Penulis
Intisari-Online.com - Cara mengukur suhu tubuh dan bagaimana menurunkan panas tinggi pada anak perlu diketahui setiap orangtua.
Pasalnya, dengan tidak mengetahui tentang hal-hal tersebut, bisa menyebabkan orangtua lebih panik saat menghadapi si kecil yang demam.
Padahal, demam merupakan gangguan kesehatan yang biasa menyerang orang-orang di berbagai usia, termasuk anak-anak.
Demam sendiri merupakan cara alami tubuh untuk melawan penyakit.
Baca Juga: Inilah 5 Langkah Mudah Menurunkan Panas, Bisa Tetap di Rumah Kecuali Jika Hal Ini Terjadi
Biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri.
Melansir Medicinenet.com, kebanyakan demam bermanfaat, tidak menyebabkan masalah, dan membantu tubuh melawan infeksi.
Namun, orang-orang tetap merasa perlu mengobati demam dengan alasan demi kenyamanan.
Tentu hal tersebut tidaklah salah, terlebih jika yang mengalami demam adalah buah hati tercinta.
Secara umum, seseorang dapat dianggap mengalami demam jika suhu tubuh mencapai di atas 37 derajat celsius.
Namun, angka tersebut masih tidak dianggap demam secara medis.
Lalu, berapa angka yang dikatakan demam secara medis?
Ternyata, seseorang baru dianggap mengalami demam yang dignifikan jika suhu tubuhnya mencapai di atas 38 derajat celsius.
Baca Juga: Cegah Penularan Corona, Begini Cara Menyenangkan untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Nah, anak-anak di bawah 3 bulan dengan suhu lebih tinggi dari 38 derajat, disebut harus diperiksa oleh seorang profesional kesehatan.
Untuk itu, sebelum mengetahui bagaimana cara menurunkan panas, tentu para orangtua harus tahu lebih dulu tentang bagaimana cara mengukur suhu tubuh.
Pasalnya, ketika si kecil demam, orangtua harus memantau seberapa parah demam yang dialami oleh buah hatinya.
Bagaimana cara mengukur suhu tubuh?
Ada beberapa cara mengukur suhu tubuh berdasarkan bagian tubuh mana yang menjadi acuannya.
1. Mengukur suhu aksila (di bawah ketiak)
Suhu aksila tidak seakurat pengukuran rektal atau oral, dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih rendah dari suhu oral yang diperoleh secara bersamaan.
Tempatkan ujung termometer digital di ketiak anak.
Biarkan termometer tetap di tempatnya sekitar satu menit atau sampai seseorang mendengar bunyi bip untuk memeriksa pembacaan digital.
2. Mengukur demam dengan suhu oral
Orang-orang yang berusia 4 tahun ke atas dapat diambil suhunya dengan termometer digital di bawah lidah dengan mulut tertutup.
Bersihkan termometer dengan air sabun atau alkohol dan bilas.Nyalakan termometer dan letakkan ujung termometer sejauh mungkin di bawah lidah.
Mulut harus tetap tertutup, karena mulut yang terbuka dapat menyebabkan pembacaan menjadi tidak akurat.
Termometer harus tetap di tempatnya selama sekitar satu menit atau sampai seseorang mendengar bunyi bip. Periksa bacaan digital.
Hindari minuman panas atau dingin dalam waktu 15 menit dari pengukuran suhu oral untuk memastikan pembacaan yang benar.
3. Mengukur demam dengan suhu dubur
American Academy of Pediatrics merekomendasikan pengukuran suhu dubur untuk anak-anak dan balita di bawah usia 3 tahun, karena ini memberikan pembacaan suhu inti paling akurat.
Bersihkan termometer dengan air sabun atau alkohol gosok dan bilas dengan air dingin.
Gunakan sedikit pelumas, seperti petroleum jelly, di ujungnya.
Letakkan anak atau bayi tengkurap (perut menghadap ke bawah) pada permukaan yang kuat, atau letakkan anak menghadap ke atas dan tekuk kakinya ke dadanya.
Setelah memisahkan bokong, masukkan termometer sekitar ½ hingga 1 inci ke dalam dubur. Jangan memasukkannya terlalu jauh.
Pegang termometer di tempatnya, kendurkan tangan dengan lembut di sekitar pantat anak, dan jaga jari Anda pada termometer agar tidak sengaja tergelincir lebih jauh ke dalam rektum.
Simpan di sana selama sekitar satu menit, sampai seseorang mendengar bunyi bip.
Lepaskan termometer, dan periksa pembacaan digital. Beri label termometer rektal untuk menghindari tidak sengaja digunakan di mulut.
Suhu dubur akan membaca sekitar 1 derajat lebih tinggi dari suhu oral yang diperoleh secara bersamaan.
Sedikit catatan mengenai termometer yang dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh baik melalui suhu dubur, oral, atau aksila.
Untuk itu, termometer digital dapat digunakan. Namun, menurut Amercan Academy of Pediatrics, tidak direkomendasikan menggunakan termometer raksa.
Mereka mendorong orangtua untuk menghapus termometer air raksa dari rumah tangga.
Hal itu dilakukan untuk mencegah terpapar racun secara tidak sengaja.
Lalu bagaimana cara menurunkan panas pada anak?
1. Kompres air hangat
Siapkan air hangat dan sebuah kain.
Celupkan kain ke air hangat, lalu letakan kain di beberapa bagian tubuh. Bisa dahi, ketiak, lipatan tangan, dan lipatan kaki.
2. Gunakan kaos kaki basah
Pertama, rendam sepasang kaos kaki katun dalam air hangat, peras sisa airnya, lalu pasangkan pada kaki anak.
Kemudian, pakai kaos kaki lebih tebal untuk melapisi kaos kaki basah tersebut.
Menurut beberapa peneliti, cara ini berguna untuk mengedarkan aliran darah yang kencang di ujung-ujung kaki dan merangsang aktivitas sistem imun tubuh.
3. Buat si kecil banyak minum cairan
Menurut dokter William Schaffner dari Vanderbilt School of Medicine, kita harus banyak minum cairan ketika sedang sakit.
Minum cairan di sini bisa air putih, teh tawar atau manis hangat, atau jus buah segar. Untuk jus buah, usahakan tidak menggunakan gula.
Silahkan meminumnya 1 hingga 2 cangkir per hari. Sebab, uap panas akan mengencerkan lendir dan memicu produksi keringat.
4. Obat tidak terlalu dianjurkan
Umumnya, jika demam tidak menyebabkan ketidaknyamanan, demam itu sendiri tidak perlu diobati, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.
Namun, jika orangtua terlalu khawatir, maka salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengatasi demam pada pasien di atas 6 bulan adalah ibuprofen (Motrib, Advil).
Namun, sebaiknya diskusikan dosis terbaik dengan dokter.