Penulis
Intisari-online.com -Sudah sering kita dengar dedikasi manusia untuk selamatkan sesamanya.
Kisah dokter asal China ini juga demikian.
Peng Yinhua bekerja di bagian pernapasan dan perawatan kritis Rumah Sakit Rakyat Pertama Distrik Jiangxia, "garis depan" dalam pencegahan melawan virus.
Dilansir dari Kompas.com Jumat (21/2/2020), dokter 29 tahun itu bekerja tanpa henti selama siang dan malam untuk mengobati pasien virus corona.
Baca Juga: Jika Tak Ada Halangan, AS Akan Tanda Tangani Kesepakatan dengan Taliban, Ini Kesepakatan Kedua Pihak
Ketika mendengar vahwa bahwa virus dengan nama resmi Covid-19 itu menyebar tak terkendali dan butuh bantuan spesialis, dia langsung mengajukan diri.
Padahal, dia sudah bersiap untuk menikah pada 1 Februari.
Teman-temannya berusaha mencegahnya dan fokus saja kepada hari bahagianya.
"Saya masih muda. Saya bisa bekerja selama berjam-jam," katanya saat itu.
Total, 74.685 seantero Negeri "Panda" meninggal karena Covid-19, dengan 2.236 korban meninggal setelah otoritas mengumumkan 118 kasus kematian baru.
Jumlah tersebut termasuk lebih dari 500 kasus infeksi yang ditemukan di penjara seantero China, membuat pemerintah melakukan revisi.
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, virus tersebut harus dianggap sebagai "musuh publik nomor satu".
"Jika kita tidak menghantamnya dengan keras menggunakan peluang yang diberikan, maka virus ini akan menjadi masalah besar," tegas Tedros.
Namun, Peng Yinhua dilaporkan positif terinfeksi pada 25 Januari.
Kondisinya memburuk saat dipindahkan ke Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan pada 30 Januari untuk mendapat perawatan darurat.
Diberitakan The Guardian, pihak rumah sakit mengumumkan bahwa sang dokter muda itu meninggal pada Kamis pukul 21.50 waktu setempat (20/2/2020).
Kematiannya terjadi China melaporkan adanya peningkatkan dari patogen yang diyakini berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan.
Beijing mengumumkan adanya 1.109 kasus penularan baru, jumlah yang naik hampir dua kali lipat dibandingkan 394 pada hari sebelumnya.
Pemerintah pusat China dikabarkan memberikan kompensasi sebesar 3.000 yuan, sekitar Rp 5,8 juta, bagi keluarga tim medis yang tertular.
Sementara jika dokter atau perawat itu meninggal setelah dirawat bakal mendapat "dana dukacita" 5.000 yuan, atau Rp 9,7 juta.
(Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tunda Menikah, Dokter 29 Tahun di Wuhan Meninggal karena Virus Corona"