Find Us On Social Media :

Supertasmar, Surat Penting yang Jadi 'Senjata' Soekarno Hadapi Soeharto karena Dianggap 'Melanggar' Wewenang sebagai Pengemban Supersemar

By Khaerunisa, Rabu, 11 Maret 2020 | 07:30 WIB

Bung Karno diapit dua jenderal Angkatan Darat, AH Nasution (kiri) dan Soeharto. Ketiganya tertawa lebar saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, tahun 1966.

Intisari-Online.com - Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, menjadi salah satu kontroversi terbesar dalam sejarah Indonesia.

Setiap menginjak bulan Maret, bangsa Indonesia akan mengingat surat yang dibuat Presiden Soekarno itu.

Bagaimana tidak, Supersemar bisa dibilang menjadi awal dari peristiwa demi peristiwa bersejarah Indonesia lainnya.

Tapi, tahukah Anda jika Presiden Soekarno juga membuat surat lainnya menyusul Supersemar?

Baca Juga: Mengingat Sejarah, Momen Pengusiran Soekarno Presiden Indonesia Pertama Tersebut Membawa Benda Rahasia yang Sampai Dibungkus Kertas Agar Soeharto Tak Tahu, Apa Itu?

Polemik Surat Perintah 11 Maret 1966 selama ini lebih tertuju pada peristiwa yang terjadi di Istana Bogor.

Ketika itu, Presiden Soekarno memberi Supersemar kepada Menteri Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto melalui tiga jenderal, yakni Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Muhammad Jusuf, dan Brigjen Amirmachmud.

Namun, ada sejumlah misteri yang belum terjawab selain keberadaan naskah asli atau beda interpretasi antara Soekarno dan Soeharto tentang Supersemar.

Salah satunya adalah Supertasmar, Surat Perintah Tiga Belas Maret.