Find Us On Social Media :

Ketika Pemburu Duyung dari Desa Air Glubi Bertobat: Begini Ceritanya tentang Mamalia Cerdas Itu

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 29 April 2018 | 08:00 WIB

"Sudah janji pemerintah, untuk apa melanggar hukum? Kalau orang kami ini pegang janji," katanya.

Kini, dia hanya mencari ikan di lautan.

Profesi lamanya itu dilanjutkan oleh kedua putranya.

Baca Juga: Curiga Pasangan Selingkuh? Begini Cara Menyadap Pesan WhatsApp di Ponsel Pasanganmu

Di musim selatan seperti yang akan segera tiba ini, Johar dan kakaknya bisa menangkap lebih dari sepuluh ekor duyung dalam sebulan.

Dagingnya memang hanya Rp40 ribu sekilo; tetapi bila digabungkan dengan penjualan air mata dan taring, nilainya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Pembelinya pun datang dari berbagai penjuru.

Bahkan, ada yang khusus datang dari China dan Singapura untuk membeli daging duyung.

Baca Juga: MIsteri Ri Sol Ju Istri Cantik Kim Jong Un yang Masa Lalunya Mengejutkan

“Enggak perlu (kita) jajakan (duyung). Kalau habis nangkap, orang itu datang sendiri. Di mana-mana tahu. Orang-orang datang sampai berebut-rebut,” kata Johar.

Iwan dari Badan Pengawas Desa Air Glubi pun mengakui bahwa walaupun duyung dilindungi oleh pemerintah, mayoritas penduduk Desa Air Glubi dan sekitarnya masih mengonsumsi duyung.

Terutama ketika mendekati bulan puasa, banyak orang yang membeli daging duyung dan dikumpulkan untuk lebaran.