Penulis
Intisari-Online.com - Nasib tragis dialami oleh seorang siswa berusia 21 tahun bernama Eloise Parry yang memiliki ketakutan parah terhadap kegemukan ini.
Setelah mengonsumsi pil pelangsing, gadis tersebut harus dirawat di rumah sakit kemudian meninggal dunia.
Melansir dari Thesun.co.uk (12/2/2020), Terungkap di sebuah pengadilan jika pada tanggal 10 Maret 2015, Eloise dirawat di rumah sakit Wrexham setelah pingsan.
Sebelumnya, wanita muda ini mengirim pesan kepada seorang teman tentang apa yang dialaminya.
"Saya mengalami ereksi. A dan E. DNP overdosis. Merasa sangat bodoh.
Saya tahu saya tidak bisa mengendalikan gangguan makan saya dengan cukup baik untuk mengambilnya dengan aman, saya tahu itu," tulisnya.
"Tidak masalah seberapa kurus saya jika saya mati," tambahnya.
Pengadilan juga diberi tahu bahwa tiga hari kemudian wanita berusia 21 tahun itu mengirim pesan yang mengatakan dia tidak mau mati.
"Saya tidak ingin mati, saya tidak pernah bermaksud melukai diri saya sendiri, saya hanya merasa sangat putus asa," tulisnya.
Gadis itu pun mengungkapkan tentang betapa dirinya telah berusaha untuk menerima dan baik-baik saja dengan tubuhnya.
"Aku sudah berusaha sangat keras untuk baik-baik saja dengan tubuhku dan diriku sendiri sehingga aku menekan semua perasaan negatif itu daripada berurusan dengan mereka," katanya.
Baca Juga: Pakai Narkoba Selama 6 Bulan, Lucinta Luna Ditangkap Polisi, Ini 4 Jenis Narkoba yang Dia Gunakan
Namun, pada akhirnya gadis ini tetap membeli delapan kapsul pil pelangsing.
Siapa sangka jika pil pelangsing yang diminumnya mengandung bahan kimia berbahaya.
Disebut jika pil pelangsing yang dikonsumsi oleh Eloise mengandung bahan kimia berbahaya yang digunakan untuk membuat bom perang dunia satu.
Pil pelangsing 'Russian Roulette', yang membuat Eloise menderita 'kematian paling menyedihkan'.
Atas kematian Eloise dan korban-korban lain, seorang pria bernama Bernard Rebelo (32), dari Gosport di Hampshire, sedang diadili.
Dia dituduh membeli bubuk dari sebuah pabrik kimia di China, dan menjualnya sebagai tablet kepada orang-orang di seluruh dunia, termasuk Eloise.
Bubuk kuning (DNP) sering diiklankan sebagai produk pelangsing tetapi efek samping yang diketahui termasuk kegagalan organ multipel, koma, dan henti jantung.
Selama Perang Dunia Pertama telah digunakan sebagai bahan dasar untuk produk amunisi.
Jaksa Penuntut Richard Barraclough, QC, mengatakan kepada juri bahwa forum online membandingkan konsumsi bahan kimia dengan "Russian Roulette," mengatakan:
"Jika Anda mengambilnya, Anda mungkin hidup, atau Anda mungkin mati,".
Korban, Eloise, dari Shrewsbury di Shropshire, telah didiagnosis dengan gangguan makan, bulimia.
Ia menjadi tidak kecanduan secara psikologis dan bergantung pada bahan kimia setelah dia mulai memakainya pada Februari 2015, kata pengadilan.
Old Bailey mendengar bahwa DNP sangat berbahaya bagi mereka yang menderita kelainan makan karena tingkat toksisitasnya relatif terhadap berat badan seseorang.
Siswa itu digambarkan memiliki 'rasa takut yang tidak wajar tentang kegemukan' dan 'tidak bisa mengendalikan diri ketika mulai mengonsumsi DNP.
Penuntut pengatakan sejak 2013 tersangka membeli DNP dari sebuah pabrik kimia di Tiongkok, dan menjualnya di situs webnya drpharmaceuticals.com dan bionicpharmaceuticals.com. Dua situs tersebut kini telah diblokir.
Dari pengadilan, diketahui Rebelo menjalankan bisnisnya dari sebuah flat di Harrow di London utara.
Penuntut berpendapat bahwa Rebelo tahu bahaya zat yang digunakannya, karena seorang teman Rebelo yang menggunakan DNP pernah mengungkapkan apa yang dialaminya melalui sms kepada pria itu.
Yaitu tentang efek buruk yang dirasakan oleh teman Rebelo.
Bahkan terungkap di pengadilan jika Rebelo tahu bahwa sejumlah pihak berwenang dan organisasi telah memberi peringatan terhadap bahaya mengonsumsi bahan kimia tersebut.
Namun Rebelo menyangkal dirinya melakukan pembunuhan.
Ia pun mengajukan banding dan persidangan akan berlanjut.