'Membersihkan' 150 Mayat dalam 3 Hari, Video Ungkap 'Horornya' Mayat-mayat Covid-19 Membusuk Digeletakkan di Jalanan karena Pemerintah Ekuador yang Kewalahan

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Mayat digeletakkan terbungkus kardus di jalanan

Intisari-Online.com - Jalanan kota Guayaquil di bagian barat Ekuador, Amerika Selatan, sepi dan hanya ada sedikit penduduk yang terlihat.

Bahkan di jalan-jalan itu terdapat mayat-mayat korban Covid-19 yang ditinggalkan begitu saja karena kewalahan.

Dilansir dari CNN, Sabtu (4/4/2020), virus corona menghantam pelayanan publik di kota negara yang paling padat penduduknya hingga tiarap.

Tidak ada ruangan tersisa di rumah sakit untuk menerima pasien lagi.

Baca Juga: Menginspirasi, Seniman Muda Ini Desain Masker Demi Turut Serta Lawan Covid-19, Yuk Intip Uniknya Masker Buatan Charlene Junus!

Begitu juga dengan kamar mayat, kuburan, dan rumah duka menjadi tegang.

Dengan tidak ada tempat tersisa untuk meletakkannya, beberapa warga mengatakan mereka tidak punya pilihan selain menempatkan mereka di luar.

Tidak jelas berapa banyak dari orang yang meninggal karena Covid-19.

Banyak keluarga mengatakan orang yang mereka cintai memiliki gejala virus corona.

Baca Juga: Ikuti Cara ini Untuk Hilangkan Bau pada Kulkas, Cukup Mudah Dicoba

Sementara yang lain hanya tahu yang sakit tidak dapat dirawat di rumah sakit Guayaquil karena sudah kewalahan.

"Kami telah menunggu selama lima hari," kata Fernando Espana dalam sebuah video yang diperoleh Reuters pada 30 Maret.

Saat itu Fernando tengah berjuang untuk meminta pihak berwenang menjemput anggota keluarganya.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Ini Tanda Tubuh Kekurangan Gizi, Termasuk Lelah dan Mudah Tersinggung, Penderita Kanker pun Bisa Mengalami Ini

"Kami lelah menelepon 911 dan satu-satunya hal yang mereka katakan adalah menyuruh untuk menunggu."

"Mereka sedang bekerja untuk menyelesaikan ini," lanjutnya ketika dia menggerakkan kamera melalui jendela untuk menunjukkan bentuk terbungkus plastik hitam di dalam rumah.

Baunya pun begitu busuk: "Ini bau dari tubuh yang tidak bisa lagi ditangani," kata Larrea Vera tetangganya.

"Dan kami juga punya tetangga yang sudah lanjut usia. Aku punya ibuku yang berusia 80 tahun yang juga mengalami masalah pernapasan."

Baca Juga: Padahal Tak Punya Utang, Keluarga Ini Dikerjai Debt Collector dengan Dikirimi Pesanan Makanan yang Jumlahnya Hampir Mencapai Rp9 Juta

Video pengawasan dari minggu lalu yang diperoleh CNN menunjukkan pengendara sepeda motor meninggalkan mayat di jalan.

Beberapa jam kemudian, sekelompok orang, yang mengenakan jas hazmat khusus terlihat menjemput almarhum, kemudian pergi dengan kendaraan.

Dalam video lain yang diperoleh CNN, sekelompok orang mengeluarkan mayat dari mobil.

Baca Juga: Sering Ditanyakan, Jasad Korban Covid-19 Masih Bisa Tularkan Virus?

Dengan penutup wajah, mereka membungkus tubuh dengan apa yang tampak seperti terpal hitam ketika kendaraan polisi mendekat beberapa menit kemudian.

Mereka bercakap-cakap lalu memasukkan tubuh ke mobil.

Polisi mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak dapat menjelaskan rincian tentang video tersebut.

Angka-angka nasional menunjukkan bahwa pemerintah Ekuador telah mengumpulkan lebih dari 300 mayat dari rumah-rumah pribadi di kota itu - yang memiliki 2,99 juta penduduk, menurut CIA Factbook - antara 23-30 Maret.

