalkan Afrika akan Kehilangan 300.000 Nyawa Akibat Virus Corona

"Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada kasus di Boltim," ungkapnya.

Sehan menyebutkan, ada warga yang ODP, tetapi itu anak-anak dari Boltim yang kuliah di luar daerah, seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar, dan Manado.

Begitu pulang, mereka berstatus ODP.

"Kita karantina, jadi semua kepala desa memantau rakyatnya setiap pulang dari daerah lain dan di lapor ke gugus tugas, khususnya kepada Dinas Kesehatan untuk kita pantau," jelas Sehan.

Baca Juga: Putranya Diterkam Buaya, Sang Ibu 'Terkam' Balik Buaya Itu untuk Menyelamatkannya, Beginilah Kondisi Setelahnya

Pembatasan akses keluar masuk

Sehan juga mengatakan, pihaknya melakukan pembatasan aktivitas masyarakat tidak boleh keluar Boltim.

Begitu juga orang lain yang masuk Boltim diawasi ketat.

Kebijakan itu dilakukan 23 Maret 2020, sejak pemerintah meminta waspada, dan Boltim langsung menindaklanjuti instruksi itu.

Baca Juga: Indonesia Terlena Jadi Selalu Impor Bahan Baku Obat dan Alkes, Erick Thohir Sebut ada Mafia 'Penyokong' yang Buat Indonesia Selalu Impor

Dengan adanya pembatasan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim sudah memikirkan bahwa konsekuensinya jelas berdampak pada pendapatan masyarakat.

"Makanya saya mengambil kebijakan untuk memberikan stimulan, selama tiga bulan sampai Juni, kurang lebih 900 ton beras disiapkan.

"Bantuan beras ini langsung ke masyarakat," bebernya.

"Sedangkan anggaran untuk penanganan Covid-19 kita siapkan sampai Rp 30 miliar," ujar Sehan.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan Virus Corona Ternyata Bukan Berasal dari Wuhan Melainkan dari Sini, Sudah Muncul Sejak September 2019

Sehan menegaskan, pembatasan yang dilakukan Pemkab Boltim sangat ketat.

"Selain orang tidak boleh keluar Boltim, orang masuk juga kita waspadai, kita karantina, kalau tidak penting disuruh pulang," tegasnya.

Usaha dan toko tetap beroperasi

"Makanya di sini usaha juga tetap jalan, tokoh-tokoh buka sampai jam 12 malam," katanya.

Baca Juga: Pembelot Korea Utara Bongkar Semengerikan Apa Kim Jong Un, Punya Budak Nafsu hingga Libatkan Tank untuk Menggiling Korban Eksekusinya: 'Perut Saya Mual'

Begitu juga dengan pasar rakyat tetap beroperasi.

Akan tetapi, di pasar rakyat sudah ada protap.

"Rakyat Boltim sudah tahu, saat membeli harus menjaga jarak dua meter.

"Terima uang transaksi harus pakai alas tangan, dan sebagainya.

Baca Juga: Miris, Seorang Tukang Cukur Meninggal Dunia Akibat Covid-19 setelah Jalani Isolasi, Diduga Tertular Pelanggan

"Selain itu, mobil lewat perbatasan disemprotkan dulu dengan disinfektan," kata Sehan.

Masyarakat harus disiplin

Sehan mengatakan, ia akan terus turun ke desa-desa melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19.

"Prinsipnya, ini hanya perlu kedispilinan.

Baca Juga: Mayat dan Pasien Covid-19 Terpaksa Ditempatkan Pada Satu Ruangan yang Sama, Setelah Kapasitas Rumah Sakit Terlalu Penuh

"Bukan virusnya yang salah, kita yang tidak disiplin," imbaunya.

Pemerintah sudah berupaya dan sebagai warga Indonesia berharap semua disiplin.

"Diam dulu di rumah, dua sampai tiga minggu selesai virusnya.

"Khusus rakyat Boltim, ikutilah imbauan pemerintah.

Baca Juga: Menghilang Usai Mengungkap Rahasia Besar Virus Corona, Ilmuwan China Ini Sempat Berikan Peringatan Terakhir Soal Virus Corona, Begini Bunyinya

"Bagi saya, rakyat Boltim itu napas dan jantung Sehan Landjar," kata Sehan.

(Skivo Marcelino Mandey)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Cara Unik Bupati di Sulut Edukasi Corona, Keliling Kampung Bawa Peti Mati"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini