Santer Seruan Berjemur Kuatkan Imun, Kenyataannya Justru Kebalikannya, Malah Mempermudah Covid-19 Terinfeksi, Kenapa?

May N

Penulis

Intisari-online.com -Sinar matahari sekarang banyak diburu masyarakat.

Kenapa? Karena menurut banyak informasi yang didapatkan masyarakat, baik dari media, share di media sosial, katanya sinar matahari mampu melindungi kita dari serangan virus corona Covid-19.

Tak hanya sampai disitu.

Sekarang informasi mengenai memanfaatkan sinar matahari untuk Hadapi Corona sudah lebih spesifik.

Baca Juga: Studi: Ada Alat Kecerdasan Buatan yang Bisa Prediksi Pasien Covid-19 Mana yang Miliki Masalah Pernapasan Terparah

Buktinya, saat ini banyak orangtua mengajak anaknya untuk mandi sinar matahari mulai jam 10.00 pagi.

Malah banyak masyarakat saat ini sengaja untuk berjemur pada jam tersebut di atas rumahnya masing-masing.

Baik itu di tempat menjemur baju, bahkan ada yang nekat duduk-duduk menikmati sengatan matahari di atas genting.

Menurut banyak masyarakat yang melakukannya, ini karena saran dari dokter, seperti yang dibacanya di media, atau video yang diterima di grup WA atau sharing sosial media lainnya, seperti Facebook, Instagram, hingga Twitter.

Baca Juga: Ingin Buat Sensor yang Bunyi Saat Tangan Dekat Dengan Wajah untuk Lawan Covid-19, Tapi 2 Magnet Malah Terjebak di Hidung Ilmuwan Ini

Apakah kita pun mengikuti budaya berjemur di jam 10.00 pagi, demi bisa Hadapi Corona?

Sebelum kita ikut-ikutan baiknya mengetahui terlebih dahulu informasi mengenai sinar matahari, yang ternyata bisa sangat merugikan kesehatan kita.

Sebab jika kita melakukan berjemur karena ikut-ikutan bisa saja salah, dan yang datang justru kerugian.

Misal, kornea mata rusak, mengalami katarak, kanker kulit, hingga immune system suppression.

Baca Juga: Meski Tanpa Lockdown, Jepang Bisa Menahan Penyebaran Virus Corona, Disebabkan Kebiasaan Baik ini, Mari Tiru

Padahal saat ini kita butuh meningkatkan sistim imun.

Menurut dokter Dr Handrawan Nadesul, dalam postingan di akun Facebook Pribadinya, ada 3 jenis ultraviolet (UV) yang diberikan matahari kepada alam; UVA, UVB dan UVC.

Untuk UVC lupakan, pasalnya sinar tersebut karena tidak menyentuh kita di bumi.

Jadi sinar matahari yang sampai ke bumi kita tercinta ini hanya UVA dan UVB.

Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat dan Pastikan Anda Tercatat! Berakhir Hari Ini 31 Maret, Ini Dia Daftar 21 Pertanyan Sensus Penduduk Online 2020

Asal tahu saja, UVA dan UVB itu sejatinya sama-sama bisa berpengaruh buruk terhadap tubuh, khususnya kulit.

Akan tetapi dibalik keburukannya, UVA dan UVB mempunyai manfaat bagi manusia.

Dengan catatan kita tahu ilmunya, alias tahu kapan dan bagaimana cara memanfatkannya.

Untuk diketahui, semua manusia butuh UVA dan UVB untuk pembentukan vitamin D, tulang dan otot, terapi penyakit kulit (psoriasis), dan meningkatkan sistem imun.

Baca Juga: Bangun Tidur Kulit Jadi Hijau Bak Penyihir Jahat, Wanita Ini Kapok Gunakan Krim Tanning Palsu

Sampai sini tentu kita sudah paham, kenapa sekarang di mana pandemi corona, banyak masyarakat berburu sinar matahari.

Tapi, kapan kita harus mulai berburu sinar matahari, supaya bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan sistim imun, pembentukan vitamin D, untuk tulang dan otot, juga terapi bagi penderita psoriasis?

Mengenai hal itu, tentu kita ingat pesan orangtua zaman dahulu.

Berjemur sinar matahari pagi sebelum pukul 10.00 lah yang menyehatkan.

