Find Us On Social Media :

Walau Sudah Operasi Payudara dan Suntik Hormon, Tapi Millen Cyrus Ogah Lakukan Operasi Ganti Kelamin, Ternyata Ini yang Terjadi Saat Operasi Ganti Kelamin

By Mentari DP, Kamis, 6 Februari 2020 | 12:20 WIB

Millen Cyrus.

Intisari-Online.com - Nama Millen Cyrus sempat menjadi perbincangan hangat di Indonesia.

Namun nama Millen Cyrus terkenal bukan sebagai keponakan dari penyanyi cantik Ashanty, melainkan perubahan pada dirinya.

Diketahui, Millen yang terlahir sebagai pria tulen dan memiliki nama asli Muhammad Millendaru Prakasa Samudro.

Hanya saja, kini Millen berpenampilan layaknya wanita di muka umum.

Baca Juga: Kasus Anak di Bawah Umur Bawa Motor, Apakah Orangtuanya Juga Bisa Dipidanakan?

Bahkan karena hal ini, sempat tersiar kabar jika Ashanty dan Millen Cyrus berseteru.

Meski begitu, Millen tetap nekat melakukan operasi payudara di Thailand atas izin ibunya.

Tak cukup sampai disitu, Millen juga mengaku melakukan suntik hormon.

"Aku kan udah transisi jadi cewek kan, jadi aku kalau gak terapi hormon ya bisa bakal kena kanker, apalah gitu," ucap Millen.

Itulah sebabnya, Millen melakukan suntik hormon tersebut untuk menyeimbangkan tubuhnya.

Hanya saja, walau sudah melakukan operasi payudara, suntik hormon, hingga berdandan seperti wanita, namun Millen mengaku ogah untuk mengganti kelamin.

Hal tersebut dia sampaikan dalam tayangan kanal YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah pada Selasa (4/2/2020).

Millen memang mengaku sudah nyaman dengan tubuh wanita yang kini dimilikinya.

Menurutnya, kalau dia sudah melakukan operasi ganti kelamin, maka mentalnya pun akan berubah.

Baca Juga: Dana yang Dipakai Capai Rp847 Triliun, Virus Corona Jadi Wabah Virus Paling Mahal di Dunia

Operasi ganti kelamin

Di zaman sekarang, operasi ganti kelamin sudah umum dilakukan. 

Operasi yang satu ini memanglah sebuah prosedur medis untuk mengubah organ genitalia dari satu gender ke gender lainnya.

Ada banyak alasan mengapa seseorang mau melakukan operasi ganti kelamin.

Tapi menurut dokter, ada dua yang menjadi alasan utamanya.

Pertama, untuk bayi baru lahir yang didiagnosis memiliki penis dan vagina alias interseksual.

Atau dikenal juga sebagai kelamin ganda. Ini merupakan sebuah kondisi cacat lahir yang dapat mempengaruhi tubuh kembangnya.

Oleh karenanya, dokter harus sesegera mungkin memilih salah satu jenis kelaminnya.

Kedua, operasi yang bertujuan untuk mengubah penampilan fisik dan fungsi seksual seseorang.

Ini biasa dilakukan pada seseorang yang lebih dewasa.

Anda bisa memulai tahapan operasi ganti kelamin, namun Anda harus melakukan konsultasi dengan dokter.

Selain itu, mereka juga akan memeriksa kesehatan mental Anda dan melakukan psikoterapi.

Prosedur operasi dari pria ke wanita

Operasi ganti kelamin dari pria ke wanita melibatkan prosedur pengangkatan penis dan testis, dan pemotongan uretra menjadi lebih pendek.

Sebagian sisa kulit akan digunakan untuk cangkok jaringan pendukung vagina dan membentuk vagina utuh yang fungsional.

Wanita transgender umumnya akan tetap mempertahankan prostat mereka.

Baca Juga: Kasus Anak di Bawah Umur Bawa Motor, Apakah Orangtuanya Juga Bisa Dipidanakan?

Prosedur operasi dari wanita ke pria

Sementara operasi ganti kelamin dari wanita ke pria terbagi menjadi tiga tahap.

Pertama, akan dilakukan mastektomi subkutan. Kemudian, rahim dan indung telur akan diangkat, dalam dua prosedur terpisah.

Prosedur terakhir melibatkan transformasi genital, scrotoplasty, dan pembuatan penis menggunakan jaringan dari klitoris atau vulva atau jaringan tubuh lainnya yang memungkinkan sensasi seksual.

Efek samping

Sama seperti prosedur operasi medis lainnya, operasi ganti kelamin juga punya efek samping.

Misalnya risiko infeksi, pendarahan, hingga kerusakan di kemudian hari.

Apalagi, operasi ganti kelamin adalah hal yang permanen dan tidak bisa diubah kembali.

Jadi, sekali seseorang memutuskan untuk pindah jenis kelamin, maka dia tidak akan bisa kembali ke jenis kelamin lamanya.

Terakhir, adalah masalah sosial.

Ketika seseorang melakukan operasi ganti kelamin, masyarakat lain akan membutuhkan waktu untuk menerim jenis kelaminnya yang baru.

Dan hal tersebut bisa memengaruhi kualitas hidup baru orang tersebut.

 

 

Orang-orang transgender yang telah memiliki identitas baru sering kehilangan pasangan, keluarga, teman, bahkan pekerjaan.

Bahkan mereka  mungkin bisa merasa kesulitan untuk memulai hidup baru.

Baca Juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Kita Makan 1 Buah Apel Setiap Hari