Advertorial
Intisari-online.com - Virus corona mungkin adalah momok paling mengerikan di dunia saat ini.
Wabah ini telah menewaskan sekian banyak orang dan membuat dunia di ambang kepanikan massal akibat virus ini.
Ribuan orang yang terinfeksi virus corona ini berakhir meninggal dunia, meski banyak pula yang berhasil disembuhkan.
Namun, mereka yang berhasil sembuh kenyataannya masih rentan terinfeksi virus ini bahkan mereka juga masih bisa menularkan virus ini.
Hal ini membuktikan bagaimana ganasnya virus ini, tak hanya pasien yang sudah terinfeksi virus corona.
Lantas bagaimana dengan perawat dan dokter yang setiap hari bergelut dengan penyakit ini?
Tampaknya itu juga situasi yang buruk dan baru-baru ini berita kehilangan datang dari seorang dokter bernama Dr Liu Wenxiong yang meninggal baru-baru ini.
Menurut Daily Star pada Kamis (27/2/2020), dokter Liu Wenxiong adalah dokter yang mendedikasikan untuk melawan virus corona.
Dr Liu Wenxiong (50) meninggal setelah menderita serangan jantung pagi hari pada 13 Februari setelah melihat 3.181 pasien termasuk 670 mengalami demam.
Dia adalah satu di antara empat petugas medis garis depan di Rumah Sakit Sanfutan di kota Xiantao yang dikunci selama sebulan bersama 60 juta pasien virus corona di Provinsi Hubei, China Tengah.
Komite sentral China mengumumkan langkah untuk melindungi tenaga kesehatan selama COVID-19 mewabah termasuk pemberian kompensasi petugas melalui ansuransi kecelakaan kerja.
Namun, laporan oleh pemerintah kota menyebut kematian Dr Liu bukan karena pekerjaannya.
Putusan pada 20 Februari oleh Biro Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Kota Xiantai mengatakan, kasus ini tidak memenuhi syarat kematian akibat pekerjaan.
Karena tenaga medis itu tidak mati karena gejala yang berkaitan dengan virus corona.
Istri Dr Liu tidak bisa mengklaim ansuransi yang relevan terlepas dari pekerjaan suaminya yang berada di garis depan dalam melawan virus corona.
Karena catatan rumah sakit menyebut, pada bulan Januari Liu mengambul dua hari libur dan satu hari cuti tambahan pada 30 Januari.
Namun, dia secara teratur masih mengunjungi 100 pasien sehari, termasuk 180 pasien pada 21 Januari dengan total melebihi pasian gabungan yang dirawat ketiga rekannya.
Meski demikian, kasus ini bukan satu-satunya seorang dokter muda bernama Peng Yinhua meninggal pada 20 Februari, setelah seharusnya menikah tanggal 1 Februari.
Peng juga sama dengan Liu dia adalah petugas medis garis depan yang rela menunda pernikahannya demi merawat pasiennya. Namun justru berakhir tragis.
Kemudian, dokter bernama Liu Zhiming Direktur Rumah Sakit di Wuhan juga meninggal pada 18 Februari.
Dia meninggal setelah terinfeksi virus corona, dan menjadi petugas garis depan dalam melawan virus corona.
Fenomena ini menunjukkan betapa ganasnya virus corona, baik petugas medis dan pasien semua menjadi korban keganasan virus ini, semoga wabah ini segera berakhir.