Nasib Pembunuh Anak Fenomenal, Mary Bell, setelah Bebas dari Penjara di Usia 23 Tahun, Sosok Ini Hilangkan Nyawa 2 Orang di Usianya yang Lebih Muda dari Pembunuh Anak NF

Khaerunisa

Penulis

Kasus serupa NF (15) yang bunuh balita, pernah terjadi pada seorang pembunuh anak yang cukup fenomenal, Mary Bell

Intisari-Online.com - Masa depan NF (15), remaja pembunuh bayi 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, mulai diperbincangkan.

Salah satunya oleh Kriminolog, Maman Suherman, dan Psikolog, Melissa Grace, dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTubeTalk Show tvOne, Sabtu (7/3/2020).

Kasus pembunuhan yang dilakukan NF memang begitu mengerikan, namun juga memprihatinkan, mengingat usia pelaku yang masih belia.

Dalam tayangan tersebut, Maman menyinggung bahwa sekalipun NF akhirnya dinyatakan bersalah, hukuman yang kemungkinan akan didapatkannya tak akan lebih dari 10 tahun.

Baca Juga: Sekalipun Dipenjara, ABG Pembunuh Balita di Sawah Besar Bisa Bebas di Usia 20 Tahunan, Psikolog Ungkap Kemungkinan Remaja Sembuh dari Gangguan Kejiwaan

Hal itu mengacu pada sistem peradilan pidana anak yang berlaku di Indonesia, di mana hukuman maksimal untuk pelaku anak hanya setengah dari hukuman orang dewasa.

Jika orang dewasa bisa mendapatkan hukuman mati atas pembunuhan berencana, maka anak hanya bisa dikenakan hukuman maksimal 10 tahun.

Artinya, NF bisa saja selesai menjalani hukuman saat usianya masih terbilang muda, sekitar 20 tahunan.

Kasus serupa pernah terjadi pada seorang pembunuh anak yang cukup fenomenal, Mary Bell.

Baca Juga: Enam Tahun Berlalu, Pengadilan Kasus Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17 Dilanjutkan Hari Ini, Empat Sosok Inilah yang Dituduh Membunuh 298 Penumpang di Atas Wilayah Ukraina

Mary Bell terkenal sebagai pembunuh berantai termuda di Inggris.

Pada Desember 1968, di usia 11 tahun, Mary Bell dan seorang temannya mencekik dan memutilasi dua anak lelaki.

Masing-masing Martin Brown, 4 tahun, dan Brian Howe, 3 tahun.

Persidangannya, adalah salah satu hal yang paling sensasional di abad kedua puluh.

Baca Juga: 'Mereka Lari Sambil Tertawa,' 6 ABG Ini Akhirnya Ditangkap Polisi Karena dalam 2 Bulan Terakhir Gemar Lakukan Hal Meresahkan Ini Demi Kesenangan dan Kepuasan

Kemudian Mary Bell dijatuhi hukuman dan dipenjara di unit anak-anak di Red Bank Community Home.

Ia dibebaskan pada tahun 1980, di usia 23 tahun, setelah menjalani 12 tahun hukumannya.

Selain dibebaskan, Mary Bell pun diberi nama dan identitas baru, kemudian menikah dan memiliki anak.

Bell dan pasangannya menciptakan kehidupan baru, menetap di masyarakat dan membesarkan putri mereka yang lahir di tahun 1984.

Baca Juga: Virus Corona Dikhawatirkan Banyak Orang Menjadi Pandemi, Manakah yang Lebih Mematikan Antara Covid-19 dengan Penyakit Pes Bubo?

Namun, Bell sempat mengalami kesulitan untuk terlepas dari 'kejaran' media.

Keberadaannya pun selalu berusaha ditemukan.

Hingga pada tahun 2003, Mary Bell dan putrinya memenangkan putusan pengadilan tinggi untuk menjamin anonimitas seumur hidup.

Melansir The Guardian (22/5/2003), Dame Elisabeth Butler-Slos, presiden divisi keluarga, membuat perintah yang melarang pengungkapan identitas serta keberadaan Bell dan putrinya.

Baca Juga: Keluarga Sisiwi SMP Pembunuh Diusir Warga Karena Merasa Trauma, Tetangganya Juga Bongkar Kebiasaan Tersangka Sejak Masih Kecil, Tak Menyangka Remaja Sudah Berani Bunuh Orang

Hal itu dilakukan untuk melindungi hak mereka atas kehidupan pribadi dan keluarga berdasarkan pasal 8 konvensi Eropa tentang hak asasi manusia.

