Find Us On Social Media :

Pejudo Ini Sampai Harus Menyamar Jadi Laki-laki, Demi Perjuangkan Hak Wanita untuk Bertanding di Olimpiade

By Tatik Ariyani, Kamis, 19 April 2018 | 21:30 WIB

Intisari-Online.com - Rusty Kanokogi dianggap ibu dari judo wanita setelah berjuang selama lebih dari dua dekade untuk menjadikan wanita dapat bertanding dalam judo di olahraga Olimpiade.

Perjuangan Kanokogi untuk kesetaraan di judo dimulai pada tahun 1959, ketika dia dan klubnya memasuki kejuaraan YMCA di Utica, New York.

Meskipun wanita tidak secara eksplisit dilarang dalam pertandingan, Kanokogi memotong pendek rambutnya dan menutupi dadanya dengan perban agar menjadi bidang seperti laki-laki.

Tapi, ketika tiba waktunya untuk mengumpulkan medali setelah memanangkan pertarungan, penyelenggara turnamen bertanya apakah dia wanita.

BACA JUGA: Unit 731, Eksperimen Mematikan Terhadap Manusia yang Dilakukan Militer Jepang Secara Rahasia

Kanokogi mengangguk dan melepaskan medalinya.

Dalam sebuah wawancara, Kanokogi yang telah mencapai sabuk hitam tingkat tujuh dalam judo mengatakan, "Seandainya saya bilang tidak, saya kira judo untuk wanita tidak akan ada di Olimpiade. Dan hal itu membuat saya merasa bahwa tidak ada wanita yang harus melalui hal seperti saya."

Lahir di Rena Glickman pada tanggal 30 Juli 1935, dia tumbuh di dekat Pulau Coney.

Judo menawarkan jalan keluar bagi Kanokogi yang diabaikan oleh orangtuanya.

BACA JUGA: Saddam Hussein, Sejak Kecil Suka Berkelahi Bahkan Jadi Pimpinan Geng

Kanokogi sering mengatakan bahwa judo telah menyelamatkan nyawanya.

Kanokogi memfokuskan usahanya untuk membujuk asosiasi judo nasional dan internasional untuk menyelenggarakan kompetisi judo untuk wanita.

Dengan berapi-api, dia menghabiskan waktunya untuk mengumpulkan dana, menulis surat, pergi ke kantor dan melobi pejabat yang bersangkutan untuk memperjuangkan judo wanita.