Intisari-Online.com - Arsip Nasional Jepang telah mengungkapkan nama asli dari 3.607 anggota Unit 731 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang yang terkenal melakukan eksperimen mematikan terhadap manusia selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua (1937-1945), seperti dilaporkan Xinhua.
Daftar ini, tertanggal 1 Januari 1945, terdiri dari nama, pangkat dan informasi kontak dari 52 dokter militer, 49 teknisi, 38 perawat wanita dan 1.117 petugas medis militer.
Menurut Katsuo Nishiyama, profesor emeritus dari Shiga University of Medical Science di Jepang barat, Arsip Nasional merilis daftar pada tahun 2016 sebagai tanggapan atas permintaan aslinya, tetapi informasi kontak dari mereka yang terdaftar dihitamkan untuk menahan identitas mereka.
Daftar yang dideklasifikasi kemudian dirilis pada Januari 2018, tetapi masih ada beberapa informasi yang dikaburkan.
Apa itu unit 731? Mari kita simak kisah mengerikannya berikut ini.
Ketika Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918, negara-negara yang semula terlibat perang dan berada di pihak yang kalah seperti Jepang dan Jerman merasa menjadi korban yang paling dirugikan.
Perasaan kalah itu jelas menimbulkan rasa malu sekaligus memunculkan ambisi untuk balas dendam. Layaknya orang ingin balas dendam segala macam cara pun ditempuh meskipun harus bertentangan dengan perikemanusiaan.
Pasca-PD I Jepang langsung mengalami depresi ekonomi dan untuk bangkit dari keterpurukan itu hanya ada satu cara yang bisa ditempuh: mengobarkan kembali semangat Bushido (Samurai).
(Baca juga: Perang Dunia I Ternyata Disebabkan oleh Sepotong Sandwich, Benarkah?)
Semangat Bushido yang bisa teruji lewat peperangan mau tak mau mengkondisikan Jepang menegakkan pilar militer dan dilanjutnya ekspansi militer ke wilayah terdekat.
Hanya dengan cara itu perasaan inferior dan balas dendam akibat kalah perang bisa diobati. Keinginan balas dendam itu kemudian membuat baik Jepang maupun Jerman berubah menjadi negara militeristik dan siap mencaplok negera-negara tetangganya.
Jepang yang faktanya minim sumber daya alam mengalami banyak kesulitan ketika industri militer dan kebutuhan perekonomiannya sangat tergantung dari luar.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR