Find Us On Social Media :

Kita Enggak Tahu Siapa yang akan Membantu ketika Kita Membutuhkan

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 30 Maret 2018 | 22:00 WIB

Intisari-Online.com – Ada seorang anak yang bekerja menjadi pelayan untuk keluarga kaya. Keluarga itu memberinya tempat tinggal, makanan, dan uang sehari-hari untuk membeli teh atau makanan ringan.

Anak laki-laki ini setelah menyelesaikan tugasnya di pagi hari selalu pergi ke warung teh di dekatnya dan menghabiskan beberapa waktu untuk minum teh, makanan ringan, dan berbicara dengan pelanggan.

Suatu hari, setelah ia keluar dari warung teh, seperti biasa, ada seorang pengemis yang baru tiba dan tinggal dekat warung teh itu.

Anak laki-laki itu mungkin merasa simpati, ia membeli teh dan beberapa makanan ringan untuk pengemis itu, lalu duduk dekatnya dan berbicara.

Ketika meninggalkan pengemis itu, anak laki-laki itu memberikan uang sedikit yang tersisa padanya.

Ini hampir menjadi rutinitas pagi anak laki-laki itu. Namun, pendapatan pengemis itu mulai berkurang karena orang-orang sekarang sudah terbiasa dengannya.

Ia tidak ingin pindah ke tempat lain untuk pendapatan yang lebih baik karena pengemis itu merasa sudah lengket dengan anak pelayan itu.

Kadang-kadang, pendapatan pengemis itu sepanjang hari hanya dari pemberian anak laki-laki itu.

Suatu hari anak itu tidak muncul seperti biasa. Pengemis itu menjadi khawatir, tapi ia berpikir mungkin anak itu sedang menyelesaikan pekerjaan.

Hari berikutnya anak itu tidak terlihat lagi. Demikian hingga sepuluh hari. Kini pengemis itu menyimpulkan bahwa anak laki-laki itu mungkin pergi ke tempat asalnya atau menemukan pekerjaan baru.

Tapi, pengemis itu lebih khawatir karena anak itu tidak memberitahukan kepadanya tentang ini.

Akhirnya pengemis itu memutuskan untuk pindah ke tempat yang lebih baik keesokan harinya. Malam itu, pengemis itu susah tidur.

Ketika ia terbangun, ia melihat anak itu duduk dekat dengannya dan menangis. Anak laki-laki itu tampak lelah. Ia dikurung di dalam rumah tempatnya bekerja sebagai pelayan.