Find Us On Social Media :

Babak Belur Dihajar Virus Corona, Iran Kini Berada Diambang Kebangkrutan, Presiden Rouhani Terpaksa Pinjam Uang Rp81 Triliun ke IMF

By Afif Khoirul M, Kamis, 9 April 2020 | 12:23 WIB

Jumlah kematian akibat virus corona di Iran capai 1.135 kasus.

Intisari-online.com - Laporan terbaru mengatakan, kini Iran dinyatakan berada diambang kebangkrutan akibat virus corona.

Situasinya tergerus dan terdesak menyebabkan negara itu kini tengah mengalami masa paling sulit untuk pertama kalinya.

Melansir Daily Express pada Kamis (9/4/2020), dalam dua hari ini, Presiden Hassan Rouhani medesak lebih keras untuk pinjaman Dana Moneter International (IMF).

Dia menyatakan diri untuk meminjam dana sebanyak 5 miliiar Dollar AS atau sekitar Rp81 triliun.

Baca Juga: Tak Hanya Bisa Merenggut Nyawa, Meningitis yang Diidap oleh Glenn Fredly Ternyata Bisa Bikin Pengidapnya Kehilangan Separuh Wajahnya

Permintaan ini pertama kalinya sejak pendirian Republik Islam sejak 1979.

Iran sendiri kini sedang babak belur dihajar virus corona, menjadi negara terburuk dengan kasus Covid-19 setelah Italia, Spanyol dan China.

Negara itu hanya mendapatkan sejumlah kecil bantuan dari negara tetangganya yang lebih kaya daripada Iran.

Tetapi keruntuhan Iran berawal dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS, membuat jatuhnya harga minyak di Iran.

Baca Juga: Melihat Ancaman Krisis Virus Corona Jadi Senjata China dan Amerika Saling Serang, Ketua WHO Sindir Donald Trump: Kalian Seharusnya Bekerja Sama!

Kini situasinya semakin parah dengan munculnya virus corona yang merajalela di Iran.

Presiden Rouhanie hanya bisa mendesak IMF untuk memberikan bantuan pada mereka dalam bentuk dana pinjaman.

"Saya mendesak organisasi internasional, IMF untuk memenuhi tugas mereka, kamu juga anggota IMF," katanya.

"Seharusnya tidak ada diskriminasi dalam memberikan pinjaman," imbuhnya.

Dia juga menambahkan bahwa diskriminasi tidak bisa terima olehnya.

Wabah virus corona memang semakin merusak Iran yang sudah terpukul sejak dilayangkannya sanksi ekonomi oleh AS tahun 2018.

Baca Juga: Hati-hati, Meningitis yang Diidap Glenn Fredly Bisa dengan Mudah Menular pada Bayi hanya dengan Menciumnya, Bayi Ini Jadi Korban

Washington keluar dari kesepakatan nuklir dan menjatuhkan sanksi ekonomi untuk mengenkang Iran.

Untuk mengurangi beberapa tekanan ekonomi Iran, mereka telah menunda pajak bisnis dan pembayaran pinjaman hingga Mei.

Sekitar 3 juta penduduk Iran berpenghasila rendah tanpa pekerjaan juga akan mendapatkan bantuan.

Tetapi kas negara itu sangat terpukul oleh pengekangan AS pada penjualan minyak dan ekspor lainnya juga menurun.

Iran juga menutup semua perbatasan dan menutup semua akses dagang sejak wabah itu melanda negara minyak itu.

Bulan lalu, bank sentral Iran meminta pada IMF untuk Rapid Financing Initiative, sebuah program darurat untuk bencana alam.

Baca Juga: Meskipun Jumlah Pasien Covid-19 Nyaris Tembus 1,5 Juta, Ilmuwan Ungkap Ternyata Jumlah Itu Hanya 6 Persen, Banyak Kasus Tidak Terdeteksi, Kemungkinan Ini Jumlah Aslinya

Sebagai taggapan atas pemintaan itu, IMF kini sedang melakukan pembicaraan dengan Iran, untuk memahami kebutuhan Iran.

Sementara mereka berjanji akan memproses pinjaman itu setelah memahami apa yang sedang dibutuhkan Iran saat ini.