Penulis
Intisari-Online.com -Gunung Anak Krakatau yang kembali mengalami erupsi pada Jumat (10/4/2020) pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB mendapat perhatian besar masyarakat.
Penyebabnya bukan karena besarnya letusan, melainkan karena munculnya dentuman misterius di langit Jakarta dan sekitarnya tak lama setelah Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi.
Seiring dengan ramainya perbincangan tentang letusan Gunung Anak Krakatau, banyak pula beredar foto-foto saat gunung tersebut mengalami erupsi.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah foto-foto yang menunjukkan adanya kilatan petir di sekitar gumpalan awan di atas Gunung Anak Krakatau yang meletus.
Namun, sadarkah Anda bahwa fenomena ini sering terlihat pada beberapa peristiwa letusan gunung api?
Termasuk kilatan petir di atas Gunung Merapi yang meletus beberapa waktu lalu.
Biasanya, kilatan petir disertai gemuruh guntur terjadi saat hujan deras. Lalu, kilatan petir saat gunung api meletus ini fenomena apakah?
Fenomena ini dikenal sebagai petir vulkanik.
Melansir National Geographic, Selasa (14/4/2020), petir vulkanik sangat sedikit hubungannya dengan aktivitas tektonik, dan semuanya berkaitan dengan fisika sehari-hari.
Petir vulkanik tidak terbentuk jauh di Bumi. Fenomena ini hanya terbentuk di kolom abu atau gumpalan awan panas saat gunung api erupsi.
Kolom erupsi ini berbentuk silinder yang terdiri dari partikel abu vulkanik yang dikeluarkan beberapa gunung berapi saat meletus.
Gunung api yang tidak memiliki kolom abu vulkanik yang tebal biasanya memancarkan sedikit petir vulkanik.
Gunung-gunung berapi di Hawaii, misalnya, lebih cenderung menyemburkan lava pijar cair daripada gumpalan kolom abu yang tebal.
Sehingga gunung berapi di kepulauan ini jarang memiliki kilatan petir vulkanik saat meletus.
Partikel-partikel kecil yang membentuk gumpalan awan panas vulkanik yang terkompresi di bawah gunung berapi.
Namun, atmosfer udara di sekitar gunung api ini tidak lebih padat. Perubahan kepadatan partikel ini berkontribusi terhadap munculnya petir vulkanik tersebut.
Karena partikel yang pada dikeluarkan dengan keras dari kolom abu vulkanik, kemudian partikel-partikel ini saling bergesekan.
Melalui interaksi gesekan tersebut partikel abu memperoleh dan kehilangan elektron, yang kemudian menjadikan partikel ini bermuatan listrik.
Saat partikel abu bermuatan listrik naik ke gumpalan vulkanik yang kurang padat, maka gumpalan itu mengalami pemisahan muatan.
Partikel bermuatan positif menjadi semakin terpisah dari partikel bermuatan negatif.
Ketika pemisahan muatan menjadi terlalu besar untuk udara dalam menahan aliran listrik, petir merobek gumpalan vulkanik untuk menghubungkan partikel bermuatan positif dan negatif.
(Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rahasia Alam Semesta: Muncul Petir Saat Gunung Api Meletus, Fenomena Apa itu?".