Find Us On Social Media :

Blackwater Security Consulting: Industri Penyedia Tentara Bayaran Paling Mengerikan yang Siap Betaruh Nyawa di Seluruh Dunia

By Agustinus Winardi, Rabu, 18 April 2018 | 12:45 WIB

Intisari-Online.com - Di negara yang sedang dilanda konflik seperti di Suriah, Irak, Afghanistan, dan lainnya ternyata menjadi ladang subur bagi para pengusaha jasa keamanan yang siap menyediakan tentara bayaran (Privat Military Contractor/PMC).

Di antara penyedia PMC yang kini beroperasi di seantero dunia, Blackwater Security Consulting adalah model PMC yang paling modern dan juga paling kaya.

Demikian ulas Murray Horton, pengamat perkembangan PMC tingkat dunia dalam bukunya bertajuk The Privatisation of War (2004).

Fasilitas Blackwater seluas total 2.400 hektar yang terletak di wilayah North Carolina, AS menyediakan lahan lengkap untuk melatih anggota PMC yang siap dikirimkan ke semua negara yang sedang dilanda konflik.

Baca juga: Halliburton, Industri Tentara Bayaran Termakmur di Dunia karena Paling Dimanja Amerika tapi Juga Paling Banyak Kehilangan Nyawa

Lokasi pelatihan Blackwater tak terlalu jauh dari tempat pelatihan tentara khusus AS di Fort Bragg.

Blackwater memiliki sendiri beberapa areal latihan penembakan dan miniatur kota untuk berlatih perang kota.

Blackwater didirikan pada 1996 oleh seorang mantan pasukan elit AL AS. Hingga saat ini Blackwater paling tidak sudah memiliki lebih dari 50.000 personel dengan kualifikasi setara pasukan khusus dan penegak hukum.

Uniknya, personel Blackwater tak semuanya orang Amerika. Mereka bahkan merekrut mantan anggota pasukan elit Inggris, SAS, dan veteran pasukan reguler dari sejumlah negara.

Baca juga: Tragisnya Kisah Para Tentara Bayaran AS yang Terbunuh di Irak: Sudah Dibakar, Digantung Pula di Jembatan

Misalnya ada yang diambil dari pasukan khusus Jenderal Pinochet (Chile) yang terkenal kejam. Ada pula yang diambil dari pasukan apartheid Afrika Selatan yang sudah memiliki pengalaman tempur dan bermental rasialis.

Dengan kualifikasi seperti itu maka harus diakui bahwa anggota PMC Blackwater memang termasuk tentara bayaran paling profesional.

Dalam tugasnya mereka memang dipersenjatai layaknya tentara reguler yang siap bertempur kapan saja.

Tapi anggota Blackwater termasuk pilihan mengingat mereka sebelumnya merupakan pasukan khusus yang berkualifikasi dan telah memiliki pengalaman tempur.

Baca juga: Punya Prinsip Bertempur Sampai Mati, Pasukan Paskhas TNI AU pun Membuat Pasukan Khusus Australia Segan

Sedemikian miripnya dengan tentara reguler, para penduduk di tempat personel Blackwater bertugas sampai kerap salah melihat.

Pasalnya mereka sering dianggap sebagai anggota pasukan elit atau paling tidak personel CIA.

Namun ada satu ciri khusus di antara para anggota Blackwater.

Yakni kebiasaan mengenakan kacamata antisilau Oakley dan rata-rata berpenampilan sombong alias sok jago karena memiliki ketrampilan membunuh ala pasukan khusus.

Baca juga: 'Dipertemukan' oleh Serangan Rudal AS di Irak Saat Masih Kecil, Kisah Persahabatan 2 Orang Ini Sungguh Mengagumkan

Dengan profil seperti itu maka tak perlu dipertanyakan mengapa mereka sering jadi sasaran serangan milisi bersenjata di wilayah penugasan.

Seperti pernah diungkap besar-besaran di media massa AS, serangan paling menyakitkan atas PMC Blackwater yang pernah terjadi di Fallujah, Irak, pada 31 Maret 2004.

Hari itu empat anggota satuan pengaman Blackwater tiba-tiba disergap gerilyawan Irak, dibunuh, lalu dibakar dan dimutilasi. Dua jenazah kemudian digantung di tiang jembatan di atas Sungai Euphrates.

Keempat korban adalah Scott Helvenston, Wesley Batalona, Jerry Zovko, dan Michael Teague.

Mereka, menurut rekan-rekannya, memang bukan orang yang bersalah dan motivasinya sebagai PMC adalah bekerja dengan penghasilan besar. Namun, di sisi lain kebanyakan orang AS tak suka diperlakukan seperti itu.

Apalagi para korban dari Blackwater sebelumnya adalah anggota pasukan elit AS yang masih memiliki kebanggaan jiwa korsa (korps) dengan para anggota pasukan AS yang masih aktif.

Para anggota Blackwater di Fallujah pun kemudian merancang serangan balas dendam.

Tak lama setelah insiden terjadi, para personel Blackwater itu segera menyiapkan operasi balasan. Mereka sama sekali tidak minta dukungan pasukan reguler AS. 

Karena sejak semula mereka sadar bahwa seluruh tugas dan risiko harus ditanggung sendiri.

Tapi pasukan reguler AS di Fallujah akhirnya turun tangan dan terlibat pertempuran sengit melawan milisi bersenjata di Fallujah ( Battle of Fallujah) . Korban jiwa dari kedua belah pihak pun berjatuhan.

Sejak AS dan Inggris berhasil menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein, Irak memang bak ladang garapan kedua negara untuk menyuplai PMC.

Puluhan ribu anggota PMC lalu tumplek blek di Irak. Tapi karena mereka membuat kamp dan aturan sendiri, sepak terjang para PMC dianggap represif oleh penduduk setempat.

Mengutip situs www.blackwaterusa.com/securityconsulting, secara formal, PMC Blacwater menawarkan tiga jasa utama, yakni analisis risiko, pengamanan bergerak, dan solusi proteksi.

Jasa ini disiapkan khusus untuk kepentingan pribadi, pemerintah, dan maupun pihak tertentu dari sebuah wilayah berisiko tinggi.

Blackwater Security Consulting sendiri merupakan satu dari lima cabang bisnis Blackwater USA.

Empat cabang bisnis lainnya adalah: Blackwater Training Center, BlackwaterTarget Systems, Blackwater Canine, dan Raven Development Group.

Karena para anggota Blacwater adalah mantan militer profesional yang bertugas sebagai penegak hukum, pengaman, penegak perdamaian, dan solusi bagi operasi-operasi keamanan tingkat tinggi, maka sepak terjang para anggota Blackwater selalu dalam kondisi siap tempur.

Dari sikap yang selalu siap tempur dan membunuh itu serta selalu bersenjata lengkap , para personel Blackwater memang merupakan orang-orang yang ‘mengerikan’.