Curhat Haru Seorang Ibu Sekaligus Perawat Bagi Pasien COVID-19: 'Memerangi Virus Corona Berarti Tidak Bertemu Anak-anak Saya Selama Sebulan'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Sudah empat minggu sejak saya melihat anak-anak saya, dan saya mulai merindukan mereka.

Pada 14 Maret, ibu mertua saya, seorang pensiunan pekerja PBB yang telah berpartisipasi dalam latihan pandemi, melihat tulisan di dinding dan mengumumkan bahwa kami harus mengirim anak-anak itu kepadanya di Connecticut.

"Aku tidak yakin," kataku. "Mereka belum menutup sekolah."

"Mereka pasti akan menutup sekolah," katanya melalui telepon.

Baca Juga: Bohongi Petugas Medis Mengenai Jejak Perjalanannya, Kuli Bangunan ini Buat Dokter Curiga, Ketika Diketahui Positif Corona Sudah Terlanjur Ditempatkan di Bangsal Umum

"Dan kamu harus berada di rumah sakit."

Saya masih menyangkal dampak virus corona pada kehidupan semua orang.

Meskipun sebagai dokter berbasis rumah sakit, saya sudah merawat beberapa pasien Covid-19 pertama di rumah sakit Midtown Manhattan, New York, Amerika, tempat saya bekerja.

Suami saya dan saya dengan enggan setuju untuk mengirim kedua putra kami pergi.

Baca Juga: Hadapi Corona: Ini 12 Tips Agar Tetap Aktif Selama Pembatasan Sosial, Salah Satunya dengan Mengubah Ruang Kerja Anda di Rumah

Lalu pada malam berikutnya, setelah anak-anak berada di rumah nenek mereka, sekolah-sekolah di New York ditutup.

"Kami beruntung," kataku pada suamiku. Kami tidak harus berebut untuk perawatan anak.

Intensitas dari kedua pekerjaan kami meningkat.

"Menurutmu kapan kita akan melihat mereka lagi?" Dia bertanya.

Baca Juga: 10 Tips Bersepeda saat Puasa, Gowes Santai Saja hingga Ambil Jalur Hijau

"Mungkin dalam dua minggu?"

Pekerjaan di rumah sakit begitu kacau, banyak pasien berdatangan, yang awalnya datang dengan gejala tak ada hubungannya dengan corona kembali lagi keesokan harinya dengan demam dan batuk.

Sebagian besar pasien rawat inap mungkin terinfeksi Covid-19, di saat itulah saya sadar tak akan bertemu dengan anak-anak saya dalam waktu dekat.

Baca Juga: Jadi Rujukan Penanganan Sakit Covid-19, 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Pak Ganjar Tercengang Dibuatnya

"Anda pasti akan merindukan anak-anak Anda," kata orang-orang di tempat kerja.

Saya tidak merindukan mereka selama beberapa minggu pertama.

Saya memberi tahu rekan-rekan saya bahwa anak-anak bersenang-senang di Connecticut. Mereka mengendarai sepeda dan mengejar ayam.

Mereka tidak terkurung di apartemen Kota New York.

Baca Juga: Kewalahan Tangani Korban Meninggal Akibat Corona, Panti Jompo ini 'Tumpuk' 17 Mayat Sekaligus dalam Kamar yang Sangat Sempit

Namun seorong berjalannya waktu saya merindukan mereka, di akhir shift 12 jam, saya pulang dan melakukan video call dengan mereka selama 15 menit.

Hari-hari kemudian menjadi begitu sulit, seorang pasien, lalu kolega meninggal karena Covid-19.

Saya video call dengan anak-anak saya lagi.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan Sumber Imunitas Alami, Patut Dikonsumsi Cegah Corona

"Berapa hari lagi?" tanya bocah 5 tahun itu. "Berapa hari lagi sampai kita kembali ke 'York?"

Saya tidak bisa menjawab "Segera," kataku. "Segera."

Baca Juga: Ini 4 Manfaat Minyak Serai untuk Kulit, Salah Satunya Perawatan Varises yang Membuat Penampilan Tak Sedap Dipandang Mata

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait