Find Us On Social Media :

Hasrat YOLO dan FOMO di Kalangan Anak Muda Memang Susah Ditahan Tapi Bisa Hasilkan Uang dari Hal Tersebut

By Tatik Ariyani, Selasa, 7 April 2020 | 09:32 WIB

YOLO dan FOMO bisa jadi uang

Intisari-Online.comYOLO dan FOMO. Singkatan dari You Only Live Once dan Fear of Missing Out. Dua kata ini memang sering banget didenger remaja. Bukan cuma melintas di kuping. Sadar atau tidak, banyak remaja yang “prinsip hidupnya” diwakilkan oleh dua kata tersebut.

Kapan terakhir kali Anda tidak berpikir dua kali untuk beli sneakers diskon? Pernah nggak liburan karena dipengaruhi sama selebgram? Atau beli suatu barang karena emang lagi hype aja, padahal nggak butuh-butuh amat.

Berdasarkan survei yang disebar HAI dan CewekBanget, 507 responden ngaku YOLO dan FOMO memang sering jadi landasan mereka ngeluarin duit. Fyi, sebanyak 83% dari mereka mengalokasikan uang untuk kebutuhan pribadi, 57% untuk kulineran, 48% untuk belanja online, dan 46% untuk belanja offline seperti di mal.

Kalo diperhatiin, pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pribadi jadi dua alasan utama remaja menghabiskan uang untuk hal di atas.

Apa sih YOLO dan FOMO?

Kalo menurut kamus daring Oxford, YOLO merupakan kependekan dari You Only Live Once. Seperti kepanjangannya, penganut prinsip ini cuma mikir kalo hidup hanya sekali. Jadi kalo ada kesempatan, kenapa nggak diambil? Yang lain, bisa belakangan.

Contohnya kayak tiba-tiba membeli tiket pesawat untuk travelling tanpa mempertimbangkan kondisi lainnya. Pokoknya, tiket pesawat lagi diskon dan destinasinya adalah impian Anda. Sekalian teriak YOLO, lengkap deh prinsip ini.

Lalu kalo FOMO merupakan kependekan dari Fear of Missing Out. FOMO timbul karena gengsi atau kecenderungan ingin mengikuti tren. Dilansir dari techtimes.com, FOMO banyak dialami remaja karena media sosial.

Contohnya, Anda lihat update dari medsos Hypebeast kalo chunky sneakers jadi tren 2020. Didukung temen-temen Anda yang udah pake chunky sneakers ke beragam acara. Alhasil, Anda ikutan beli karena takut ketinggalan.

Melihat teman update instagram stories dan tekanan sosial lain membuat kita sebagai remaja mengalami YOLO dan FOMO. Makin parah kalo lo menganggap dua hal tersebut lumrah dan harus dilakukan! Jelas aja kalo keuangan jebol kalo mengikuti prinsip YOLO dan FOMO.

“YOLO dan FOMO itu normal lah, sebenarnya di orang tua kita juga dulu begitu. Remaja jadinya betul tergoda (dengan prinsip YOLO dan FOMO), tapi sebenarnya yang membuat saya lebih worry adalah tergoda dengan convenience, dengan kemudahan” papar content creator sekaligus founder Mentorgue Learning App, Fellexandro Ruby.

To be honest, rasa YOLO dan FOMO pasti bakal muncul di hati remaja. Tapi dengan sedikit twist, dua hal ini bisa jadi hal yang menguntungkan.