Jangan Buru-buru Percaya Bumi Jadi Sehat karena Wabah Corona, Coba Lihat Dulu Kondisi Bumi yang Sebenarnya Berikut!

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Menurut data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, jumlah infeksi per Senin (6/4/2020) pagi adalah sebanyak 1,27 juta kasus.

Adapun jumlah kasus kematian yang terjadi adalah 69.309. Sementara itu, 259.810 pasien telah dinyatakan sembuh.

Sementara semakin meningkatkanya jumlah kasus corona dan luasnya daerah yang dikarantina, banyak orang percaya justru kesehatan planet ini membaik meski cuma sebentar. Namun,jangan mudah terlena dengan keadaan bumi yang kondisinya dilaporkan membaik selama masa pandemi, karena itu terjadi bukan karena kesadaran manusia terhadap kondisi iklim melainkan aktivitas manusia yang terhenti karena wabah Covid-19.

Baca Juga: Jangan Khawatir Berlebihan, Pahami 5 Kelemahan Virus Corona yang Bisa Dimanfaatkan untuk Cegah Penularan Berikut Ini Nah, dalam sebuah diskusi online berjudul "Pro Kontra Covid-19 Sebagai Obat Bumi" yang disiarkan dari instagram @sayapilihbumi dan @sustaination pada Sabtu (4/4/2020) pekan lalu menyimpulkan bahwa keadaan planet ini tidak membaik secara signifikan. Obrolan yang dipandu Andi Pananrang selaku Community Officer #Sayapilihbumi dengan nara sumber Dwi Sasetyaningtyas selaku Founder of Sustaination ini menginginkan manusia dan bumi sehat bersama-sama. Menurut analisa Dwi Sasetyangningtyas, setelah wabah selesai misalnya, aktivitas industri yang sedang vakum sementara ini akan kembali mengejar produksi akibat kerugian yang selama ini terjadi. "Ini yang saya takutkan, karena lingkungan yang (mem)baik ini hanya sementara karena setelah wabah berakhir maka aktivitas produksi akan dikejar gila-gilaan," kata Dwi Sasetyaningtyas, Sabtu sore.

Baca Juga: Jika Jerman Murka Amerika Membajak Kiriman Masker dari China, Negara-Negara ini Tunjukkan Saling Bajak Masker Antar Negara Adidaya

"Ya, untuk mengejar ketertinggalan yang terjadi. Aku sih kalau bisa menyarankan ada kepedulian dari industri untuk melakukan proses produksi yang selaras dengan alam, membuat kebijakan yang sesuai dengan SDG, jangan lagi kembali ke aktivitas-aktivitas yang menyebabkan kerusakan polusi-polusi sebelumnya," ulasnya. "Kalau bisa ada kebijakan pemberian intensif kepada industri-industri yang misalnya sudah menggunakan renewable energy ataupun menjaga kelestarian alam karena di Indonesia saat ini, hukuman saja tidak memberikan efek jera kepada pelaku industri dan bahkan AMDAL banyak yang tidak berjalan," paparnya lagi.

Bumi tak membaik jika menelan nyawa penduduknya

Baca Juga: Ini 13 Manfaat Bayam Duri Merah Sebagai Tanaman Obat, Termasuk Turunkan Kolesterol dan Hilangkan Varises Dwi berpendapat, ada yang salah dengan dengan situasi saat ini karena tingkat polusi dan emisi global yang menurun bukan karena supporting policy tetapi karena memang industrinya berhenti akibat wabah Covid-19. "Ada yang salah dengan kondisi lingkungan yang lebih baik namun banyak manusia yang kehilangan nyawa juga berdampak ke kehidupan ekonomi masyarakat. Kita inginnya, dapat beraktivitas dengan normal namun tetap dengan lingkungan yang lebih baik bukan dengan mengorbankan manusia," terangnya.

Untuk memperbaiki keadaan bumi, menurutnya dibutuhkan juga supporting policy terhadap masalah krisis iklim dengan tanpa harus mengorbankan nyawa manusia disertai dengan krisis ekonomi.

"Saya merasa tidak nyaman bila kita menganggap, nyawa manusia yang hilang akibat wabah covid-19 ini bikin lingkungan kita menjadi lebih baik adalah hal yang wajar dan ini sangat kontradiktif dengan apa yang kita perjuangkan selama ini karena yang kita inginkan adalah kita mau sustain dengan kehidupan yang kita jalani. "Kita hidup secara normal namun dengan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan sampai ke generasi penerus kita, makanya yang kita butuhkan adalah supporting policy dan sebenarnya korban akibat krisis iklim itu lebih banyak namun tidak terlalu diangkat oleh media," pungkasnya lagi.

Baca Juga: Meski Anda Sering Menggunakan Masker, Siapa Sangka Virus Corona Bisa 'Bertahan' di Masker Sampai Seminggu Meski demikian, kejadian covid-19 juga tetap mendatangkan hikmah bagi kelestarian bumi.

Bahwa, peristiwa yang sedang terjadi ini menjadi sebuah pelajaran berharga bahwa bumi butuh dijaga keseimbangannya, yaitu oleh manusia juga. "Saya beranggapan bolehlah jika ini dianggap sebagai tamparan bagi kita bahwasanya jika kita mampu menjaga bumi dan tidak serakah dan menjaga sumber daya yang telah diberikan gratis oleh bumi maka kita bisa mendapat feedback yang baik dari bumi, bisa mendapat udara segar.

"Intinya adalah jika kita mampu berperilaku ramah lingkungan, maka bumi akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk manusia," ucanya lagi. Karena itu, jika percaya bumi sedang merecovery dirinya sendiri, kita juga sebagai manusia harus melakukan restart button untuk sama-sama menjaga keseimbangannya. Manusia kembali sehat, bumi juga.

Baca Juga: Jepang Mulai Mengerahkan Pasukan Bela Diri Menjelang Deklarasi Darurat Esok Hari Terkait Kasus COVID-19 yang Terus Melonjak

Al Sobry

Artikel ini pernah tayang di Hai.id dengan judul "Jangan Percaya Bumi Jadi Sehat karena Covid-19, Ini Keadaan Planet Kita!"

Artikel Terkait