Find Us On Social Media :

Rakyat Korut-Korsel Senang Kim Jong Un Akan Hentikan Program Nuklir, Tapi Jepang dan AS Malah Ketar-Ketir

By Agustinus Winardi, Minggu, 22 April 2018 | 15:45 WIB

Intisari-Online.com - Keinginan pemimpin Korut, Kim Jong Un untuk menghentikan program nuklir dan peluncuran uji coba rudal balistik disambut gembira baik rakyat Korut maupun Korsel.

Warga kedua negara yang ‘dipaksa’ untuk selalu bermusuhan sejak Perang Korea (1953) hanya berakhir dengan gencatan senjata itu memang selalu dalam kondisi tegang mengingat peperangan antara Korut dan Korsel kapan saja bisa meletus lagi.

Sejak Kim Jong Un berkuasa, kehidupan sehari-hari rakyat Korsel bahkan juga rakyat Jepang dipenuhi teror karena sewaktu-waktu bisa mendapat serangan rudal nuklir dari Korut.

Tapi sejak Kim Jong Un menjanjikan penghentian program nuklir dan uji coba peluncuran rudal balistik seminggu terakhir, Kim Jong Un juga mendorong kemungkinan bersatunya Korea kembali (reunifikasi), rakyat Korut serta Korsel benar-benar merasa mendapat angin segar.

Baca juga: Tidak Seperti Korut, AS Berani Menyerang Suriah karena Negara yang Didukung Rusia Ini Tidak Memiliki Nuklir

Hingga saat ini masih banyak warga Korut dan Korsel yang memiliki hubungan saudara terpisah dan sejak 1953 tidak bisa bertemu.

Pasalnya Korut memang melarang keras warganya yang memiliki saudara di Korsel untuk bertemu kecuali sedang diadakan acara reunifikasi yang dilakukan secara terbatas.

Oleh karena itu, keinginan Korut untuk menghentikan program nuklir dan membuka jalan bagi proses reunifikasi serta mengakhiri Perang Korea, jelas merupakan berita menggembirakan tidak hanya bagi Korut-Korsel tapi juga dunia internasional.

Selain rakyat Korut dan Korsel yang memiliki hubungan saudara bisa berkumpul lagi setelah sekitar 70 tahun terpisah, dunia internasional juga tidak dihantui lagi oleh ancaman serangan nuklir dari Korut.

Baca juga: Kirim 229 Cheerleader Cantik ke Korsel, Korut Ancam Jebloskan Penjara Jika Ada Yang Salah Bergoyang

Tapi meski Kim Jong Un sudah menjajikan ‘kabar gembira’ para pengamat politik Korut di Korsel malah mencurigai janji-janji manis Kim Jong Un sebagai tipuan dan ajang propaganda.

Pasalnya akibat uji coba ledakan bom nuklir Korut yang biasa dilaksanakan di kawasan Punggye-ri hingga enam kali, fasilitas uji coba ledakan nuklir itu telah mengalami kerusakan sehingga perlu dana lagi bagi Korut untuk membuat fasilitas uji nuklir yang baru.

Jadi menurut para pengamat Korut dari Korea Institute for Maritime Strategy (Korsel), pernyataan Kim Jong Un yang menjanjikan penghentian program nuklir bukan dilakukan secara tiba-tiba tapi karena diakibatkan belum adanya fasiltas uji nuklir yang baru.