Find Us On Social Media :

Selalu Merasa Tak Aman, Saddam Hussein Tak Pernah Tidur di Istananya

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 19 April 2018 | 16:30 WIB

Ada  cerita, suatu hari, dia  bersama tiga kawannya saling mengkhayal kelak mau apa kalau sudah dewasa. Seorang kawannya ingin menjadi penyair terkenal, yang kedua ingin menjadi jenderal, sedangkan yang ketiga ingin menjadi ilmuwan.

Saddam ingin jadi apa? la tidak mengatakan ingin jadi apa tetapi ingin memiliki sebuah jip, senapan buru, dan teropong!

Sulit digusur

Saddam memang bukan Presiden Kuba Fidel Castro. Akan tetapi, ada kesamaan di antara keduanya. Mereka berdua adalah presiden yang sudah membuktikan, semakin digoyang untuk  dijatuhkan, semakin kuat bertahan, berdiri tegak, tidak goyah.

Berapa banyak Presiden AS yang pernah berusaha menjatuhkan Castro? Taruhlah sejak kapak peperangan terhadap Kuba diangkat Presiden JF Kennedy hingga Presiden George W. Bush kini, sudah sembilan Presiden AS yang berusaha mendongkel Castro.

Namun, tokoh dunia yang selalu bercambang dan berjenggot, menghisap cerutu, serta selalu mengenakari seragam militer lapangan dan berpistol itu tetap duduk di singgasananya. Saddam memang tidak "menikmati" goyangan begitu banyak presiden AS, namun ia juga selalu diaduk-aduk oleh AS.

Baca juga: 'Dipertemukan' oleh Serangan Rudal AS di Irak Saat Masih Kecil, Kisah Persahabatan 2 Orang Ini Sungguh Mengagumkan

Mengapa Saddam sulit sekali digusur? Itu sebuah pertanyaan yang hingga kini belum bisa dijawab. Campur tangan kekuatan AS pun tak mampu menyingkirkannya.

Randy Stearns dalam tulisannya di ABCNEWS.com, misalnya, menyatakan, sudah lebih dari enam tahun CIA berjuang menumbangkan Saddam (baik atas perintah George Bush maupun Clinton), namun tidak pernah membuahkan hasil.

Misalnya, tahun 1991 CIA melancarkan aksi propaganda anti-Saddam dengan mengeluarkan dana AS $ 20 juta dan paling tidak AS.$ 11 juta diberikan kepada berbagai kelompok oposisi di Irak. Hasilnya?

Hingga kini Saddam masih tetap berkuasa. AS juga membantu mendirikan Kongres Nasional Irak – yang dibentuk kelompok oposisi - dengan memberi dana hingga AS $ 12 juta antara 1992 - 1996.

Dengan membantu pembentukan Kongres Nasional Irak yang dipimpin Ahmed Chalabi itu, AS  yakin bisa menumbangkan Saddam. Biiktinya? Saddam masih pegang kendali Irak.