Pejudo Ini Sampai Harus Menyamar Jadi Laki-laki, Demi Perjuangkan Hak Wanita untuk Bertanding di Olimpiade

Ade Sulaeman

Penulis

Kanokogi dianggap ibu dari judo wanita setelah berjuang selama lebih dari dua dekade agar wanita dapat bertanding dalam judo di olahraga Olimpiade.

Intisari-Online.com- Rusty Kanokogi dianggap ibu dari judowanitasetelah berjuang selama lebih dari dua dekade untuk menjadikan wanita dapat bertanding dalam judo di olahraga Olimpiade.

Perjuangan Kanokogi untuk kesetaraan di judo dimulai pada tahun 1959, ketika dia dan klubnya memasuki kejuaraan YMCA di Utica, New York.

Meskipunwanita tidak secara eksplisit dilarang dalam pertandingan, Kanokogi memotong pendek rambutnya dan menutupi dadanya dengan perban agar menjadi bidang seperti laki-laki.

Tapi, ketika tiba waktunya untuk mengumpulkan medali setelah memanangkan pertarungan, penyelenggara turnamen bertanya apakah diawanita.

BACA JUGA:Unit 731, Eksperimen Mematikan Terhadap Manusia yang Dilakukan Militer Jepang Secara Rahasia

Kanokogimengangguk dan melepaskan medalinya.

Dalam sebuah wawancara, Kanokogi yang telah mencapai sabuk hitam tingkat tujuh dalam judo mengatakan, "Seandainya saya bilang tidak, saya kira judo untukwanita tidak akan ada di Olimpiade. Dan hal itu membuatsayamerasa bahwa tidak adawanita yang harus melalui hal seperti saya."

Lahir di Rena Glickman pada tanggal 30 Juli 1935, dia tumbuh di dekat Pulau Coney.

Judo menawarkan jalan keluar bagiKanokogiyang diabaikan oleh orangtuanya.

BACA JUGA:Saddam Hussein, Sejak Kecil Suka Berkelahi Bahkan Jadi Pimpinan Geng

Kanokogi sering mengatakan bahwa judo telah menyelamatkan nyawanya.

Kanokogi memfokuskan usahanya untuk membujuk asosiasi judo nasional dan internasional untuk menyelenggarakan kompetisi judo untukwanita.

Dengan berapi-api, dia menghabiskan waktunya untuk mengumpulkan dana, menulis surat, pergi ke kantor dan melobi pejabat yang bersangkutan untuk memperjuangkan judowanita.

Pada tahun 1980, Kanokogi bahkan menggadaikan rumahnya untuk membantu membiayai kejuaraan judowanita pertama di Madison Square Garden.

BACA JUGA:Jangan Ngaku Pecinta Kopi Kalau Anda Belum Mencoba 5 Kopi yang Jadi Identitas Indonesia ini!

Tujuan Kanokogi untuk menjadikan judowanita menjadi bagian dari Olimpiade mulai terwujud pada tahun 1984, ketika judo dibuat pameran olahraga untuk Los Angeles Games.

Empat tahun kemudian di Seoul, Korea Selatan,judowanita memiliki status medali dan Kanokogi menyaksikannya secara langsung sebagai pelatih Amerika Serikat.

Upayanya untuk Judo diakui oleh pemerintah Jepang ketika dia dianugrahi Order of the Rising Sun, kehormatan tertinggi Jepang untuk orang asing.

Kanokogi wafat pada tanggal 21 November 2009 saat usianya 74 tahun diLutheran Medical Center, Brooklyn.

BACA JUGA:Irak dengan Alam yang Kaya dan Subur Serta Cadangan Minyak yang Besar Membuat AS Ingin Menguasainya

Artikel Terkait