Biasa Dilindas Tank, Begitulah Waffen SS si Mesin Perang Adolf Hitler dalam Latihan Tempurnya

Moh Habib Asyhad

Penulis

Untuk menempa mereka benar-benar menjadi militer sepenuhnya, bahkan melebihi tentara reguler Wehrmacht, maka dari mula latihannya dibuat realistis, selalu memakai peluru tajam.

Intisari-Online.com -Demi mendukung ambisi Adolf Hitler untuk menjadi orang paling berkuasa di Jerman, pasukan SS yang semula merupakan pengawal pribadi Sang Fuhrer makin dimiliterkan.

Istilah-istilah yang semula berlaku di lingkungan SS seperti Schar, Sturm, Sturmbann dan sebagainya, diubahnya dengan istilah seperti pada tentara reguler yang kini dinamakan Wehrmacht (AD Jerman), misalnya Zug (peleton), Kompanie (Kompi), Bataillon (Batalion) dan seterusnya.

Dengan demikian ambisi meningkatkan SS sebagai pasukan tempur pun semakin terbuka.

Pasukan inilah yang dinamakan SS bersenjata atau Waffen-SS, setelah sebelumnya dikenal dengan sebutan SS Verfugungstruppe (SS-VT).

Semua anggota Waffen SS harus memulai kariernya dari dasar dan digembleng sebagai prajurit biasa yang tangguh. Secara fisik latihan buat mereka sangat berat.

(Baca juga:Pasukan SS Nazi yang Dikenal sebagai Para Jago Tempur nan Brutal Ternyata Dibentuk Hitler Bersama Sopir Pribadinya)

Sebagai persyaratan dasar, setiap rekrutan baru harus mampu berjalan sejauh tiga kilometer dalam 20 menit dengan berseragam lapangan, bertopi baja, membawa senjata serta perlengkapan lainnya yang berat.

Tetapi pada umumnya para calon anggota SS pernah mencicipi latihan dasar kemiliteran sewaktu mereka bergabung dengan Pemuda Hitler atau Hitler Jugend.

Untuk menempa mereka benar-benar menjadi militer sepenuhnya, bahkan melebihi tentara reguler Wehrmacht, maka dari mula latihannya dibuat realistis, selalu memakai peluru tajam.

Bukan hanya senjata ringan, juga artileri. Tekanan juga diberikan untuk kemampuan bertempur jarak dekat, satu lawan satu, menggunakan pisau, pistol, pistol mesin, dan bertempur di parit pertahanan.

Sebagai akibatnya, terkadang dalam latihan jatuh korban.

Sehingga pihak Wehrmacht yang dalam teori memayungi semua unsur bersenjata, keberatan dan protes.

Tetapi Himmler dan pemimpin SS lainnya tak peduli. Ia hanya manyatakan ikut prihatin dan menyesalkan jatuhnya korban.

Namun selanjutnya ia menegaskan bahwa “Setiap tetesan darah pada masa damai, akan mengurangi mengalirnya darah dalam pertempuran.”

Kerasnya latihan Waffen SS tercermin dari cara-cara keras yang dilakukan. Seperti peserta mendadak diperintahkan menggali lubang perlindungan secepat-cepatnya karena akan ada serangan tank.

Tak berapa lama tank-tank muncul menuju parit perlindungan yang baru saja digali dan menggilas lubang-lubang tersebut.'

(Baca juga:Operasi Barbarossa, Blunder Fatal Hitler yang Mati-matian Wujudkan Impiannya Taklukan Uni Soviet)

Apabila lubangnya cukup dalam tergali, maka prajurit yang berlindung di dalamnya pasti selamat.

Tetapi manakala pas-pasan, maka kemungkinan yang membahayakan dapat terjadi.

Apalagi bila prajuritnya ketakutan dan panik serta berusaha lompat dari lubang nya, maka ia malah akan tergilas tank.

Realisme dalam latihan SS ini selain untuk menempa para prajuritnya, juga sengaja dirancang untuk membuat sang pemimpin, Adolf Hitler benar-benar terkesan.

Pada awal musim panas 1939, Hitler didampingi Himmler dan para petinggi militer Jerman lainnya menyaksikan latihan perang oleh pasukan Waffen SS.

Pasukan resimen Deutschland bermanuver menyerbu daerah pertahanan musuh. Latihan ini menggunakan peluru tajam dan didukung tembakan meriam.

Menurut saksi mata Hitler ternganga takjub melihat latihan yang realistis tersebut. “Hanya dengan prajurit semacam itulah semua hal mungkin dicapai,” komentarnya.

Selanjutnya Hitler menginstuksikan Wehrmacht agar SS diberi perlengkapan militer dan persenjataan yang mereka perlukan.

Sebelumnya pimpinan Wehrmacht menyatakan seluruh personel Waffen-SS yang berada di bawah kendali AD, dianggap sebagai bagian penuh dari AD.

Personel Waffen SS juga memiliki hak dan kewajiban yang sama serupa dengan para prajurit serta perwira Wehrmacht.

Tentara reguler pun akan berlatih bersama SS dalam upaya militerisasi dan asimilasi SS sebagai bagian angkatan perang Jerman.

Waffen SS dan Wehrmacht kemudian menjadi mesin perang Hitler yang sangat mematikan dan sekaligus dalang bagi malapetaka peperangan yang berkobar di Eropa (1939-1945).

(Baca juga:Inilah Sesi yang Paling Ditunggu-Tunggu Prajurit TNI Saat Sedang Latihan Tempur)

Artikel Terkait