Find Us On Social Media :

Berbahaya dan Super Rahasia, Soeharto Rupanya Pernah Lakukan Misi Ini di Israel, Benny Moerdani Sampai Ancam Tak Akui Kewarganeraan Bila Gagal

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 9 Maret 2020 | 17:32 WIB

Presiden Soeharto

Kembali ke Indonesia, mereka memamerkan Skyhawk ke publik pada peringatan HUT ABRI, 5 Oktober 1980.

Selundupkan 2000 Senjata ke Afganistan

Di samping itu, Soeharto juga pernah memerintahkan misi rahasia lain yakni menyelundupkan 2000 senjata ke Afganistan.

Hal ini berawal saat pasukan Uni Soviet akan menduduki Afganistan, sehingga membuat Amerika Serikat yang sedang perang dingin pun mulai gusar.

Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto yang saat itu memang dekat dengan Amerika Serikat, lantas memutuskan untuk membantu.

Soeharto mengutus Asisten Intelijen Pertahanan dan Keamanan, Benny Moerdani untuk bertemu dengan kepala intelijen Pakistan.

Baca Juga: Mayat Dibiarkan Dimakan Burung Nasar, Inilah Jhator Ritual Pemakaman Mengerikan di Tibet

"Pertemuan itu membahas permintaan pejuang Afganistan dan intelijen Pakistan untuk penyediaan logistik, obat-obatan, dan persenjataan buat pejuang Afganistan" kata Marsekal Madya (Purn) Teddy Rusdy yang saat itu menemani Benny.

Lalu, disepakatilah operasi bersama yang diberi nama Babut Mabur atau permadani terbang.

Operasi ini untuk mengirimkan senjata-senjata sumbangan dari Uni Soviet yang diterima Indonesia saat Trikora, diserahkan kepada pejuang Afganistan.

Tentu saja atas persetujuan Presiden Soeharto.

Teddy Rusdy dalam buku biografinya yang berjudul "Think Ahead" menyebut senjata itu diangkut ke Jakarta dan disimpan di bandara Halim Perdanakusuma.

"Waktu itu terkumpul 2000 pucuk senjata, cukup untuk dua batalion" kata Teddy.

Pekerjaan berikutnya, Teddy diperintah Benny untuk menghapus nomor seri senjata-senjata itu.

Baca Juga: Nasib Pembunuh Anak Fenomenal, Mary Bell, setelah Bebas dari Penjara di Usia 23 Tahun, Sosok Ini Hilangkan Nyawa 2 Orang di Usianya yang Lebih Muda dari Pembunuh Anak NF

Baru pada Juli 1981, persiapan pengiriman mulai dilakukan.

Semua senjata dimasukkan ke peti dan diberi tanda palang merah.

Sebagai kamuflase, peralatan tempur ini dicampur dengan obat-obatan dan selimut.

Teddy juga ditugasi Benny mengantar peti-peti tersebut dengan kargo udara, memakai Boeing 707 milik Pelita Air.

Pesawat ini diawaki kapten Arifin, Andullah, dan Danur.

eluruh aktivitas Teddy dipantau Benny dari Jakarta.

Baca Juga: Enam Tahun Berlalu, Pengadilan Kasus Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17 Dilanjutkan Hari Ini, Empat Sosok Inilah yang Dituduh Membunuh 298 Penumpang di Atas Wilayah Ukraina

Benny juga meminta Teddy terus berkomunikasi menggunakan scrambler atau peralatan komunikasi milik intelijen.

Saat pesawat mendarat, intel Pakistan sudah siaga dengan membawa 20 truk .

Misi penyelundupan senjata pun sukses dan berhasil diterima oleh pejuang Afganistan. (Surya.co.id/Putra Dewangga Candra Seta)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Misi Super Rahasia Soeharto di Israel, Benny Moerdani Ancam Tak Akui Kewarganegaraan Jika Gagal