Find Us On Social Media :

Kita Enggak Tahu Siapa yang akan Membantu ketika Kita Membutuhkan

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 30 Maret 2018 | 22:00 WIB

Ia tidak diberi makanan untuk makan dan tidak diizinkan untuk pergi keluar oleh orang kaya itu karena diduga anak itu telah mencuri kalung istrinya.

Kemudian setelah sepuluh hari penyiksaan, ketika mereka menemukan kalung, mereka mengeluarkan anak laki-laki itu dari rumah mereka. Bukan anak itu yang mencuri kalungnya, tetapi istri orang kaya itu lupa menaruhnya.

Meskipun kesalahan ada pada wanita kaya itu, tetapi anak itu diusir dari rumah tempatnya bekerja dengan ikhlas selama bertahun-tahun.

Pengemis itu mendengarkan cerita dengan sabar. Anak laki-laki itu menangis, karena ia masih tidak bisa mengerti mengapa ia diusir. Pengemis itu terlalu dewasa untuk secara emosional mengerti anak laki-laki itu. Baginya, sudah umum melihat hal seperti itu.

Ia menyarankan pada anak itu untuk tidak khawatir dan ia berjanji untuk membantu anak itu keesokan harinya.

Hari berikutnya pengemis itu membawa anak laki-laki itu dan memberinya makan hingga kenyang.

Setelah menyelesaikan sarapan, mereka berangkat ke tempat baru untuk mencari pengalaman baru. Lalu, anak laki-laki itu menemukan sebuah rumah baru untuk ia layani, dan pengemis itu tetap berada di daerah dekat anak laki-laki itu untuk menjaganya.

Hidup adalah perjalanan panjang. Kita tidak tahu siapa yang akan membantu kita ketika kita membutuhkan.

Maka, memperlakukan semua orang dengan baik adalah tabungan penting untuk masa depan.