Penulis
Intisari-Online.com - Korea Utara mengambil langkah-langkah yang 'belum pernah terjadi sebelumnya' terhadap dalam tangkal virus corona.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu (26/2/2020), Kore Utara melakukan isolasi selama satu bulan.
Bahkan diplomat asing terkunci di sana dan pengeras suara membunyikan peringatan kesehatan.
Media pemerintah menuntut 'kepatuhan mutlak' kepada otoritas kesehatan karena negara yang tertutup itu berusaha melindungi dirinya dari virus corona asal China.
Para pendatang baru diberlakukan 30 hari dan pihak berwenang melakukan pemeriksaan kesehatan dari pintu ke pintu dalam 'kampanye anti-virus' secara intensif.
Korea Utara mengklaim bahwa negaranya merupakan satu-satunya negara tetangga China yang tidak terjangkiti virus corona.
Orang asing harus menghadapi pembatasan ketat: semua penduduk di negara itu telah dikenai karantina sejak awal Februari.
Para diplomat di Pyongyang bahkan tidak dapat berjalan di sekitar kota.
Kondisi itu dikomentari oleh duta besar Rusia sebagai situasi yang 'menghancurkan secara moral'.
Kedutaan telah 'dibiarkan tanpa surat diplomatik ... kami tidak berhasil mendapatkan obat-obatan dan pasokan untuk pos pertolongan pertama kami', Alexander Matsegora mengatakan kepada kantor berita Rusia TASS.
Staf hanya bisa meninggalkan tempat untuk membuang sampah.
Baca Juga: Benarkah Tidak Makan Nasi Akan Membuat Tubuh Menjadi Lebih Sehat?
Gereja Orthodox, gym taekwondo, gelanggang seluncur es dan kolam renang semuanya terlarang.
Pekerjaan diplomatik hampir ditangguhkan.
Alexander Matsegora juga menambahkan bahwa itu dilakukan tanpa pertemuan, percakapan atau negosiasi dengan pejabat Korea Utara atau kedutaan besar lainnya.
Sementara kontak dengan pihak berwenang terbatas pada panggilan telepon atau catatan resmi dimasukkan ke kotak surat khusus.
Hanya sebuah negara unik seperti Korea Utara yang dapat mengambil keputusan untuk mengatasi 'masalah kepentingan nasional' dan mengimplementasikannya.
Dia menggambarkan tindakan itu sebagai tindakan 'luar biasa.'
"Dari segi materi, isolasi diri tentu saja sangat mahal bagi negara Korea," tambahnya.
Virus corona baru yang sekarang dikenal sebagai COVID-19 berasal dari kota Wuhan di Cina tengah dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia, menewaskan lebih dari 2.700 orang. Korea Selatan telah melihat lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir, mencapai lebih dari 1.100, menjadikannya penghitungan nasional terbesar di luar China.
Tetapi Pyongyang menegaskan bahwa Korea Utara merupakan satu-satunya tetangga China yang tidak memiliki tidak memiliki kasus corona satu pun.
Para pengamat meragukan hal itu, tetapi corong resmi Partai Buruh mendesak warga untuk menunjukkan 'kepatuhan mutlak' terhadap instruksi dari otoritas kesehatan dan negara.
"Kita harus ingat bahwa setiap momen kepuasan dapat mengakibatkan konsekuensi bencana yang tidak dapat diubah dan harus mempertahankan kondisi siaga tinggi," katanya.
Speaker juga telah berkeliling di seluruh negeri untuk mengajarkan warga Korea Utara tentang praktik kebersihan.
Para diplomat mengatakan tindakan karantina Korea Utara 'belum pernah terjadi sebelumnya'.
Awal pekan ini warga Korea Utara diperingatkan akan 'konsekuensi mengerikan' jika negara itu sampai menderita satu kasus virus corona.
"Duduk, makan bersama, dan berbicara satu sama lain dapat menjadi dasar penyebaran penyakit menular," kata juru bicara partai.
Tetapi tugas-tugas negara tampaknya tidak tunduk pada pembatasan seperti itu.
Buktinya, pada hari Rabu mereka membawa gambar-gambar sejumlah pejabat Majelis Rakyat Tertinggi saat mengunjungi tempat kelahiran Kim Jong Il, ayah dan pendahulu pemimpin saat ini Kim Jong Un, di Gunung Paektu. Mereka semua memakai masker.