Penulis
Intisari-online.com -Dilansir dari Kompas.com, Publik China menyikapi marah setelah sebuah video yang memperlihatkan perawat menangani korban virus corona dalam keadaan hamil dirilis.
Video yang dirilis media pemerintah CCTV itu awalnya bermaksud untuk menunjukkan Zhao Yu sebagai pahlawan karena tetap menjalankan tugasnya.
Namun, gambar itu oleh publik China disikapi sebagai "alat propaganda", seraya menyayangkan mengapa dia dibiarkan bekerja di lingkungan penuh kontaminasi itu.
Lebih dari 2.400 orang menjadi korban meninggal akibat virus corona di seantero China, dengan mayoritas kasus kematian berasal dari Wuhan.
Kemudian dari China sendiri, lebih dari 76.000 terinfeksi, di mana penyebaran virus dengan nama resmi Covid-19 itu juga menjangkiti 20-an negara.
Lebih dari 1.000 kasus dilaporkan, termasuk Italia yang mengumumkan dua korban meninggal dan 79 infeksi dalam rentang waktu 24 jam.
Pertunjukan "propaganda"
Dilansir dari BBC Sabtu (22/2/2020), CCTV merilis video itu pada pekan lalu, dan menunjukkan Zhao Yu yang bekerja di unit darurat rumah sakit militer Wuhan.
Baca Juga: Perselingkuhan Makin Marak, Dua Negara Ini Legalkan Istri Bunuh Suami yang Selingkuh Juga Sebaliknya
Dalam gambar ditunjukkan dia berlalu lalang mengenakan pakaian hazmat, di mana dia diketahui tengah hamil sembilan bulan.
Dalam tayangan, dia terlihat memeriksa seorang pasien yang segera dirujuk ke bagian demam.
Si pasien terdengar memintanya tak bekerja karena ia hamil.
Zhao sendiri juga mengakui bahwa keluarganya keberatan jika dia terus bertugas.
Namun, dia menegaskan ingin memainkan perannya dalam memerangi Covid-19.
Namun video yang awalnya ditujukan sebagai tayangan menyentuh, menunjukkan pengorbanan Zhao, malah disikapi dengan kemarahan oleh publik.
"Bisakah kami berhenti melihat propaganda ini? Siapa yang memutuskan video ini baik-baik saja? Wanita hamil tak seharusnya bertugas," ujar seorang warganet.
"Apa ini, apa semacam pertunjukan politik? Jangan kirim perempuan yang tengah mengandung untuk melakukan hal ini," kecam netizen lainnya.
"Aku malah berpikir bahwa di video ini, hanya menunjukkan bahwa perempuan harus terus bertugas tak peduli kesehatannya seperti apa. Memuakkan," keluh lainnya.
Ini bukan kali pertama upaya otoritas Negeri "Panda" merilis pesan bernada patriotik malah disambut kemarahan dan kecaman warganya.
Publik juga mengungkapkan kemarahannya ketika media pemerintah menayangkan momen tatkala sejumlah perawat perempuan digunduli kepalanya.
Video tersebut hendak menjelaskan bahwa wanita digunduli untuk mempermudah mereka mengenakan pakaian pelindung saat merawat pasien virus corona.
Namun, netizen mempertanyakan mengapa rambut mereka tidak dipendekkan saja, dan mengapa tak ada pria yang juga digunduli kepalanya.
Segera saja tagar #SeeingFemaleWorkers menjadi viral di Weibo, di mana publik juga menghendaki kalangan perempuan bebas memanjangkan rambut saat bertugas.
(Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Perawat Hamil Rawat Pasien Virus Corona Dirilis, Publik China Marah"