Find Us On Social Media :

Pecahkan Rekor China dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Negara Sekelas Amerika Sempoyongan Hingga Minta Bantuan Ini ke Korea Selatan

By Afif Khoirul M, Jumat, 27 Maret 2020 | 13:00 WIB

Donald Trump tawarkan gencatan senjata perang dagangnya dengan China dan tawarkan bala bantuan untuk mengatasi virus corona

Intisari-online.com - Wabah virus corona telah membuah banyak negara di seluruh dunia dalam kekalutan.

Termasuk negara adidaya sekelas Amerika saja sampai sempoyongan, tak kuasa menahan wabah yang begitu hebat yang entah kapan akan berakhir.

Menurut kabar terbaru menukil Al Jazeera pada Jumat (27/3/2020), Amerika ini pecahkan rekor dunia setelah China sebagai negara terbanyak dengan kasus corona.

Saat ini China memiliki jumlah kasus di angka 81.700 disusul dengan Italia berjumlah 80.500 sementara Amerika dalam satu malam mendadak mengalami lonjakan besar.

Baca Juga: Terenyuh Lihat Tim Medis Covid-19 Pakai Jas Hujan sampai Plastik Sampah, Desainer asal Indonesia Buatkan Baju APD Gratis

Amerika kini berada di angka 85.000 kasus virus corona, negara dengan jumlah terbanyak di dunia kasus Covid-19.

Lonjakan ini menjadikan Amerika masuk dalam daftar negara terparah akibat pandemi yang telah membunuh lebih dari 24.000 penduduk dunia ini.

Alhasil, negara adidaya sekuat Amerika saja tak kuasa untuk menanggung beban wabah tersebut, hingga dilaporkan Presiden Donald Trump meminta bantuan ke Korea Selatan.

Menukil Asia One, Presiden Donald Trump mendesak Korea Selatan untuk memberikan bantuan pada AS, meskipun Korea Selatan sendiri juga tengah terpuruk akibat wabah ini.

Baca Juga: Terenyuh Lihat Tim Medis Covid-19 Pakai Jas Hujan sampai Plastik Sampah, Desainer asal Indonesia Buatkan Baju APD Gratis

Menurut laporan, Donald Trump melayangkan permintaan mendesak pada Koresel untuk mengorimkan peralatan medis ke Amerika.

Sementara Korea Selatan mengatakan, mereka berjanji akan mengirim peralatan medis mereka jika "masih" memiliki cadangan.

Setelah wabah besar muncul di Korea Selatan mereka meluncurkan pengujian luas.

Dalam beberapa hari dengan cepat meluncurkan program agresif untuk mengisolasi kasus yang dikonfirmasi lalu melacak mereka.

Ini membuatnya mendapat pujian karena memperlambat penularan virus corona dan membuatnya relatif sedikit dengan hanya 125 kematian.

Setelah itu jumlah infeksi juga menurun drastis per hari di bawah 100 selama 13 hari berturut-turut.

Baca Juga: Memiliki Suhu Ekstrem dan Menjadi Satu-satunya Daratan Terakhir di Bumi yang Bebas dari Virus Corona, Benarkah Antartika 'Kebal'?dari Covid-19

Sedangkan AS, awalnya melakukan sedikit pengujian dan menutup negara bagian secara masal, dengan wabah yang tumbuh begitu cepat.

Sejumlah negara bagian melaporkan ribuan kasus baru per harinya.

Dalam panggilan telepon 23 menit, Trump mengatakan pada Moon Jae-In Presiden Korsel, berjanji akan membantu Korsel mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (IFDA).

Untuk peralatan medis yang akan diminta AS dalam pernyataan Selasa (24/3).

Moon mengatakan, Korsel akan membantu AS dan memberikan dukungan penuh, jika peralatan cadangan yang diminta itu tersedia.

Tampaknnya kerjasama itu juga menguntungkan pihak Korea Selatan dengan melonjaknya harga saham produsen karena diminta oleh AS.

Baca Juga: Ngilu, Video ini Tunjukkan Kerusakan Paru-paru Pada Pasien Virus Corona: 'Orang-orang Harus Lebih Serius Hadapi Penyakit ini'

SugenTech sebuah perusahaan alat tes medis di Korsel naik Sebanyak 23 persen. Kemudian, Seegene naik 27 persen.

Sementara itu, vaksin untuk virus corona yang dikembangkan oleh beberapa negara di dunia juga belum diluncurkan hingga kini, sedangkan Amerika sudah dalam kondisi terdesak.