Penulis
Intisari-Online.com - Pasien virus corona atau covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan pesat.
Pada Jumat (13/3/2020), sebanyak 35 orang dikabarkan positif terinfeksi covid-19, menambah jumlah pasien virus corona di Indonesia.
Sehingga kini total pasien virus corona di Indonesia mencapai 69 orang, dengan pasien meninggal sebanyak 4 orang.
Kondisi tersebut membuat pemerintah daerah mengambil langkah pencegahan, seperti Solo yang menutup atau meliburkan sekolah. Kini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun melakukan hal serupa.
Baca Juga: Sederet Fakta Lengkap di Balik Solo KLB Virus Corona, Kronologi hingga Fakta-fakta Lainnya...
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penutupan sekolah di lingkungan DKI Jakarta, Sabtu (14/3) di Baliakota, Jakarta Pusat.
Keputusan itu dilakukan setelah jajaran Pemprov DKI Jakarta menggelar rapat dengan berbagai pihak, antara lain Ikatan Dokter Indonesia DKI Jakarta, Ikatan Dokter Anak, dan pimpinan WHO Indonesia yang mengikuti rapat secara jarak jauh (teleconference).
Kegiatan belajar mengajar akan dilakukan secara jarak jauh. Adapun ujian sekolah yang seharusnya berlangsung pada Senin (16 Maret 2020) akan ditunda.
Penutupan sekolah akan berlangsung selama 2 minggu dan akan ditinjau ulang pada akhir minggu kedua sejak berlaku.
Anies menyebut, pengalaman di berbagai tempat anak-anak memang tidak banyak terjangkiti Covid 19, tetapi menjadi penular dari orang dewasa yang satu kepada orang dewasa yang lain.
Kegiatan belajar tentu melibatkan orang dewasa, termasuk menjemput dan mengantar.
Menindaklanjuti kebijakan ini, jajaran Dinas Pendidikan DKI sudah menyiapkan materi belajar mengajar jarak jauh yang akan disampaikan kepada siswa dan orang tua.
Persiapan sudah dilakukan dan akan kegiatan belajar jarak jauh bisa dilaksanakan sejak Senin (16 Maret 2020).
Di luar sekolah, Anies Baswedan mengimbau agar seluruh kegiatan belajar mengajar secara langsung di luar sekolah, seperti kursus dan semacamnya, ditunda.
Sekadar catatan, saat ini di Jakarta terdapat 5,4 juta anak dan 124.000 di antaranya adalah peserta didik.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pemprov DKI Jakarta menutup sekolah mulai Senin (16/3), ujian ditunda!
Solo juga menutup sekolah
Terkait adanya satu pasien meninggal dunia dan positif virus corona atau Covid-19 yang dirawat di RSUD Dr Moewardi Surakarta, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menyatakan kejadian luar biasa (KLB).
Hal itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Loji Gandrung Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/3/2020) malam.
Karena Solo ditetapkan sebagai KLB virus corona, maka pihaknya meliburkan sekolah jenjang SD dan SMP/sederajat.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona, terutama di lingkungan sekolah.
"Sekolah SD dan SMP/sederajat kita liburkan," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo.
KBM di rumah 14 hari Menurut Wali Kota, kegiatan belajar mengajar (KBM) SD dan SMP ditiadakan mulai Senin (16/3/2020).
Untuk waktunya ialah 14 hari ke depan. Tentu hal tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan hingga pencabutan surat keputusan tentang KLB.
Tak hanya itu saja, kegiatan sekolah yang lain seperti study tour juga ditiadakan.
Lantas, untuk jenjang SMA/SMK/sederajat tetap masuk sekolah. Hal ini mengingat masih ada pelaksanaan ujian.
Jika ujian selesai, maka sekolah baru diliburkan.
Sebagai upaya pencegahan virus corona, Wali Kota Rudyatmo tetap meminta pihak sekolah agar memberlakukan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan sekolah.
Guru tetap masuk sekolah Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati menjelaskan bahwa meski KLB corona dan sekolah libur, tetapi guru tetap masuk seperti biasa.
Menurut dia, guru tetap masuk sekolah tujuannya untuk mengamankan aset sekolah serta menjaga kebersihan sekolah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul SD dan SMP di Solo Diliburkan 14 Hari karena KLB Corona