Penulis
Intisari-online.com -Penyemprotan cairan disinfektan kepada manusia sedang jadi tren di Indonesia dalam rangka mematikan virus corona baru.
Saat ini, banyak tempat umum di sejumlah daerah, seperti bandara dan masjid, yang menyediakan tempat khusus untuk penyemprotan cairan disinfektan kepada orang-orang.
Yang sedang tren adalah bilik disinfektan.
Cara ini diyakini bisa mematikan virus yang mungkin ada di permukaan pakaian atau badan seseorang.
Tapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, penyemprotan itu bukan hal yang mereka sarankan.
Laman Instagram @who menyatakan, penyemprotan disinfektan ke seluruh tubuh seseorang tidak bisa membunuh virus yang terlanjur masuk ke dalam tubuh.
Sebaliknya, penyemprotan tersebut justru bisa merusak pakaian yang orang kenakan.
Bahkan, melukai tubuh orang yang menerima tindakan tersebut.
"Menyemprotkan zat-zat semacam itu bisa merusak pakaian atau selaput lendir (seperti mata, mulut)," tulis WHO dalam akun Instagram-nya.
Penggunaan alkohol dan klorin dalam disinfektan memang bisa untuk mensterilkan permukaan suatu benda.
Namun, harus di bawah rekomendasi yang tepat.
Informasi serupa juga Perwakilan WHO di Indonesia dr. Paranietharan unggah ulang melalui akun Twitter @NParanietharan.
Dia menandai akun Kementerian Kesehatan, BNPB, Menteri Luar Negeri, Dinas Kesehatan Jakarta, dan lainnya untuk memastikan informasi ini tersampaikan.
"#Indonesia Please do not spray disinfectants on people #COVID19 #CoronaVirusIndonesia, it may be harmful @KemenkesRI @BNPB_Indonesia #JakartaTanggapCorona #Jakarta #LawanCovid19 @kemenkopmk @Menlu_RI @dinkesJKT @WHOIndonesia," isi twet yang dr. Paranie unggah pada Minggu (29/3).
Tweetnya kemudian diunggah ulang oleh WHO Indonesia.
Tidak untuk tubuh
Situs resmi Covid-19 milik Pemerintah Indonesia, covid19.go.id, mengatakan, cairan disinfektan efektif untuk membersihkan permukaan benda-benda yang potensial terdapat banyak bakteri dan virus.
Tetapi, cairan disinfektan ini tidak disarankan untuk disemprotkan pada tubuh atau pakaian seseorang.
"Cairan disinfektan bisa membersihkan virus pada permukaan benda-benda dan bukan pada tubuh atau baju dan tidak akan melindungi Anda dari virus jika berkontak erat dengan orang sakit," bunyi keterangan dalam laman resmi tersebut.
Mengutip Guidance Notes on Safe Use of Chemical Disinfectants Departemen Tenaga Kerja Hong Kong, cairan disinfekan yang mengandung bahan kimia berupa alkohol memiliki risiko jika disemprotkan ke tubuh.
Alkohol merupakan bahan kimia yang mudah terbakar jika ada di dekat api, terutama ketika diterapkan dengan cara disemprotkan. Selain itu, jika mengenai kulit, cairan ini bisa mengiritasi kulit yang terluka.
Lalu, jika terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan memengaruhi saraf sistem pusat.
Sementara zat klorin merupakan zat beracun.
Jika seseorang terpapar klorin dengan konsentrasi tinggi, bisa berakibat fatal.
Apalagi, jika sebuah larutan disinfektan mengandung lebih dari satu jenis zat kimia.
Pencampuran zat-zat tersebut bisa menimbulkan bahaya.
(Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Ingatkan Risiko Semprot Disinfektan pada Manusia: Mudah Terbakar hingga Keracunan"