Advertorial
Intisari-online.com -Enam tahun yang lalu, pesawat Malaysia Airlines Boeing 777 jatuh di perbatasan Ukraina dan Rusia.
Media The Star Online di Malaysia menyebutkan, pesawat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur dengan membawa 283 penumpang dan 15 awak pesawat.
Melansir pemberitaan Kompas.com 18/7/2014, kronologi jatuhnya pesawat tersebut adalah sebagai berikut:
18.00: Pesawat dijadwalkan berangkat dengan nomor penerbangan MH17, jenis Boeing 777, dari Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda.
18.15: MH17 berangkat dari Amsterdam dengan membawa 280 penumpang dan 15 kru.
22.15: Malaysia Airlines (MAS) menerima pemberitahuan dari Air Traffic Control (ATC) Ukraina bahwa mereka kehilangan kontak dengan MH17 sekitar 30 kilometer dari Tamak, sekitar 50 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina.
23.30: MH17 diperkirakan mengalami kecelakaan. MAS merilis tweet resmi, "Malaysia Airlines telah kehilangan kontak MH17 dari Amsterdam. Posisi terakhir diketahui di wilayah udara Ukraina".
23.40: Kantor berita Interfax mengabarkan, pesawat telah ditembak di atas ketinggian 10 kilometer di atas Ukraina bagian timur.
Interfax telah mengonfirmasi bahwa lokasi terbakarnya pesawat di Ukraina timur.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengonfirmasi bahwa semua penumpang dan kru meninggal.
Pesawat ditembak jatuh ketika terbang di ketinggian 30.000 kaki (kira-kira 10 km).
Igor Strelkov, pimpinan milter separatis Rusia, mengirimkan pesan di media sosial VKontakte sebelum MH17 jatuh.
Ia menulis bahwa pemberontak telah menembak jatuh pesawat Antonov An-26 (pesawat dengan dua baling-baling di bagian sayap), yang biasa digunakan Angkatan Udara Ukraina, di wilayah dekat Torez.
Sementara itu dari pemberitaan Kompas 5/9/2019, saksi kunci jatuhnya pesawat tersebut telah dibebaskan.
Kondisi tersebut membuat Belanda khawatir.
Sosok tersebut adalah Vladimir Tsemakh, yang diduga sebagai spesialis pertahanan udara bagi separatis pro-Rusia.
Bebasnya Vladimir memunculkan spekulasi dia masuk dalam program pertukaran tahanan dengan Kremlin.
Brechtje van de Moosdijk, juru bicara Tim Investigasi Gabungan (JIT) menuturkan, mereka ingin Tsemakh bisa dihadirkan dalam penyelidikan Malaysia Airlines MH17.
"Tentu saja, kami mengungkapkan kekhawatiran dan sangat menyesalkan tidak bisa memeriksanya karena kini dia sudah bebas," terang Moosdijk kepada AFP Kamis (5/9/2019).
Saat ditanya apakah pembebasan Tsemakh bakal menyulitkan upaya mereka menggali informasi terkait tragedi yang terjadi 2014 itu, Moosdijk menjawab "sepertinya begitu".
Tetapi, Moosdijk bersikeras pengadilan terhadap empat terduga pelaku jatuhnya MH17, tiga warga Rusia dan satu Ukraina, di Den Haag 2020 mendatang tetap terlaksana.
Hari ini 9/3/2020, pengadilan tersebut resmi dimulai.
Melansir BBC News, ada empat orang yang harusnya datang ke Den Haag untuk diadili terkait kasus MH17 ini.
Perlu diingat, pesawat tersebut hadapi kondisi konflik di Ukraina timur, setelah pemberontak yang didukung Rusia kuasai daerah tersebut.
Investigator menyebut mereka memiliki bukti ada sistem misil Buk yang tembakkan pesawat tersebut.
Misil tersebut datang dari pangkalan militer Rusia.
Namun, empat tersangka ini sepertinya tidak hadiri pengadilan tersebut.
Dari empat orang tersebut, tiga dari mereka adalah WN Rusia sedangkan satunya WN Ukraina.
Tidak ada dari kedua negara tersebut yang mengekstradisi warganya tetapi salah satu WN Rusia sudah persiapkan pengacara untuk membelanya di ruang pengadilan.
Pengadilan juga sudah menyebut mereka sudah siap menerima pengakuan dari mereka lewat video.
Rusia telah berkali-kali menyangkal keterlibatan dalam serangan yang terjadi pada 17 Juli 2014 silam.
Warga dari 10 negara yang berbeda telah meninggal dalam penerbangan MH17.
Siapa saja para tersangka tersebut?
Empat tersangka tersebut, dua di antaranya terkait dengan agen intel militer Rusia, GRU.
GRU memiliki koneksi dengan rencana serangan mematikan yang terjadi di Salisbury, Inggris.
Keempat tersangka tersebut antara lain:
1. Igor Girkin, alias Strelkov. Igor adalah mantan kolonel dari dewan intelijen FSB Rusia.
Disebutkan jaksa penuntut, ia diberi gelar menteri pertahanan di kota Donetsk, Ukraina timur yang dikuasai pemberontak.
2. Sergei Dubinsky, alias Khmury. Dia dipekerjakan oleh badan intelijen militer GRU Rusia.
Penyelidik mengatakan dia adalah wakil Igor Girkin dan memiliki kontak yang erat dengan Rusia.
3. Oleg Pulatov, alias Giurza. Diduga ia merupakan mantan tentara dengan pasukan khusus GRU yang menjadi wakil kepala dinas intelijen di Donetsk.
4. Leonid Kharchencko, alias Krot. Warga negara Ukraina tanpa latar belakang militer yang memimpin unit tempur sebagai komandan di Ukraina Timur.