Tidak ada banyak data tentang apakah wanita hamil berisiko lebih tinggi mengembangkan kasus COVID-19 yang lebih parah, menurut Athena Kourtis, MD, PhD, anggota Komite Akademi Pediatrik Amerika untuk Penyakit Menular dan klinis profesor pediatri di Sekolah Kedokteran Universitas Emory di Atlanta.
Sebuah analisis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 147 wanita hamil termasuk 64 yang dikonfirmasi terjangkit COVID-19, 82 yang diduga memiliki virus, dan 1 yang tidak memiliki gejala. Para peneliti menemukan bahwa dari kelompok itu, 8 persen memiliki kasus parah dan 1 persen sakit kritis.
Biasanya, kehamilan menyebabkan banyak perubahan fisiologis dan imunologis yang menempatkan wanita hamil pada risiko lebih tinggi untuk komplikasi yang lebih serius dari banyak penyakit menular, kata Dr. Kourtis dalam email ke Everyday Health.
Misalnya, wanita hamil berisiko lebih tinggi tertular influenza yang lebih parah dan lebih mungkin memerlukan rawat inap karena influenza," katanya.
Peningkatan risiko ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, menurut Kourtis.
"Kehamilan mungkin membuat sistem kekebalan tubuh kurang mampu melawan virus-virus ini secara efektif, dan itu juga dapat menurunkan kapasitas paru-paru," katanya.
"Komplikasi yang dapat menyebabkan rawat inap dapat mencakup masalah paru yang signifikan," tambah Sheffield, menjelaskan bahwa pasien kadang-kadang mengembangkan pneumonia dan mungkin, dalam kasus-kasus ekstrem, memerlukan intubasi (tabung pernapasan).
The Centers for Disease Control anda Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa perempuan mendapatkan vaksinasi flu setiap saat selama kehamilan mereka.
Baca Juga: Rutin Mencuci Wajah dengan Cuka Sari Apel, Inilah Manfaat Menakjubkan pada Wajah