Find Us On Social Media :

Ada di Keypad HP dan Sering Kita Gunakan, 5 Emoji ini Ternyata Simpan Kontroversi di Baliknya!

By Masrurroh Ummu Kulsum, Sabtu, 7 April 2018 | 07:30 WIB

Intisari-Online.com - Pada 1990-an, emoji diciptakan oleh Shigetaka Kurita di Jepang.

Namanya berasal dari kata Jepang e ("gambar") dan moji ("karakter"). Jadi “emoji” berarti “karakter gambar.” 

Emoji itu hampir tidak dikenal di luar Jepang sampai Apple menambahkannya ke iPhone pertama pada tahun 2007. 

Emoji baru dirilis setiap tahun, dan kreasinya diawasi oleh Unicode Consortium untuk memastikan mereka serupa di semua perangkat. 

BACA JUGA: 

Tidak mengherankan jika ada kontroversi di beberapa emoji, contohnya 5 emoji yang akrab dengan kita berikut.

1. Emoji wajah kuning apple

Apple menuai kontroversi setelah merilis Mac OS X Yosemite.Ini karena emoji wajah kuning pada sistem operasi baru. 

Sebelum ini, Apple memungkinkan pengguna untuk memilih antara warna kulit yang berbeda untuk emoji manusianya. 

Warna kuning tersebut dinilai diperuntukkan untuk orang Asia campuran.

Beberapa pengguna mendukung emoji wajah kuning karena orang Asia sekarang dapat menggunakannya menggantikan emoji wajah putih.

Yang lain mengeluh emoji kuning terlalu kuning untuk orang Asia dan tidak ada rasial. 

Seseorang di Weibo bahkan menyebutkan warna itu membuat wajah terlihat seperti mereka menderita sakit kuning.

2. Emoji terung

BACA JUGA:

Emoji terung seharusnya mewakili sayuran yang tidak berdosa, tetapi ini justru digunakan sebagai pengganti organ intim laki-laki.

Emoji ini mengambil peran barunya segera setelah dirilis pada tahun 2010. 

Bahkan, kata "terung" telah menjadi sinonim untuk "penis."

Durex menggunakan emoji ini untuk mengiklankan kondomnya, dan satu perusahaan telah menciptakan vibrator yang terlihat seperti emoji terung.

Emoji menjadi pusat kontroversi pada tahun 2015 setelah dilarang di Instagram dengan hashtag seperti #eggplant dan #EggplantFriday. 

Instagram melarang hashtag tersebut karena melanggar kebijakannya terhadap ketelanjangan dan konten seksual. 

3. Emoji poop mengernyit

Kita telah terbiasa dengan emoji kotoran yang tersenyum, tapi tidak dengan emoji poop yang mengernyit.

Ide poop mengernyit tersebut dibuang setelah sebuah kontroversi. 

BACA JUGA: 

Emoji poop yang mengernyit itu diusulkan pada Agustus 2017, 10 tahun setelah penciptaan pasangannya yang tersenyum. 

Konsorsium Unicode menanyakan anggotanya apa yang mereka pikirkan tentang emoji yang diusulkan, dan beberapa menganggapnya tidak keren.

Mereka percaya penciptaan emoji poop yang mengernyit akan mengarah pada penciptaan lebih banyak emoji kotoran. 

Namun, jika sudah disetujui emoji ini akan dirilis dengan sekelompok emoji lain pada tahun ini.

4. Emoji perasaan gendut di Facebook

Facebook memasukkan emoji "merasa gemuk" sebagai bagian dari beberapa emoji yang dirilis pada tahun 2015.

Ini secara spontan menarik kemarahan beberapa pengguna yang memprotes bahwa gemuk bukanlah perasaan.

Kampanye "gendut bukanlah perasaan" dipelopori oleh Endangered Bodies, sebuah kelompok feminis yang dipimpin oleh Catherine Weingarten.

Dia membuat petisi di Change.org dan mengumpulkan lebih dari 15.000 tanda tangan.

BACA JUGA: 

Kelompok ini menyatakan emoji, wajah kuning dengan dagu ganda,  mempermalukan dan mengolok-olok orang gemuk.

Facebook awalnya menolak untuk mengganti emoji ini tetapi kemudian menyerah. Facebook mengganti dengan kata-kata "perasaan kenyang."

5. Emoji LGBT

Emoji LGBT telah mendapat kecaman di negara-negara di mana homoseksualitas dan pernikahan sesama jenis adalah ilegal.

Bahkan, Apple pernah diselidiki di Rusia karena kecurigaan mempromosikan propaganda gay. 

Emoji LGBT mereka bertentangan dengan undang-undang Rusia, yang melarang penggunaan tanda dan gambar LGBT.

Emoji LGBT juga mendapat kecaman di Indonesia.

Pemerintah memerintahkan semua aplikasi pesan instan yang beroperasi untuk menghapus semua emoji yang mirip-jenis kelamin pada aplikasinya. 

BACA JUGA: