Find Us On Social Media :

Apache dan Mi-35, Heli Tempur yang Biasanya jadi Musuh Bebuyutan Tapi di TNI AD Malah Jadi Sahabat Karib

By Agustinus Winardi, Rabu, 25 April 2018 | 10:30 WIB

Intisari-Online.com - Pasukan TNI AD yang juga mimiliki sejumlah pesawat tempur khususnya helikopter yang dioperasikan oleh Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) termasuk satuan yang unik.

Bisa disebut unik karena saat ini, Puspenerbad mengoperasikan dua jenis heli tempur sekaligus, yakni heli produksi AS, AH-64 Apache Guardian dan Mi-35 Hind produksi Rusia.

Padahal dua jenis heli tempur itu seharusnya merupakan heli yang saling bermusuhan karena sebenarnya heli Apache diproduksi untuk menandingi Mi-35.

Ketika Rusia berhasil memproduksi heli Mi-35 dan menggunakannya di berbagai medan perang di kawasan Eropa Timur dan Afghanistan, AS yang belum memiliki heli tempur untuk menandingi Mi-35 segera memproduksi Apache.

Baca juga: Bertempur dengan Helikopter Sipil, Pasukan TNI Gunakan Gelas sebagai Alat Pelontar Granat

Kedua jenis heli ini karena merupakan musuh yang seharusnya berhadapan dalam berperang tanding memang memiliki kemampuan yang mirip.

Yakni sama-sama sebagai heli penghancur tank, heli penghancur sesama heli tempur, pendukung dan bantuan tempur pasukan darat, penghancur sasaran berat seperti bunker musuh, heli anti serangan gerilya, dan lainnya.

Uniknya kedua jenis heli yang diproduksi sebagai musuh bebuyutan itu, jika dioperasikan oleh TNI AD dalam peperangan maka kedua heli justru akan menjadi sahabat karib.

Misalnya ketika Apache sedang melaksanakan misi tempur menghancurkan tank-tank musuh , maka Mi-35 akan bertugas sebagai pelindung (escort) Apache dari sergapan heli musuh atau incaran operator rudal antiheli.

Baca juga: Bukannya Digiring, 500 Gajah Afrika Ini Terpaksa Direlokasi ke Habitat Baru Menggunakan Helikopter

Niat memiliki pesawat tempur produk AS dan Rusia sekaligus bagi TNI memang bukan hanya kebetulan tapi melalui pertimbangan yang matang.

Seperti yang dilakukan oleh TNI AU yang kini juga menggunakan jet-jet tempur produksi AS dan Rusia sekaligus, seperti F-16 serta Sukhoi.

Salah satu pertimbangannya adalah untuk menghindari embargo.