Find Us On Social Media :

Kisah 20 ABK Asal Indonesia yang Tak Tahu Sedang Bekerja di Kapal Buronan Kelas Kakap

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 8 April 2018 | 09:30 WIB

Intisari-Online.com - Malang betul nasib 20 anak buah kapal (ABK) kapal ikan berbendara Togo ini.

Mereka mengaku tidak tahu selama ini bekerja di sebuah kapal ikan yang sedang diburu Interpol.

Para ABK itu berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah dan telah 10 bulan menjadi ABK di kapal yang ditangkap TNI AL Lanal Sabang di perairan laut Aceh, Sabtu(7/4) kemarin.

Kru kapal itu semuanya 30 orang. Sebanyak 10 orang lainnya merupakan warga Australia (2 orang) dan Rusia (8 orang).

(Baca juga: Meski Dikenal Kejam dan Konon Lebih Pilih Mati di Lautan, Para Bajak Laut Ternyata Memilki Makam yang Indah)

“Kami sudah 10 bulan bekerja di kapal itu melalui agen resmi di Indonesia, kontraknya ada yang setahun ada yang dua tahun,” kata Santoso, salah seorang ABK kepada wartawan, Sabtu kemarin.

Santoso mengatakan, selama 10 bulan menjadi ABK Kapal STS-50 Sea Breeze Andrey Dolgov STD No 2 itu, mereka memburu ikan di perairan laut Vetnam, Filipina, China, Korea, Jepang, Rusia, China, Monzabik, Singapura, dan Malaysia.

“Selama ini menangkap ikan di wilayah perairan Antartik. Kemarin ikannya dijual ke China, sempat juga dibawa ke Vetnam, tapi tidak bisa. Kami main di peairan saja tidak pernah bersandar” kata dia.

Masih kata Santoso, 20 ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal itu digaji dalam mata uang dolar AS.

Setelah dua bulan pertama bekerja, gaji mereka langsung ditranfer ke rekening keluarga mereka yang berada di Indonesia.

“Saya 10 bulan bekerja, sudah digaji 8 kali, karena 2 bulan gaji kami ditahan sebagai jaminan oleh agen,” katannya.

(Baca juga: Takajiro Onishi, Samurai Pencetak Pilot Kamikaze yang Tunjukkan Solidaritasnya Lewat Harakiri di Depan Anak Buahnya)

Sebelum ditangkap tim WFQR Lantamal I dengan menggunkan KAL Simeulue Lanal Sabang di perairan laut Aceh, kapal ikan itu menggunakan bendera Ponte.