Find Us On Social Media :

Supertasmar, Surat Penting yang Jadi 'Senjata' Soekarno Hadapi Soeharto karena Dianggap 'Melanggar' Wewenang sebagai Pengemban Supersemar

By Khaerunisa, Rabu, 11 Maret 2020 | 07:30 WIB

Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966.

Baca Juga: Perankan Sosok Soeharto dalam Film G30S/PKI, Begini Perjuangan Hidup Amoroso Katamsi

"Hanafi disuruh untuk menghubungi beberapa orang dan menyebarkan surat untuk membantah Supersemar. Namun, dia tidak punya jalur lagi," tutur Asvi kepada Kompas.com.

Hanafi sempat menghubungi mantan Panglima Angkatan Udara, Suryadharma.

Namun, Suryadharma mengaku tidak lagi punya saluran untuk menyebarkan surat perintah baru dari Presiden Soekarno itu.

"Pers pun tidak mau memberitakan," tutur Asvi Warman.

Tidak jelas

Hingga saat ini, keberadaan Supertasmar pun tidak jelas. Kepala Arsip Nasional RI Mustari Irawan juga mengakui, lembaganya tidak memiliki naskah atau salinan mengenai Supertasmar itu.

Baca Juga: Operasi Pembantaian: Inilah Surat Telegram Tertanggal 7 Juni dari Konsulat AS di Medan Tentang Pembantaian PKI

"Kalau Supertasmar, kami tidak ada," ucap Mustari ketika ditemui Kompas.com di kantornya pada 2014.

Namun, Arsip Nasional RI juga melacak keberadaan Supertasmar, bersamaan dengan pelacakan Supersemar yang masih misterius.

Pelacakan dilakukan, salah satunya dengan mencari di Sekretariat Negara.

"Kami juga terus cari di Sekretariat Negara, kan juga menyimpan dokumen," tuturnya. (Intisari Online)

Baca Juga: Pernah Diramalkan Soeharto Semasa Hidupnya, Perkataannya Tahun 1995 Ini Ternyata Benar-benar Terbukti Tahun 2020 Ini