Find Us On Social Media :

Kisah Haru Tsukasa Uchida, 'Hibakusha' Atau Penyintas Bom Atom Nagasaki, Tetap Membantu Mendirikan Kotanya Lagi Meski Seluruh Keluarganya Tewas Mengenaskan

By Maymunah Nasution, Rabu, 8 April 2020 | 14:25 WIB

Dampak Bom Hiroshima-Nagasaki dan pemulihannya

Intisari-online.com - Hibakusha adalah ungkapan Jepang untuk para warganya yang selamat dari tragedi pengeboman Hiroshima dan Nagasaki saat perang dunia II silam.

Salah satunya adalah Tsukasa Uchida, pria asal Nagasaki ini.

Bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 silam telah meluluh lantakkan Jepang.

Kalah dalam perang dunia II, negara yang awalnya ikut perang dalam upaya mereka melakukan Restorasi di bawah pimpinan Kaisar Meiji pun kemudian sadar diri.

Baca Juga: Sudah Dicap Hoax Oleh WHO, Warga Korea Utara Justru Percaya Cara Ini Dianggap Bisa Menyembuhkan Virus Corona Bahkan Dianjurkan Pemerintah

Mereka kemudian fokus dalam membangun kembali negara mereka dengan upaya yang bisa mereka lakukan.

Banyak sekali warga Jepang yang meninggal saat terjadi pemboman di Hiroshima dan Nagasaki.

Hanya sedikit yang selamat dari kejadian mengenaskan tersebut, da mereka disebut hibakusha.

Tsukasa Uchida adalah salah satunya.

Baca Juga: Merasa Janggal Kepergiannya Mendadak, Teddy Suami Baru Lina Ungkap Firasat Tak Biasa Sebelum Sang Istri Meninggal Dunia: ‘Si Kecil Menjerit-jerit’

Ia baru berusia 15 pada saat itu.

Saat itu ia bekerja di pabrik senjata yang jaraknya 1,3 kilometer dari pusat bom.

Sayang, keluarganya saat itu berada di rumah yang berada tepat di tempat bom dijatuhkan.

Bom atom itu dijatuhkan di distrik Matsuyamamachi, Nagasaki.

Baca Juga: Mulai Berlaku Jumat Ini, Ini 3 Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Selama PSSB Jakarta, Bisa Pesan Makanan Online Tapi Tidak Bisa Naik Ojol

Dari kejadian mengerikan itu, Tsukasa kehilangan ayah dan keempat sepupunya.

Sejak perang dunia II berakhir, Tsukasa bekerja di Kantor Gubernur Nagasaki.

Ia terlibat dalam mengedit publikasi pemberitaan pasca pemboman yang mengerikan itu.

Saat itu juga, ia menjadi pembicara aktif, menceritakan pengalamannya dari serangan nuklir tersebut.

Baca Juga: Bukan Orang Sembarangan, Ternyata Ayah Anjasmara, Benny Soemarmo Adalah Mantu Presiden Soekarno dan Seorang Purnawirawan Polisi

Perlu diketahui meski ia selamat, ia telah alami paparan radiasi dari bom atom tersebut.

Namun tidak patah arang, Tsukasa tetap menjaga hidupnya agar senantiasa sehat.

25 tahun sejak pemboman tersebut yaitu pada 1970, Tsukasa terlibat dalam pembuatan "peta restorasi".

Peta restorasi adalah peta yang dibuat untuk memetakan kembali distrik Matsuyamamachi sebelum terjadi pemboman yang biadab tersebut.

Baca Juga: Bikin Petugas Kelelahan, di Tengah Pandemi COVID-19 Pria yang Meninggal Ini Dikuburkan Terduduk Rapi di Belakang Kemudi Dalam Mobil Kesayangannya, Keluarga: 'Semoga DIa Bahagia'

Tsukasa berjalan mengunjungi orang-orang yang telah selamat dari bom tersebut.

Satu persatu keluarga ia kunjungi dan ia kemudian melengkapi peta tersebut dengan nama dari 300 keluarga.

Kemudian pada pertengahan dekade 80-an, ia berupaya hentikan peruntuhan gedung SD tempatnya dulu bersekolah.

Sekolah yang kini masih berdiri itu bernama SD Shiroyama, berjarak hanya 500 meter dari titik bom dijatuhkan.

Baca Juga: Ingatkan Warganya untuk Lakukan Social Distancing Sampai Perintahkan Polisi Bubarkan Acara Kumpul-kumpul, Walikota ini Dibuat Malu Tidak Kepalang Saat Polisi Menggerebek Acara Kumpul Warga

Akhirnya, keputusan peruntuhan gedung ditolak dan gedung SD tersebut dilestarikan untuk digunakan tetap sebagai sekolah.

Pada Oktober 2016 kemarin, struktur bangunan tersebut ditunjuk bersama dengan menara lonceng tua dari Katedral Urakami sebagai monumen bersejarah dari pengeboman Nagasaki.

Baca Juga: Sering Menentang Budaya Barat, Apa Model Ponsel Diktator Kejam Korea Utara Kim Jong Un? Simak Analisis Jenis Teknologinya Berikut Ini

Sayang, April ini, Tsukasa Uchida meninggal di usianya yang berumur 90 tahun.

Ia meninggal pada 6 April 2020 akibat sakit pneumonia.

Pemakamannya dilakukan pada 8 April 2020 di aula kota Hori Kaikan, Nagasaki.

Ia meninggalkan istri dan anak serta beberapa cucu.

Baca Juga: Bulan Lalu Menangguhkan Umrah Karena Covid-19, Begini Kabar Arab Saudi Sekarang, Ada Larangan Bepergian hingga Perkiraan Infeksi Sampai 200.000 Orang

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini