Find Us On Social Media :

'Tetap Tenang dan Beri Aku Siksaan' Atau 'Aku akan Membawamu Ke Liang Kubur', Kalimat-kalimat Mengerikan dalam Sketsa ABG 15 Tahun Pembunuh Bocah 6 Tahun di Jakpus

By Ade S, Sabtu, 7 Maret 2020 | 20:46 WIB

'Tetap Tenang dan Beri Aku Siksaan' Atau 'Aku akan Membawamu Ke Liang Kubur', Kalimat-kalimat Mengerikan dalam Sketsa ABG 15 Tahun Pembunuh Bocah 6 Tahun di Jakpus

Intisari-Online.com - Seorang ABG berusia 15 tahun dengan tenangnya menyerahkan diri ke Polsek Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (6/3/2020).

ABG berinisial NF ini mengakui sudah membunuh seorang balita berusia 5 tahun lalu menyimpan jasad korban di dalam lemarinya.

Korban yang tak lain merupakan tetangganya sendiri tewas dengan cara ditenggalamkan ke dalam bak kamar mandi di rumah NF.

Perlahan, perilaku-perilaku tak biasa NF mulai tersingkap oleh pihak kepolisian, termasuk sketsa-sketsa mengerikan lengkap dengan kalimat-kalimat sadis yang dibuatnya.

Baca Juga: Temukan 298 Tulang Manusia, Keluarga Kaya Ini Ternyata Adalah 'Pembunuh Berantai' Mengerikan, Ayah dan Anak Sama-sama Kejinya, Salah Satu Korban Dibunuh dengan Cara Psikopat Ini

NF sendiri mengaku membunuh APA karena terinspirasi dari film horor.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri yunus mengatakan siswi SMP ini bahkan sama sekali tak menyesal setelah membunuh bocah 6 tahun.

"Bagaimana perasaannya setelah kejadian ini, satu yang paling gampang dan dikatakan, (saya puas)," kata Yusri.

Menurut Yusri Yunus, kalimat saya puas berulang kali diucapkan oleh siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun ini.

Baca Juga: Digambarkan Sebagai Psikopat, Joker Justru Lebih Pantas Dianggap Sebagai 'Hypersane' oleh Pakar, Jauh Lebih Menakutkan!

"(Saya puas). Iya, berulang kali dengan tenang dia jawab begitu," tambah Yusri.

Oleh karena itu, menurut Yusri Yunu, polisi juga akan melibatkan psikolog.

"Makanya pelaku akan kami lakukan pemeriksaannya secara psikologi," ujar Yusri.

"Karena juga dasar-dasar pelaku ini, yang berhak berbicara ya psikolog," sambungnya.

Dari hasil pemeriksaan, menurut Yusri Yunus, siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun ini juga senang bermain dengan binatang.

Bukan bermain dalam arti hafiah, NF, kata Yusri Yunus, sering kali melampiaskan kemarahannya pada bincatrang.

"Secara kecil, dia senang bermain dengan binatang," kata Yusri.

Berdasarkan pengakuan remaja putri itu, ia bahkan bisa dengan tega menyiksa kodok dan cicak hidup-hidup.

Baca Juga: Bak Psikopat, Wanita Ini Duduk Santai Sambil Merokok dengan Tubuh Berlumuran Darah, Kisah di Baliknya Mengerikan!

"Dari pengakuannya, ya ada kodok dalam keadaan hidup pun bisa di tusuk-tusuk pakai garpu. Dia temukan cicak, juga begitu," kata Yusri Yunus.

Meski begitu, NF juga punya binatang peliharaan yang ia sayang.

"Pelaku punya bintang kesayangan, kucing peliharaan," kata Yusri Yunus.

Namun, ketika NF sedang merasa marah, peliharaan kesayangannya itu juga sering menjadi tempat pelampiasannya.

"Kucing pun kalau pelaku sedang kesal, dia lembar ke bawah dari lantai dua ke bawah," jelas Yusri.

Siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun ini memiliki kemahiran dalam menggambar.

Bahasa Inggrisnya pun tak dapat diremehkan.

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan ada 13 kertas berisi hasil gambar NF.

"Total ada tiga belas, nih. Ini gambar dia semua," kata Susatyo dikutip dari Tribun Jakarta.

Baca Juga: Bocah 11 Tahun Gemar Gigit Binatang: Awas! Suka Menyiksa Binatang Termasuk dalam 6 Tanda Anak yang Bisa Jadi Psikopat Saat Dewasa

Dari 13 kertas, gambar didominasi wajah perempuan yang sedang sedih.

Ada juga gambar yang mejadi favorit NF.

Menurut Susatyo, gambar yang paling disukai NF adalah tokoh Slender Man.

Slender Man adalah karakter fiksi yang berasal dari meme internet yang muncul pertama kali di forum Something Awful oleh pengguna Eric Knudsen dengan nama Victor Surge pada tahun 2009.

Slenderman digambarkan sebagai sosok pria tanpa wajah.

"Ini adalah salah satu tokoh favoritnya, (Slender Man), ini kisah tentang film kekerasan dan horor," kata Susatyo.

Ada pula tulusan seperti soal psikotes.

Lalu ada gambar perempuan berambut pendek yang pada bagian tubuhnya terikat tali.

Baca Juga: Miliki IQ 90 dan Usia Mental 14 Tahun, Hidup Raja Heroin Berkepribadian Psikopat Ini Berakhir Tragis

Dalam gambar tersebut ada tulisan keep calm and give me torture.

Kalimat berbahasa Inggris ini jika diartikan dalam bahasa Indonesia, yakni 'tetap tenang dan beri aku siksaan'.

"Di sini ada korban terikat, kemudian dimasukkan ke dalam lemari, yang bersangkutan juga pernah menggambar (perempuan diikat tali) dengan kalimat 'keep calm and give me torture'," jelas Susatyo.

Kami mencoba mendalami dari berbagai catatan-catatan yang dimiliki oleh si pelaku.

"Kami menemukan catatan-catatan dan gambar-gambar perempuan menangis," sambungnya.

Beberapa curahan hati dan emosi pelaku pun dituangkan pada sebuah papan tulis.

"Selain itu, ada rasa kekecewaan kepada keluarga di dalam papan tulisnya pelaku. Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya," ujar Susatyo.

Coretan-coretan tangan pelaku menuliskan soal ayahnya, di antaranya "Please dad...don't make me mad, if you not want death. I will make you go to grave".

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Paling Mengerikan dalam Sejarah Malaysia, Saat Bocah 8 Tahun yang Diculik oleh Psikopat

Kemudian ada coretan lainnya "My dad is my crush, i want to leave my dad or my dad is death". (Ayah menghancurkan saya, saya ingin meninggalkan ayah saya atau ayah saya yang meninggal)

Di lembar lain ada tulisan "Keep calm and give me torture". (Tetap tenang ayah dan beri aku siksaan).

Melansir Kompas.com, Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga, mengatakan kemungkinan pelaku mengalami gangguan kejiwaan.

"Mungkin bisa dilakukan pemeriksaan, sebetulnya dia mengalami gangguan apa," ujar Anna saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).

Anna mengatakan perlunya memeriksa juga kondisi keluarga.

Sebab, cukup banyak pelaku yang melakukan tindakan seperti ini berasal dari keluarga yang tidak akrab satu sama lain.

Bahkan, kemungkinan di dalam keluarganya banyak kekerasan yang dilakukan, sehingga emosi positifnya kurang berkembang.

"Merasa menyesal tidak selalu terlihat. Perilaku bisa dilihat, tetapi perasaan tidak bisa dilihat," jelas Anna.

Terkait dengan film pembunuhan menginspirasi pelaku melakukan aksi tersebut, Anna tak menampik pengaruh negatif dalam saja ditimbulkan.

Dampak menonton film kekerasan seperti pembunuhan yang cukup intens, maka bisa meningkatkan toleransi terhadap kekerasan.

"Jadi merasa bahwa kekerasan adalah hal biasa saja. Namun, biasanya ini kembali ke bagaimana dia dalam kesehariannya," sambung Anna.

(Sanjaya Ardhi)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cara Siswi SMP yang Bunuh Bocah Lampiaskan Marah ke Kucing, Polisi Diminta Periksa Keluarganya.