Penulis
Intisari-Online.com - Tenaga medis menjadi pejuang di garis terdepan menghadapi Covid-19.
Mereka tak kenal lelah merawat pasien-pasien yang terus berdatangan, bertambah dari hari ke hari.
Ya, setidaknya seperti itu di sebagian besar negara-negara di dunia saat ini.
Meski di negara asal virus ini mewabah, China, pasien sudah mulai berkurang, bahkan disebut tidak ada lagi infeksi lokal yang terjadi.
Para tenaga medis yang berasal dari luar, Wuhan, kota di China tempat muncul virus ini pertama kali, juga sudah mulai kembali ke kampung halaman.
Berbeda dengan di China, negara lain justru masih terus berperang melawan pandemi ini.
Perjuangan para tenaga medis di negara tedampak salah satunya diungkapkan seorang dokter bernama Nicola Sgarbi.
Dokter berusia 35 tahun ini merupakan salah satu sosok tangguh di garis terdepan Italia, negara yang saat ini menjadi negara terdampak paling parah.
Jumlah kasus positif di Italia terbesar di dunia setelah China, sementara jumlah kematian di sana sudah melampaui negara asal virus ini.
Ya, artinya Italia jadi negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 nomor satu di dunia.
Tak terbayang betapa berat nan melelahkannya menjadi tenaga medis di negara tersebut.
Namun sedikit tergambarkan melalui postingan Dr Sgarbi.
Tanda Merah dan Menghitam di Wajahnya sedikit menjadi simbol betapa keras ia berjuang di garis terdepan.
Melansir Dailymail (24/3/2020), Dr Sgarbi memposting foto di Facebook pada 13 Maret setelah menghabiskan 13 jam di ICU merawat pasien Covid-19.
Dalam foto itu, kacamata dokternya terangkat di atas wajahnya dengan tanda merah di bawah mata dan pangkal hidungnya.
"Aku tidak suka selfie. Kemarin, saya mengambil foto ini. Setelah 13 jam di ICU setelah melepas semua perangkat pelindung saya, saya mengambil selfie," tulisnya di Facebook.
Dr Sgarbi menegaskan jika ia memposting foto tersebut tanpa maksud untuk mengatakan dirinya pahlawan.
"Aku bukan dan aku tidak merasa seperti pahlawan.
"Saya adalah orang normal, yang mencintai pekerjaannya dan yang, sekarang lebih dari sebelumnya, bangga dan bangga melakukannya dengan memberikan semua dirinya di garis depan bersama dengan orang-orang hebat lainnya (dokter, perawat, teknisi, petugas kebersihan)," tulisnya.
Pos tersebut telah menjadi viral, disukai lebih dari 240.000 orang dan lebih dari 74.000 kali dibagikan pengguna media sosial.
Kepada CNN, ia pun menjelaskan alasannya berfoto selfie.
Rupanya bukan karena sengaja ingin memposting, namun untuk dikirimkan ke keluarganya.
“Saya terutama mengambil foto itu karena dua alasan.
"Pertama, untuk mengirimkannya kepada pasangan saya, untuk mengatakan kepadanya bahwa saya telah menyelesaikan shift saya di tempat kerja dan bahwa saya sedang dalam perjalanan pulang, sedikit memar, "katanya.
"Kedua, untuk menunjukkannya kepada putri saya yang berusia 1 tahun ketika dia akan dewasa. Aku akan memberitahunya tentang momen ini," lanjutnya.
Selain Dr Sgarbi, melansirDailymail, foto dokter lainnya yang memiliki tanda merah bekas kacamata pelindung pun disertakan.
Bukan hanya dokter saja yang harus melewati hal seperti Dr Sgarbi.
Para perawat pun sama kerasnya berjuang merawat para pasien Covid-19, menjadi sosok di garis terdepan.
Salah satunya perawat bernama Sherry Dong, perawat berusia 25 tahun yang bekerja di ICU di Johns Hopkins Medical Center di Baltimore, Maryland.
Seperti Dr Sgarbi, foto yang dipostingnya ke media sosial pun menunjukkan bagaimana wajah lelahnya setelah melakukan tugas beratnya.
Baca Juga: Ujian Nasional 2020 Resmi Ditiadakan, Bagaimana Cara Tentukan Kelulusan Siswa?
Ia berbagi foto di Reddit tentang dirinya dan rekan kerjanya yang mengenakan gaun sekali pakai, sarung tangan sekali pakai dan pelindung wajah.
"Salam dari garis depan COVID-19 di Rumah Sakit Johns Hopkins ICU!" tulisnya.
Pada Senin malam, ia menerima lebih dari 2.200 komentar dan beberapa 'penghargaan' Reddit.
"Hati saya bersyukur dan pikiran saya berat melihat profesional medis di seluruh dunia menempatkan diri mereka dalam risiko berjuang melawan wabah ini," katanya kepada CNN.
Selain itu, ia juga meminta siapa pun yang memiliki peralatan pelindung untuk mengirimkannya ke rumah sakit karena petugas khawatir, mereka hampir kehabisan.
Masalah seperti yang dialami di rumah sakit tempat bekerja perawat Sherry Dong memang menjadi masalah di berbagai rumah sakit lainnya.
Sementara jumlah pasien positif terus meningkat, per Selasa (24/3/2020), jumlah orang terinfeksi Covid-19 di dunia bertambah hampir 40.000.
Menjadikan jumlah totalnya menjadi 384.432 kasus dari yang sebelumnya (23/3/2020) sebanyak 342.407 kasus.
Dari total tersebut, jumlah kematian mencapai 16.591 kasus, sedangkan 102.536 kasus diantaranya sembuh.
Baca Juga: Jangan Bandel! Bukan Cuma Hajatan Saja, Ini Kriteria Kerumunan yang Bakal Dibubarkan Polisi!