Kondisi mental Bell yang rapuh dan faktor-faktor luar biasa lainnya, seperti usianya pada saat pembunuhan, menjadi alasan penguat.

Dame Elisabeth mengatakan bahwa Bell telah mampu menjalani kehidupan di tengah masyarakat.

Saat putusan anonimitas tersebut ditetapkan, Bell telah tinggal di masyarakat selama 23 tahun dan bersama pasangannya telah membesarkan putrinya selama 15 tahun, yang mana sang putri berkembang menjadi 'gadis yang menarik dan seimbang'.

Baca Juga: Cerita 'Mbak' TKW Asal Blitar Yang Dinikahi Oleh Bule Eropa, Sekarang Hidup Bahagia di Australia, Berawal dari Kejar Mimpi Cita-cita dari Kecil untuk Jadi Pemandu Wisata

Dame Elisabeth pun menerima bukti bahwa ibu dan anak perempuannya itu berada dalam 'risiko besar instrusi pers dan pelecehan, stigma publik dan pengasingan' jika identitas mereka diungkapkan.

Berkali-kali putri Bell mendapatkan sorotan akibat masa lalu sang ibu.

Seperti saat kelahirannya, juga ketika putri Bell berusia 4 tahun.

Orangtua di sekolah putri Bell sempat membuat petisi agar anak itu dikeluarkan dari sekolah usai identitas ibunya terbongkar.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Gejala Infeksi Virus Corona, Beginilah Beda Batuk Biasa dan Batuk Orang yang Terkena Virus Corona

Publisitas lainnya yang didapatkan mantan narapidana pembunuh anak ini juga terjadi pada tahun 1993, setelah pembunuhan james Bulger, dan pada tahun 1998, ketika Bell bekerja sama dalam sebuah buku tentang hidupnya.

Menteri Dalam Negeri, David Blunkett pun mendukung anonimitas untuk Bell dan putrinya.

"Saya mendukung Mary Bell dalam aplikasi, terutama atas nama putrinya. Sepertinya bagi saya bahwa apa pun kejahatan masa lalu ibunya, putrinya tidak boleh menderita," kata Blunkett dikutip dari The Guardian.

Sementara itu, melansir Daily Mail, seorang penulis, Gitta Sereny, berargumen melalui karya bukunya bahwa masyarakatlah yang harus disalahkan atas kejahatan Mary Bell.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Anaknya Sakit Kanker Tapi Orang Tua ini Dipaksa Bayar Tagihan Parkir Sampai 100 Juta Rupiah, Simak Mengapa Demikian

Hal itu menjadi jawabannya kepada orang-orang yang menginginkan penjelasan mengapa seorang gadis muda bisa berperilaku sedemikian bejatnya, melakukan pembunuhan tanpa menunjukkan penyesalan atau kecemasan.

Menurut Sereny, si pembunuh hanyalah korban dari masa kecilnya.

Diketahui bahwa ibu Bell yang merupakan seorang pekerja seks mengakui bahwa putrinya menyaksikan gaya hidup kotor.

Hal itu termasuk ia menyaksikan bagaimana orang sekitarnya menjadi pengguna narkoba.

Baca Juga: Berlumuran Darah, ABG ini Dengan Tenang Akui Jika Ia Mencoba Membunuh Temannya Sendiri, Mirip ABG yang Bunuh Balita di Sawah Besar, Penggeraknya pun Juga Sosok Internet Menakutkan ini

Sereny percaya bahwa pengalaman mengerikan itu telah berkontribusi pada perilaku patologis Mary.

Setelah mendapatkan jaminan anonimitas, bukan berarti kabar tentangnya sama sekali lenyap.

Pada tahun 2009, tersiar kabar bahwa Bell telah menjadi seorang nenek di usianya yang menginjak 51 tahun.

Meski begitu, identitas putrinya harus tetap aman sampai kematiannya.

Baca Juga: Kisah Ibu 40 Tahun Nikahi Anak Kandungnya yang Berusia 23 Tahun dan Kini Sedang Hamil Besar: Ini Dampak dari Perkawinan Sedarah Secara Ilmiah

Artikel Terkait