Advertorial
Intisari-Online.com - Banyak yang belum diketahui dari virus corona.
Virus mematikan ini masih terus diselidiki melalui berbagai penelitian.
Seperti hasil penelitian yang diungkapkan beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa virus corona terdeteksi pada kotoran dari kasus pertama di Amerika Serikat.
Melansir Kompas.com yang mengutip Bloomberg, penemuan tesebut tidak mengejutkan para ilmuwan yang telah mempelajari virus corona ataupun para dokter yang telah akrab dengan penyakit yang menyebabkan SARS ini.
Penelitian lain melaporkan bahwa jejak virus corona ditemukan di benda-benda yang banyak terdapat di rumah-rumah. Seperti gagang pintu , ponsel, hingga lampu.
"Dalam penyelidikan kami baru-baru ini, kami menemukan virus Corona baru pada gagang pintu (di rumah pasien).
"Ini mengingatkan saya bawa kita harus melakukan langkah terbaik dalam menjaga kebersihan di rumah," kata Wakil Kepala Pusat Pencegahan Penyakit Menular Guangzhou, Zhang Zhoubin, dikutip dari South China Morning Post (3/2/2020)
Lalu, apakah paket dari China aman untuk kita terima?
Melansir Asiaone (10/2/2020) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memposting di situs webnya bahwa tidak ada bukti untuk mendukung transmisi virus corona baru (2019-nCoV) yang terkait dengan barang impor.
Sejauh ini tidak ada kasus seperti itu di Amerika Serikat.
Menurut mereka ada kemungkinan risiko penyebaran dari produk atau kemasan sangat rendah.
"Ada kemungkinan risiko penyebaran yang sangat rendah dari produk atau kemasan yang dikirim selama beberapa hari atau minggu pada suhu sekitar," katanya dalam FAQ-nya (pertanyaan yang sering diajukan).
Coronavirus umumnya dianggap paling sering menyebar melalui tetesan pernapasan, tambahnya.
Namun, lembaga kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa masih banyak yang tidak diketahui tentang coronavirus yang baru muncul dan bagaimana penyebarannya.
Artinya belum ada yang pasti tentang hal tersebut.
Dikatakan bahwa informasi dari dua coronavirus sebelumnya, yaitu SARS (Sindrom pernafasan akut yang parah) dan MERS (Sindrom pernafasan Timur Tengah), digunakan sebagai pedoman.
Meskipun tidak diketahui pasti apakah virus baru akan berperilaku dengan cara yang sama dengan kedua virus tersebut.
2019-nCoV secara genetik lebih terkait dengan SARS daripada MERS, tetapi keduanya betacoronavirus dengan asal-usulnya pada kelelawar, katanya.
Sementara itu, platform E-commerce Shopee memposting di Twitter bahwa ia mendesinfeksi gudang transitnya di China setiap hari dan memantau kesehatan karyawannya.
Ia juga mengatakan bahwa semua paket dari China secara seragam didesinfeksi oleh maskapai dan hanya dirilis setelah pemeriksaan pabean dan karantina.
Selain Shopee, E-commerce Lazada juga memberikan pernyataan.
Mereka mengatakan bahwa tidak ada indikasi risiko tertular virus corona Wuhan dari parsel atau isinya.
Ia mengklaim bahwa staf logistiknya sedang menjalani pemeriksaan suhu harian dan melalui proses sanitasi yang ketat sebelum menangani paket.
"Kami memperhatikan keselamatan staf dan konsumen kami dengan sangat serius dan memantau situasi, untuk memastikan bahwa Lazada adalah platform yang aman untuk semua," katanya.
Terkait apakah kiriman paket dari China aman diterima atau tidak, hal-hal di atas bisa menjadi pertimbangan Anda.