Find Us On Social Media :

2.400 Monyet Telah Diinfeksi Virus Corona, WHO sebut Mereka Bisa Saja Menunjukkan Gejala Batuk, Sesak Napas, Demam, dan Kegagalan Organ

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 24 Februari 2020 | 09:52 WIB

 

Intisari-Online.com - Dalam upaya banyak pihak yang sedang mencari solusi bagi 'epidemi' Wuhan, ribuan monyet telah diinfeksikan virus corona.

Dilansir dari Ladbible, Senin (24/2/2020), menurut laporan, lebih dari 2.400 monyet rhesus telah terkena virus corona sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan strain khusus ini dapat menyebabkan batuk, sesak napas, demam dan, dalam beberapa kasus, kegagalan organ.

Para ilmuwan di Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) menemukan bahwa vaksin eksperimental yang mereka kembangkan, yang disebut remdesivir, terbukti efektif dalam mengobati hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: Seolah Tidak Terendus Sama Sekali, Ada Satu Wilayah Indonesia Ini Diduga Sudah Terpapar Virus Corona, Negara Tetangga Indonsia Ini Sudah Mulai Cemas

Temuan, yang diterbitkan dalam Drug Target Review, menunjukkan bahwa tiga kelompok monyet telah terinfeksi penyakit ini.

Satu kelompok di Montana, AS, diberikan vaksin 24 jam sebelum terinfeksi MERS-CoV, sementara yang lain menerimanya 12 jam setelah infeksi, dan yang ketiga tidak diberi vaksin sama sekali.

Mereka semua kemudian diamati selama enam hari.

Baca Juga: Dianggap Pekerjaan Tak Menjanjikan, Pria Ini Justru Jadi Pembantu Rumah Tangga Bergaji Fantastis Hingga Rp36 Juta, Padahal Hanya Lakukan Pekerjaan Sepele Ini

Hasilnya kemudian diketahui bahwa mereka yang dirawat sebelum terkena indeksi, tidak menunjukkan gejala.

Namun, monyet-monyet yang dirawat setelah infeksi terbukti menderita lebih sedikit kerusakan pada paru-paru mereka.

Sementara itu mereka yang tidak diberi vaksin atau tidak menerima pengobatan tidak diketahui.

Peneliti berharap bahwa eksperimen ini dapat membantu dalam perang melawan COVID-19, yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang dan menginfeksi sekitar 75.000 di seluruh dunia.

Baca Juga: 'Kalau Mati di Tangan Tuhan', Beginilah Tanggapan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman Saat Sempat Diperingatkan Warga untuk Tak Susur Sungai

Awal bulan ini, diumumkan bahwa dokter kepala sebuah rumah sakit di Wuhan telah meninggal setelah tertular virus corona-Covid-19, seperti dilansir media China.

Dr Liu Zhiming adalah direktur Rumah Sakit Wuchang di kota yang dianggap sebagai pusat penyakit.

Kematiannya dikonfirmasi oleh People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China.

Baca Juga: Selama 25 Tahun Bungkam Soal 'Misi Rahasianya' di Timor Leste, Sniper Terbaik Dunia Asal Indonesia Ini Bocorkan Rahasia Besarnya Sebelum Meninggal Dunia, 'Tidak Ada yang Tahu Kalau Saya Sniper'

Kabar itu juga diposting dalam official Twitter surat kabar tersebut dengan menulis:

""Liu Zhiming, direktur #Wuhan Wuchang Hospital, meninggal pada 17 Februari karena infeksi dengan # COVID19. Dia adalah direktur rumah sakit pertama yang meninggal karena #coronavirus. #RIP."

Dalam apa yang disebut Red Star News sebagai 'pengorbanan', Dr Liu meninggal dalam pertempuran melawan Covid-19, nama resmi virus corona baru.

Baca Juga: Viral Video Tik Tok dengan Latar Belakang Pasangan Berrhubungan Badan, Ini Alasan Tik Tok Viral di Indonesia

Outlet berita, yang berbasis di Chongqing, mengatakan bahwa berita itu dikonfirmasi oleh berbagai sumber.

Seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Wuchang Wuhan mengatakan kepada surat kabar itu bahwa dia sedih dengan kematian Dr Liu.

Dr Liu adalah salah satu dari sejumlah petugas medis yang menjadi korban penyakit ini.

Baca Juga: Tembok Rumah Berjamur? Cukup Semprotkan Campuran Ini Dijamin Segera Bersih!

Dokter lain yang bekerja di sebuah rumah sakit di Wuhan meninggal setelah tertular virus corona pada bulan Januari."

 Baca Juga: Tertangkap Basah Berhubungan Intim dengan 'Jok Motor' yang Didandani dengan Celana Dalam Wanita Hasil Curian, Pemuda Klaten Ini Dibekuk Warga, Orang Tuanya Pasrah Ungkap Hal Ini