Baca Juga: Ketahui Ini Perbedaan Gejala Asam Lambung dan Maag, Meski Keduanya Bikin Tak Nyaman Pencernaan
Aksi Sulianti ini sempat mendapat protes dari Gabungan Organisasi Wanita (GOW).
Muhammad Hatta dan Soekarno pun menganggap gagasannya kurang tepat dan kurang wajar jika digunakan dalam komunikasi massa.
Hal ini membuat Sulianti lebih berhati-hati dalam menyampaikan kampanyenya.
Ia mulai bergabung dengan sejumlah aktivis perempuan serta mendirikan Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK) dengan klinik-klinik swasta yang melayani KB di berbagai kota.
Gerakan Keluarga Berencana (KB) yang diusungnya akhirnya mulai diperhatikan pada masa Orde Baru.
Dedikasinya pada bidang kesehatan membuatnya ditunjuk sebagai anggota badan eksekutif dan Ketua Health Assembly.
Pascapensiun pada 1970-an, Sulianti masih diminta menjadi tim penasihat Menteri Kesehatan.
Ia terus melanjutkan gagasannya tentang tata kelola kesehatan masyarakat, Keluarga Berencana (KB), dan pengendalian penyakit menular hingga meninggal dunia pada 29 April 1991.
Artikel ini telah tayang di Nationalgeographic.grid.id dengan judul Sulianti Saroso, Dokter Peduli Penyakit Menular dan Keluarga Berencana