Find Us On Social Media :

Dilaporkan 180 Tentara Korea Utara Tewas Akibat Virus Corona, Kim Jong-Un Tak Tinggal Diam Eksekusi Mati Siap Dijalankan Inilah Pihak yang Akan Dijadikan Kambing Hitam

By Afif Khoirul M, Rabu, 11 Maret 2020 | 14:57 WIB

Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, (ilustrasi) virus corona

Intisari-online.com - Seperti kita ketahui Korea Utara adalah negara yang sangat tertutup bahkan kasus virus corona saja mereka tidak mengakuinya.

Padahal secara geografis negara tersebut terletak amat dekat dengan China, dengan demikian kemungkinan besar negara tersebut terserang virus corona sangatlah besar.

Namun, Korut hingga kini masih ngotot bahwa negaranya bersih dari virus corona.

Sementara sebuah laporan mengatakan hal lain, ada sekitar 180 tentara Korea Utara tewas akibat virus corona.

Baca Juga: 5 Cara Kerajaan Arab Saudi Cegah Penyebaran Virus Corona, Salah Satunya Bersihkan Masjidil Haram 7 Kali Sehari

Padahal sebelumnya, Kim Jong-Un sudah melayangkan ancaman pada pihak-pihak tertentu jika virus corona sampai masuk negera tersebut akan menerima konsekuensi serius.

Menurut Daily Star pada Rabu (11/3/2020) negeri komunis tersebut memperingatkan KTT pejabat senior parti akhir bulan lalu akan ada konsekuensi serius jika COVID-19 masuk Korut.

Saat ini Korut telah menempatkan 10.000 orang di karantina untuk mencoba mencegah virus corona.

Sementara siapa saja yang akan menerima konsekuensi serius atas 180 laporan bahwa militer Korea Utara meninggal akibat virus corona?

Baca Juga: Berani Menggesek-gesekkan Parang Tajam di Pipi Seorang Presiden Perusahaan Besar, Apa yang Diucapkan Wanita Ini Kemudian Benar-benar Lebih Tajam dari Parang yang Dipegangnya

Menurut keterangan, dua pejabat partau Ri Man Gon dan Pak Thae Dok, telah dikritik keras oleh Kim karena penyalahgunaan kekuasan dan korupsi.

Komite partai akan memberikan hukuman relevan pada keduanya, terkait pencegahan virus corona yang disalahgunakan.

Pakar penyakit menular mengatakan bahwa ketergantungan Korea Utara pada China membuatnya sulit untuk menghentikan penyakit yang melintasi perbatasannya pada Januari lalu.

Saya pikir menutup perbatasan akan mengurangi kemungkinan masuknya virus corona, tetapi tidak akan menguranginya menjadi nol," kata William Schaffner dari Vanderbilt University di negara bagian Tennessee, AS.

"Virus pernapasan ini sangat pintar," lanjutnya.

"Mereka bisa melewati sebagian besar perlindungan (Korea Utara) pada akhirnya karena ada begitu banyak di China," imbuhnya.

Baca Juga: Belum Selesai Penanganan Covid-19 di Negara Kita, WNI di Singapura ini Juga Positif Virus Corona, Diduga Tertular di Jakarta

Sejauh ini Korut melakukan 95 persen dari perdagangan luar negeri dengan Cina, menurut angka yang dikutip oleh pengawas Korea Utara, 38 Utara, pada bulan Februari.

Jadi menutup perbatasan telah menyebabkan melonjaknya harga di dalam negara rahasia, menurut surat kabar Daily NK Korea Selatan, dengan biaya bahan bakar melonjak 30%, gula 35% dan beras 50%

Dr Schaffner mentakan, tekanan ini bisa mengarah pada penyeberangan ilegal, dan menyebabkan infeksi terjadi diluar pengetahuan.

"Selalu ada orang yang berhasil melintasi perbatasan," katanya.

"Orang-orang sangat pintar di sini sebenarnya mereka didorong kebutuhan hingga nekat melakukannya," jelasnya.

"Itu akan membuat peluang virus dari China masuk ke Korea Utara dan disebarkan, di negeri komunis itu," sambungnya.

Sementara laporan 180 kematian militer di China terjadi di perbatasan dengan China.

3.700 tentara kini dikirim ke karantina.

Baca Juga: Mulai dari Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah Sejak 1991 Sampai Wall Street Terseret ke Zona Merah, ini Dia Dampak Ngotot-ngototan Raja Salman dan Vladimir Putin Terkait Harga Minyak Mentah, jadi Untung Apa Rugi?

Namun rezim Korut terus menyangkal negerinya sudah terinfeksi virus corona, sedangkan mayat-mayat itu didesinfeksi kemudian dikremasi, lapor Daily NK.

Sumber itu menambahkan, panglima militer akan bertanggung jawab atas kematian yang terjadi di unit mereka.

Pemerintah Korea Utara mengancam akan menembak warga Tiongkok yang terlalu dekat dengan perbatasan.

Propaganda Korea Utara baru-baru ini menekan upaya pemberhentian virus, dengan berbagai upaya seperti para pejabat yang mengunakan pakian pelindung di tempat umum.

Juga beberapa orang asing yang dikirim ke karantina, dan bebera diplomat asing dipulangkan kenegara asalnya.