Find Us On Social Media :

Hasrat YOLO dan FOMO di Kalangan Anak Muda Memang Susah Ditahan Tapi Bisa Hasilkan Uang dari Hal Tersebut

By Tatik Ariyani, Selasa, 7 April 2020 | 09:32 WIB

YOLO dan FOMO bisa jadi uang

“Aku suka banget gambar. Awalnya gambar teman buat kado wisuda. Dipost, eh terus ada yang mau digambarin juga gitu,” kata Valentina Kris, ilustrator.

Perlahan tapi pasti, hasilnya bakal terasa. Uang terkumpul dan kita pun happy karena melakukan sesuatu sesuai passion!

Jangan lupa nabung!

Percuma sih kalo Anda udah tau cara menghasilkan uang, tapi nggak didukung dengan nabung. Cara nabungnya juga harus menyenangkan, biar nggak berasa dan bakal sesuai tujuan.

Menabung itu bukan soal umur, remaja, atau milenial. Dari umur berapapun menabung itu penting. Minimal kita menabung buat dana darurat kita,” ucap Fellexandro Ruby.

Idem, financial expert dari Allianz Shadika menambahkan, "Mengingat namanya darurat maka saya harus mengerem diri saya sendiri untuk menggunakannya kecuali saat darurat. Apakah membeli tiket pesawat promo untuk liburan ke luar negeri adalah sesuatu yang darurat? Tidak. Liburan adalah kegiatan yang dapat direncanakan dari jauh hari sebelumnya. Lalu apa yang dimaksud situasi darurat? Misalnya, ponsel utama yang kita gunakan sehari-hari hilang ataupun kondisi sakit keras dimana asuransi yang dimiliki sudah tidak dapat lagi menanggung biayanya."

Lebih lanjut lagi, Fellexandro Ruby dan Shadika menjelaskan kalau mengelola keuangan dengan baik bisa berdampak positif untuk masa depan kita.

“Setelah dana darurat, kita jadi bisa menginvestasikan dana itu untuk berbagai macam hal. Pertama investasi ke diri kita dulu lewat ilmu, pengetahuan, skill, relationship, hingga network. Ini yang akan menentukan bagaimana kehidupan kita 3, 4 atau 5 tahun berikutnya,” papar Fellexandro.

"Saat ini produk investasi amat beragam. Yang dapat saya sarankan adalah definisikan terlebih dahulu apa tujuan keuangan yang ingin kita capai (liburan, melanjutkan program magister, pernikahan, ibadah haji, dan lain-lain) sebelum kita memutuskan pilihan produk investasi. Setelah itu, kita perlu mengidentifikasi prodil risiko kita, apakah agresif, moderat, atau konservatif. Sebagai seorang yang moderat, saya memilih obligasi dan sukuk untuk berinvestasi. Mengingat bahwa penempatan dana untuk instrumen tersebut harus dalam jumlah besar maka per bulan saya harus memastikan kecukupan dana sebelum saya tempatkan. Agar terasa ringan, kita dapat menyisihkan 10% dari total penghasilan kita untuk berinvestasi. Amat terjangkau kan?" tambah Shadika.

Lalu gimana cara nabungnya? Anda bisa bikin cara nabung kreatif, tapi harus dipatuhin. Contohnya kayak menabung berdasarkan uang favorit kita.

Cara ini dikenalkan oleh motivator bernama Ippho Santosa, dia mengajak menabung dengan menentukan mata uang tertentu yang harus kita tabung. Misal kita tentukan uangnya Rp 10 ribu, maka tiap kita pegang mata uang Rp 10 ribu, otomatis uang itu harus kita masukkan ke dalam celengan.

Atau bisa juga tiru caranya Shadika, nih.

"Setiap akhir tahun, biasanya saya melakukan rekapitulasi mengenai berapa aset yang sudah saya akumulasi untuk memastikan agar tujuan keuangan kita tercapai. Rencana keuangan perlu dievaluasi secara berkala dan dapat diubah sewaktu-waktu sesuai dengan tujuan keuangan kita. Yang terpenting adalah, ketahui tujuan keuangan kita dan disiplin mengelolanya!" paparnya.

Pokoknya, learn, earn, dan save, ya!

Alvin Bahar

Artikel ini pernah tayang di Hai.id dengan judul "Hasrat YOLO dan FOMO Memang Susah Ditahan, Tapi Lo Bisa Dapat Banyak Uang Dari Hal Tersebut"