Penulis
Intisari-Online.com - Di tengah mewabahnya virus corona, tampaknya tidak ada yang lebih berharga dari alat-alat kebersihan seperti masker, tisu dan lainnya.
Bahkan, saat ini sasaran perampok bukan emas atau ponsel, melainkan tisu toilet.
Perampok bersenjata mencuri tisu toilet senilai lebih dari HK$ 1.000 atau Rp 1,8 juta (kurs Rp 1.800) dari luar supermarket Hong Kong pada Senin pagi.
Melansir South China Morning Post, tiga pria bertopeng mencuri 600 tisu gulungan dalam sekitar 50 paket dari seorang pengantar di luar sebuah toko Wellcome di Mong Kok, sekitar pukul 6 pagi pada hari Senin.
Polisi mengatakan salah seorang dari mereka bersenjatakan pisau.
Dua orang telah ditangkap pada tengah hari pada hari Senin dan pihak kepolisian mengatakan mereka sedang memburu tersangka ketiga.
Insiden itu terjadi setelah berminggu-minggu terjadi pembelian karena panik di supermarket di seluruh kota setelah desas-desus online memicu kekhawatiran akan kekurangan barang-barang penting, yang disebabkan oleh wabah virus.
Pengacara Albert Luk Wai-hung percaya, gulungan tisu toilet bisa dianggap barang berharga mengingat masalah pasokan, sehingga menambahkan serius kasus ini.
"Apakah uang atau tisu toilet yang dirampok, itu bukan pertimbangan terpenting oleh pengadilan. Karena insiden ini kemungkinan sudah direncanakan sebelumnya dan ini merupakan perampokan geng bersenjata, ini semua adalah faktor yang memberatkan yang membuat kasus ini lebih serius dibandingkan dengan kasus-kasus perampokan lainnya," kata Luk kepada South China Morning Post.
Luk menambahkan bahwa perampokan memiliki hukuman penjara seumur hidup yang maksimal.
Melansir Bloomberg, ada seorang warga Amerika, Joel Werner, yang menjalankan hedge fund Solitude Capital Management di Hong Kong saat ini.
Pada 10 Februari, dia harus membeli 216 gulungan tisu toilet di Amazon.com Inc setelah keluarganya berusaha untuk menemukannya di supermarket Hong Kong selama berhari-hari, namun sia-sia.
Biaya pengirimannya saja mencapai US$ 200. Akan tetapi, dia pikir itu layak.
Dia menyimpan setengah dari tisu toilet itu dan berencana untuk memberikan sisanya kepada teman dan kolega.
"Ini (tisu toilet) menjadi hadiah yang terbaik daripada anggur sekarang," katanya kepada Bloomberg.
Alat-alat rumah tangga juga tengah naik daun dalam kehidupan sosial di Hong Kong.
Saat sekelompok teman berkumpul di sebuah restoran Hong Kong pada pekan ini, mereka diminta untuk membawa kontribusi seperti masker dan tisu toilet untuk undian berhadiah.
Penyebab kurangnya pasokan tisu toilet tidak jelas.
Akan tetapi, spekulasi muncul di media sosial tentang kemungkinan perebutan yang melibatkan rantai pasokan di China daratan.
Pemerintah Hong Kong menyayangkan adanya tindakan jahat menyebarkan desas-desus tidak jelas sehingga menyebabkan kekurangan produk seperti beras dan tisu toilet.
Ia menambahkan, langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona tidak akan mempengaruhi pergerakan barang melintasi perbatasan.
Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Curi tisu toilet Rp 1,8 juta, warga Hong Kong terancam penjara seumur hidup!"