"Alhamdulilah petugas kesehatan datang meskipun hanya didulek-dulek (memeriksa) dada pasien dan masuk kembali tanpa keterangan apapun," jelas dia.
Abdul mengatakan, tak berselang lama, satpam mendatangi mereka, menyebut Mbah Lukita mendapat nomor antrean 19 dan meminta keluarganya mendaftar lebih dahulu.
Namun, kata Abdul, ada seorang satpam yang meminta mereka tidak parkir di UGD.
Padahal Mbah Lukita yang saat itu belum mendapat ranjang pasien dalam keadaan sangat lemah dan tak mungkin turun dari ambulans.
"Karena pasien belum mendapat gledek (ranjang pasien), kami pun menunggui pasien di dalam ambulans yang terparkir di UGD lalu kami di datangi pak satpam agar tidak parkir di sini," papar dia.
Meninggal dunia
Abdul Rosyid tak menyangka dirinya akan menjadi saksi meninggalnya Mbah Lukita lantaran tidak segera mendapat pelayanan dan menunggu dua jam di ambulans.
Mbah Lukita mengembuskan napas terakhirnya di dalam mobil ambulans yang dibawanya.