Baca Juga: Negaranya 'Batuk-batuk' Karena Corona, Trump Tetap Berani Bahas Minyak dengan Putin: Arab Saudi dan Rusia Gila Semua

Tapi untuk saat ini yang kita kejar adalah manfaat UVB, daripada UVA.

Adapun UVA panjang gelombang melebihi UVB, yang menembus lapisan kulit dalam (dermis).

UVB hanya sampai lapisan atas epidermis, maka lebih kurang merusak kulit.

Namun, terpapar lama seperti yang ingin kulitnya lebih gelap (suntan), UVA maupun UVB sama-sama buruknya.

Baca Juga: Cegah Virus Corona dengan Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh yaitu Makan Buah dan Sayuran Tinggi Vitamin C, Siapa Bilang Hanya Buah Jeruk Sumbernya?

Sebab keduanya membuat kulit cepat menua, lekas keriput, dan risiko kanker kulit, pun bisa melemahkan sistem imun jika terpapar berlebihan (Immune system suppression).

Selain menembus kulit lebih dalam, karena kekuatannya ratusan kali lebih kuat dari UVB, UVA bisa menembus kaca.

Seperti dilansir dari Grid Health, pengaruh UV terhadap tubuh ditentukan oleh beberapa faktor, index UV, musim apa, lokasi equator, mendung tidaknya, dan jam operasi mataharinya.

Makin di atas puncak langit matahari, makin kuat index UV-nya.

Baca Juga: 5 Cara Hilangkan Jerawat dengan Kulit Pisang, Mudah Dibikin dan Ampuh Usir Jerawat!

Makin kuat index UV makin perlu dikurangi waktu paparnya kalau tidak ingin merusak tubuh.

WHO menganjurkan kita cukup berjemur 5-15 menit; bagian tangan, lengan, dan wajah terpapar matahari pukul 10.00-15.00 (cerah, di equator).

Berjemurnya pun cukup seminggu 3 kali untuk memperoleh manfaatnya.

Kelebihan paparan matahari pada jam puncak tersebut, selain merusak kulit sebagaimana sudah disebut di atas, juga merusak kornea mata (keratoconjunctivitis), berisiko katarak, serta merusak DNA kulit, bisa memunculkan kanker kulit (melanoma).

Baca Juga: Skenario Terburuk WHO, Virus Corona di Asia Baru Permulaan, Perlu Waktu Lama untuk Selesai

Oleh karena bibit penyakit termasuk virus terbunuh oleh UV dengan gelombang sekitar 250 nm (nanometer), maka UVB-lah yang tepat untuk dimanfaatkan membunuh virus.

Memang mengenai hal ini belum ada penelitian apakah UVB mampu membunuh virus baru Covid-19 ini.

Tapi, kita anggapan saja mampu sebagai tambahan manfaat berjemur.

Satu hal yang harus diingat, saat berjemur jangan lupa minum yang cukup, pakai kaca mata hitam, juga setelahnya kita cukupi kebutuhan gizi harian.

Baca Juga: Bayi Ini Terselamatkan oleh Daun Pisang Ketika Ibunya Membuang dari Lantai Lima, Bagaimana Kejadiannya?

Tak bisa diabaikan, olahraga. Jadi alangkah baiknya lakukan berjemur UVB sambil berolahraga.

Selain itu, wajib cukup tidur setiap hari, dan jauhkan diri dari stres, pikiran negatif. Hal tersebut bisa melemahkan sistim imun tubuh.

Diakhir tulisannya, sang dokter yang dikenal sebagai penulis keseatan ini pun menuliskan;

"Vitamin D, yakni vitamin D3 (cholecalciferol) yang dibutuhkan tubuh yang meningkat, juga meningkatkan hormon serotonin otak. Serotonin bagian dari "Hormon Kebahagiaan" yang memberi kita merasa nikmati dalam memberi (apa saja). Maka matahari juga sumber suka cita kita.

Baca Juga: Baru Pulang dari Jakarta dan Naik Bus, Seorang Pria di Garut Positif Virus Corona, Bukti Kita Tidak Boleh Mudik di Tengah Pandemi Covid-19

Salam sehat

Dr HANDRAWAN NADESUL"

(Gazali Solahuddin)

Artikel ini telah tayang di Grid Health dengan judul Salah Kaprah Berjemur, Bukan Virus yang Mati Justru Melemahkan Sistim Imun, Covid-19 Mudah Menginfeksi