Baca Juga: Hadapi Corona: Meski Pembatasan Sosial Ini Tips Memulai Rutinitas Berolahraga di Rumah yang Bisa Dilakukan

Kota ini berada di Sungai Guaya dan merupakan pelabuhan utama negara.

Brittanica.com menyebutnya kota paling penting secara ekonomi di negara itu.

Jorge Wated, kepala satuan tugas militer gabungan yang dibentuk untuk menangani krisis virus korona Ekuador, dalam sebuah wawancara televisi pada hari Rabu mengatakan bahwa satuan tugasnya telah berubah dari "membawa 30 orang yang meninggal per hari menjadi 150" selama tiga hari terakhir.

Wated menambahkan bahwa ini "terlepas dari kerja keras yang diaktifkan kembali oleh rumah duka pribadi dan kuburan di negara ini.

Baca Juga: Kekeh Lakukan Kebaktian di Gereja Saat Corona Kecuali Dipenjara atau Masuk Rumah Sakit, Pastor Ini Meninggal Karena Covid-19 Setelah Alami Gejala Demam

Walikota Guayaquil, Cynthia Viteri dengan putus asa meminta bantuan dari pemerintah nasional dalam sebuah video yang diposting ke akun Twitter-nya minggu lalu.

"Apa yang terjadi dalam sistem kesehatan masyarakat negara itu? Mereka tidak mengambil orang mati dari rumah, mereka meninggalkan mereka di trotoar, mereka jatuh di depan rumah sakit."

"Tidak ada yang mau mengambilnya," katanya.

Baca Juga: Makan di Restoran, 2 Keluarga Ini Tertular Virus Corona Meski Sudah Menjaga Jarak, Ternyata Aliran Udara dari Sumber Ini Jadi Sarana Penyebar Droplet

Dengan rumah sakit di luar kapasitas, beberapa orang sekarat ketika mereka menunggu perawatan medis.

Seorang wanita Guayaquil meninggal di kursi roda di rumah sakit sambil menunggu untuk diperiksa.

Menurut sumber rumah sakit yang meminta untuk tidak diidentifikasi, tidak ada tempat tidur yang tersedia dan tubuhnya ditinggalkan selama hampir empat jam sebelum diambil.

Pada hari Jumat, Departemen Nasional Risiko dan Departemen Manajemen Darurat Ekuador melaporkan 3.368 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 145 kematian di seluruh negeri, yang 102 di antaranya adalah kematian terdaftar di provinsi Guayas, tempat Guayaquil berada.

Tetapi beberapa warga prihatin bahwa kasus positif infeksi yang dikonfirmasi lebih tinggi daripada apa yang dilaporkan oleh pemerintah Ekuador, dan mereka menuntut tindakan, sesuatu yang terjadi di negara lain juga karena keterlambatan dan kurangnya pengujian menyebabkan frustrasi.

Baca Juga: Buntut Panjang Surat Kontroversi Stafsus Millenial Jokowi Kepada Para Camat, Dinilai Berpotensi Korupsi...

Presiden Lenin Moreno dalam pidatonya kepada negara itu Kamis menyerukan transparansi di semua tingkat pemerintahan mengenai jumlah yang disebabkan oleh krisis.

"Sangat penting untuk mengatakan yang sebenarnya," kata Moreno, menambahkan bahwa dalam "jumlah kasus dan kematian, catatannya tidak mencukupi."

Wated, kepala satuan tugas, mengatakan bahwa para ahli memperkirakan antara 2.500 dan 3.500 kematian dalam beberapa bulan mendatang di Guaya saja.

Beberapa kontainer telah tiba di Guayaquil yagn difungsikan sebagai kamar mayat sementara.

Tetapi untuk saat ini, beberapa orang yang tinggal di Guayaquil tetap terjebak dalam mimpi buruk, tanpa ada cara untuk meratapi orang yang mereka cintai, bahkan melalui penguburan yang layak. (*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait