Klaim Vaksin Virus Corona Sudah Ditemukan dan Masih Dalam Uji Coba Beginilah Hasilnya Ketika Disuntikkan Pada Tikus

Afif Khoirul M

Penulis

Saat ini para peneliti dari seluruh dunia, sedang bekerja untuk mengembangkan perawatan atau vaksin potensial terhadap penyakit pernapasan ini.

Intisari-online.com - Salah satu terobosan penting untuk melawan pandemi virus corona adalah dengan menemukan vaksinnya.

Namun, hingga kini belum ada laporan resmi yang menyatakan vaksin itu siap untuk diedarkan.

Hanya saja beberapa ilmuwan memberikan pengumuman bahwa vaksin tersebut sudah dalam masa uji coba misalnya, vaksin yang ditemukan oleh ilmuwan.

Mengutip Reuters pada Jumat (3/4/20), Sebuah penelitian yang membuat vaksin virus corona di sudah melakukan uji coba pada tikus.

Baca Juga: Banyak Pasien Positif Virus Corona di Indonesia Keluyuran, Ada yang Naik Ojek hingga ke Warnet, 'Kalau di Korea Utara, Mereka Sudah Ditembak Mati'

Mereka mengaku sudah mengirimkan patch berukuran jari, untuk memicu kekebalan dan mencegah infeksi lapor ilmuwan AS Kamis (2/4).

Saat ini para peneliti dari seluruh dunia, sedang bekerja untuk mengembangkan perawatan atau vaksin potensial terhadap penyakit pernapasan ini.

Salah satunya tim di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburg di Amerika Serikat yang mengatakan mereka sedang bergerak untuk menemukan vaksin.

Saat ini mereka sedang dalam pengembangan, vaksin Covid-19 yang potensial setelah menciptakan vaksin pada virus lain seperti Sindrom Pernapasan Akut ParahSARS dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah MERS.

Baca Juga: Canggih, Peneliti Amerika Sebut Robot Dapat Tentukan Pasien Covid-19 yang Punya Risiko Sakit Tertinggi, Faktor Umur dan Suhu Tubuh Sudah Tidak Relevan Lagi

"Kedua virus ini terkait erat dengan virus corona, mengajarkan pada kami protein tertentu bisa mendorong kekebalan terhadap virus," kata Dr Andrea Gambrotto.

"Kami tahu persis bagaimana untuk melawan virus baru ini," katanya.

Vaksindiuji pada tikus, adalah vaksin prototipe yang telah disiapkan oleh ilmuwan ini disebut PittCovacc.

Hasilnya, mereka menggambarkan terjadinya gelombang antibodi terhadap virus corona dalam dua minggu.

Para peneliti Pittsburg memperingatkan karena mereka menguji pada binatang belum dilacak lagi pada waktu yang lama.

Selain itu masih terlalu dini untuk mengatakan apakah dan berapa lama respon kekebalan terhadap virus corona ini akan berlangsung.

Baca Juga: Bukan Lagi Hanya untuk Orang Sakit, WHO Kini Dukung Semua Orang Pakai Masker di Tempat Publik, Tapi...

Tetapi mereka mengatakan bahwa dalam tes yang sebanding pada tikus, vaksin eksperimental MERS mereka sebanding pada manusia.

Tingkat antibodinya cukup dan terus diproduksi untuk menetralisir virus setidaknya selama satu tahun.

Sejauh ini tren antibodi hewan yang divaksinasi SARS tampaknya jug mengikuti tren yang sama, kata mereka dalam studi peer-review EBioMedicine.

Tim mengatakan, mereka berharap untuk mulai menguji kandidat vaksin pada orang dalam uji klinis beberapa bulan ke depan.

Vaksin potensial menggunakan desain patch jarum yang disebut array microneedle untuk meningkatkan potensinya.

Array berukuran 400 jarum kecil yang terbuat dari gula dan protein lonjakan Dr Gambrotto menjelaskan.

Baca Juga: Bikin Geger Satu Desa, Pasien Positif Corona di Sumsel Ini Masih Keluyuran Keliling Kota Naik Ojek, Dinas Kesehatan Ungkap Alasannya

Ini dirancang untuk mengirimkan potongan protein lonjakan ke dalam kulit di mana reaksi kekebalan terkuat akan terbentuk.

Sejauh ini belum ada laporan vaksin ini sudah bisa digunakan, bahkan obat untuk mengatasi virus corona juga belum ditemukan.

Namun, ada sejumlah obat-obatan di dunia yang diyakini bisa digunakan untuk mengobati penderita Covid-19.

Artikel Terkait